Hari semakin gelap, namun Carli dan Jidan belum di temukan sama sekali membuat mereka semua khawatir.
Walaupun mereka berdua sangat nakal dan sulit untuk di atur tapi merka tetap saja sayang ke mereka berdua.
"Udah makin gelap ini gimana? Mereka juga belum balik-balik," ucap Radit.
Mereka semua kembali berkumpul di ruang makan seperti tadi. Mereka sudah mencari di setiap penjuru villa, namun tetap saja Carli dan Jidan tidak ada.
"Karena udah mulai gelap, biar gue aja yang cari. Lo semua tunggu di sini." Mars bangkit dari duduknya bersiap ingin pergi tapi langsung di hentikan oleh Nanda.
"Lo emang mau cari kemana bang?" tanya Nanda yang juga ikut bangkit dari duduknya.
"Gue curiga mereka berdua masuk ke hutan yang ada di belakang villa." Jawab Mars. Entah mengapa Mars merasa jika ada yang tidak beres dengan hutan di sana.
Nanda yang mendengarkan itu langsung mencegah Mars untuk masuk ke hutan itu. "Biar gue aja yang ke sana bang. Di sana bahaya, karena itu hutan terlarang." Kata Nanda.
Mars menaikan sebelah alisnya, "hutan terlarang? Seriously Nan? Lo masih percaya sama hutan-hutan terlarang kaya gitu?" ujar Mars yang dirinya memang tidak pernah percaya dengan hal-hal seperti itu.
"Bang gue serius, mending lo di sini aja biar gue yang ke sana." Ucap Nanda yang masih kekeuh untuk diriya saja yang kesana. Jika Mars yang kesana, Nanda takut jika terjadi apa-apa dengan Mars.
"Ngga. Lo di sini aja biar gue yang ke sana." Putus Mars tanpa bantahan dan langsung pergi begitu saja.
Nanda berdecak dan langsung menyusul Mars yang sudah berjalan keluar dari villa.
"Terus kita?" tanya Hadi yang sedari tadi hanya melihat Mars dan Nanda berdebat.
"Kita tunggu ajalah di sini biar aman, sekalian buat hubungin mereka berdua siapa tau 2 bocil itu pada balik." Ucap Jaki dan Hadi pun langsung mengangguk paham.
~~~
Di sisi lain, yaitu Mars dan Nanda. Tadi di perjalanan untuk belakang villa mereka berdua sempat berdebat, Mars tidak suka jika Nanda tidak mau menuruti keputusannya.
Dan pada akhirnya pun mereka berdua jadi bersama-sama ke hutan itu. Setibanya di depan hutan, Mars menyuruh untuk berpencar. Lagi dan lagi Nanda membantah membuat Mars semakin kesal.
"Lo kenapa si Nan?! Ngga biasanya lo selalu ngebantah ucapan gue." Ucap Mars yang sudah benar-benar kesal.
"Gue ngga mau bang kalo mencar. Masalahnya ini hutan terlarang." Jawab Nanda.
Mars menghiraukan ucapan Nanda dan langsung masuk saja tanpa sepatah kata pun membuat Nanda langsung berdecih.
Nanda langsung ikut masuk ke dalam hutan, dan boom! Suana di hutan itu sangat amat suram dan sangat tidak nyaman.
Banyak teriakan-teriakan yang menyuruh Nanda agar segera keluar dari hutan itu. Nanda kehilangan jejak Mars membuat Nanda panik.
Nanda samar-samar mendengar suara tangisan Jidan. Nanda mempertajam pendengarannya dan ternyata suara itu dari arah sebelah timur.
Nanda buru-buru berlari dan menghampiri suara isakan Jisung yang semakin jelas.
Sedangkan di lain tempat Jidan sudah menangis karena ketakutan sedangkan Carli masih terus menenangkan Jidan agar tidak menangis lagi.
Carli juga takut tapi jika dirinya juga ikut menangis akan lebih runyam lagi.
"Ji udah Ji lo jangan nangis, pasti bakalan ada yang dateng nolongin kita kok," ucap Carli sambil mengelus-elus punggung Jidan.
"Jidan takut bang..."
"Tenang ada gue Ji, udah ya jangan nangis."
"Jidan, Carli?" Suara Nanda itu mampu membuat Jidan dan Carli mendongkan kepalanya dan terlihat Nanda berdiri di depan mereka.
Dengan cepat Jidan langsung memeluk Nanda
dan menangis sejadi-jadinya. Carli akhirnya menghela napas lega dan juga memeluk Nanda."Tenang ya abang udah ada di sini," ucap Nanda menenangkan Jidan dan Cari di pelukannya.
Nanda pun membawa Jidan dan Carli keluar dari hutan terlarang dan menyuruh untuk kembali ke villa duluan.
Nanda pun masuk kembali untuk mencari Mars, namun baru saja ingin masuk Mars tiba-tiba saja sudah muncul membuat Nanda sedikit terkejut.
"Ayo bang balik adek-adek gue udah gue temuin tadi." Ucap Nanda dan Mars pun hanya mengangguk sebagai jawabannya.
"Ada yang ngga beres nih sama bang Mars." batin Nanda.
Setibanya Mars dan Nanda di villa, Mars langsung masuk ke kamarnya begitu saja tanpa menyapa mereka semua yang sedang berkumpul di ruang tamu.
"Bang Mars kenapa?" tanya Jaki yang bingung melihat sikap Mars, tidak seperti biasanya.
"Cape," jawab Nanda dan Jaki pun mengangguk paham.
Pandangan Nanda sekarang ke Carli dan Jidan yang sedang duduk sambil menundukan kepalanya.
Tasi saat Nanda dan Mars baru tiba, dirinya mendengar jika mereka berdua sedang di marahi oleh Radit.
"Udah main-mainnya? Tau ngga, pas kalian ilang kita kita semua panik," ucap Nanda dan mereka berdua hanya mengangguk saja.
"Mulai sekarang kalian ngga boleh keluar dari villa." Mereka berdua yang mendengar ucapan Nanda langsung mendongakan kepalanya.
"Tapi bang-"
"Ngga usah bantah ucapan Nanda, lo semua mau ilang lagi?" Ucapan Carli terpotong oleh Hadi.
"Maaf bang," hanya itu yang bisa mereka berdua ucapkan.
Mereka berdua pun di suruh untuk mandi dan untuk masak malam ini, Hadi dan Radit yang memasak.
~~~
Gimana sama chapter ini? Kayanya mars kesambet deh masa tiba-tiba gituu🥹
Jangan lupa vote sama komennyaaa yaaa babayyy🌻

KAMU SEDANG MEMBACA
Dreaming
Terror7 pemuda yang awalnya hanya ingin berlibur ke puncak, malah menjadi mala petaka bagi ke 7 pemuda itu. Dari hal-hal ganjil yang terus berdatangan, hingga tanpa sadar hanya tersisa beberapa pemuda saja yang masih bisa bertahan.