"Sebuah kisah antara gadis pecinta alam dengan laki-laki sajak"
Ini adalah kisah tentang gadis pecinta alam dengan seorang laki-laki sajak yang dimana keduanya bertemu kala senja menghampiri.
Alsava Tanisha Zemira seorang gadis cerewet yang tiba-tib...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Suasana SMA Bumiputera kali ini terbilang sangat sepi, dikarenakan jam belajar mengajar telah dimulai sejak pukul 7.15. Seluruh siswa tentunya berada di dalam kelas, terkecuali mereka yang sedang berada di lapangan untuk pelajaran olahraga.
Termasuk Kelas XI MIPA 2 yang kini tengah sangat khusyuk, mengerjakan salah satu pelajaran yang mungkin sangat disukai oleh seluruh pelajar, fisika.
Suara kursi berdecit membuat seorang gadis dengan rambut gelombang menoleh ke kiri, "Mau kemana Va ?".
"Panggilan alam" balasnya dengan berjalan menuju meja guru.Setelah mendapatkan izin, ia bergegas menuju toilet.
Suasana toilet kali ini sangat sepi, hanya ada dirinya sendiri. Setelah hajatnya selesai, ia bergegas kembali ke kelas. Namun, saat menatap ke arah kaca seketika ia terkejut, menatap tulisan dalam kaca tersebut.
SEHARUSNYA LO BUKAN DIA
LO ITU GA WARAS SAVA
Sava terkejut menatapnya, ia memicingkan matanya menatap tulisan kecil yang tertera pada kaca tersebut
Perhatikan sekitarmu Alsava Tanisha Zemira
Ia Segera berlari menuju kelasnya dengan bercucur keringat. Aileen yang melihat itu seketika bertanya-tanya.
"Kenapa Va ?" tanyanya.
Sava berusaha menetralkan detak jantungnya, "gapapa Ai".
Aileen yang melihat itu menggeram, " jujur Va, ga biasanya kamu kayak gini"
"Beneran aku gapapa" ujarnya.
Aileen memicingkan mata curiga, "Yang bener ?!"
Sava mengangguk meyakinkan, "Tadi cuman balapan lari aja sama Cakra"
"Kalau masih belum mau cerita, gapapa. Tapi jangan lupa untuk berbagi cerita ya Va, kan kita best friend"
"Pengertian banget sih"
"Aileen gitu loh" ujarnya dengan menepuk bangga.
Aileen kembali fokus mengerjakan soal-soal tersebut dalam diam, berbeda dengan Sava yang hanyut dalam lamunannya memikirkan kejadian tersebut. Ia menatap Bela yang duduk dengan tenang.
"Apa iya Bela, karena cuman dia yang tau selain Aileen" batinnya bermonolog.
"Gak gak mungkin Bela" lanjutnya dengan menggeleng kuat.
•••••
Kring
Kring
Bel pulang berbunyi, membuat seluruh siswa dalam ruangan tersebut bernapas lega.
