Hanbin hanya melirik Zhang Hao yang sudah duduk manis di lantai sambil meringis kesakitan dan memegangi pantatnya.
"Aish~" keluhnya. Ia mengelus-elus pantatnya yang baru saja menghantam lantai. "Kau serius? Kita akan menikah dalam waktu kurang dari dua minggu?"
"Hn."
"Secepat itu?"
"Hn."
"Bagaimana persiapannya? Gerejanya? Cincinnya? Tuxedo-nya? Tamu undangannya? Dan siapa yang akan memakai gaun?"
Hanbin memutar bola matanya. Ia sangat tidak menyukai pertanyaan beruntun seperti itu. "Itu semua bisa diatur. Dan takkan ada yang memakai gaun. Itu sangat konyol. Sekarang keluar dari kabinku. Aku butuh istirahat."
Zhang Hao bangkit berdiri sambil mencibir. "Ternyata benar kata Doha, kau menyebalkan." katanya sebelum membanting pintu menutup.
Hanbin menghela napas dan kembali menenggelamkan dirinya dalam rangkaian not balok yang sedang dibacanya.
***
Malam itu, setelah makan malam, Hanbin menemui Miss Wendy yang bertugas mengatur semua administrasi charity concert untuk mengecek jadwal.
"Miss Wendy." panggil Hanbin, menghampiri Miss Wendy yang sedang duduk di lobi depan Star Cruiser.
"Ya?" tanggapnya, mendongak dari sekumpulan arsip yang sedang ditekuninya.
"Berapa lama charity concert di Swedia?" tanya Hanbin langsung pada intinya.
"Satu minggu," jawab Miss Wendy. "Tapi untuk divisi musik hanya berlangsung tiga hari, dan giliran kelompokmu hanya di hari pertama."
Hanbin mengangguk paham. "Miss, bisa saya minta tolong?"
Miss Wendy menatap Hanbin dengan senyum penuh tanya.
"Tolong hubungi kantor catatan sipil Swedia dan juga tanyakan gereja mana di Swedia yang bisa digunakan untuk upacara pernikahan dalam tenggat waktu selama JSA mengadakan charity concert di sana. Dan kalau bisa, tolong buatkan undangan pernikahan sebanyak tiga ratus lima puluh." kata Hanbin.
Miss Wendy mengernyit mendengar permintaan tolong yang diajukan Hanbin. "Tunggu, memangnya siapa yang mau menikah?"
"Saya, dan Zhang Hao."
Dan setelah itu Hanbin tidak akan pernah melupakan ekspresi Miss Wendy begitu mendengar jawabannya.
***
Zhang Hao kembali memojokkan Hanbin di koridor sepi keesokan harinya seusai mereka latihan. Tampangnya benar-benar marah. Dan kali ini Hanbin tahu penyebabnya.
"Kupikir pernikahan palsu kita dirahasiakan dari publik." geram Zhang Hao. Tangan kanannya mengepal di sisi tubuhnya, kelihatan sekali dia sekuat tenaga menahan diri untuk tidak meninju Hanbin.
Hanbin sama sekali tidak memandang wajah Zhang Hao. "Memang dirahasiakan." jawabnya enteng.
"Dirahasiakan your ass! Semua orang di sini sudah tahu! Bahkan Mr. Chan!" serunya emosi, tepat ke wajah Hanbin.
Hanbin memandang mata cokelat Zhang Hao kali ini, tetap tanpa ekspresi. "Pernikahan palsu kita memang dirahasiakan. Yang orang-orang tahu adalah kita benar-benar akan menikah. Right?"
Zhang Hao menggeram dan melepaskan tinjunya ke dinding di belakang Hanbin, tapi Hanbin sama sekali tidak berjengit. "Apa itu masalah bagimu?" tanya Hanbin.
"Tentu saja itu masalah! Sialan kau!" seru Zhang Hao sebagai jawaban. "Berita menggemparkan itu mempengaruhi harga diriku!"
"Maaf," tanggap Hanbin. Tidak, bukan hanya Zhang Hao yang kaget mendengar itu, bahkan Hanbin sendiri juga terkejut ketika menyadari kata 'maaf' telah meluncur keluar dari mulutnya dengan sangat mudah. Ia tak tahu apa yang membuatnya begitu.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Blue And Red | BinHao ♡
FanfictionSung Hanbin adalah anak dari pengusaha terkemuka di Korea yang ingin mewujudkan impiannya menjadi pianis sukses. Namun keluarganya terus mencoba menghalangi impiannya itu bahkan saat Hanbin sudah kabur dan berhasil bersekolah di Universitas musik te...