3. Ketidak sengajaan

29 6 0
                                    


بسم الله الرحمن الرحيم

.
.
.

اَللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّد
.
.
.

***

Beberapa pemuda sedang mengendarai motornya sangat kencang, di tambah suara sorakan dari beberapa orang yang memberikan dukungan kepada pemuda -pemuda yang sedang mengendari motornya dengan kecepatan tinggi.

"Gooo Langit lu pasti menang!!" seru laki-laki bertopi Army

"Heleh temen lu itu pasti kalah malam ini, dan bersiap-siap lah kalian semua bakal exit dari sini," ujar laki-laki berperawakan tinggi tapi agak kurus dengan sombongnya dia berbicara seperti itu.

Laki-laki bertopi itu hanya membalas dengan sumringan kecil."lu gak tau Langit kayak gimana kan? Dia adalah pembalap yang handal, kita lihat siapa yang kalah. Langit atau Jaki?"

Kembali ke area balapan, motor ninja bewarna merah yang di kendarai oleh Pemuda yang bernama Langit masih stanby di depan alias masih memposisikan dirinya nomer satu, tidak ada yang bisa menyelip dirinya, bahkan seorang Jaki pun tidak bisa mengalahkannya. Di ronde terakhir terjadilah sebuah kecurangan di sebuah tikungan Motor hijau tiba-tiba meyerepet dan hampir membuat Langit terjatuh jika saja Langit kehilangan keseimbangan mungkin saja Langit saat itu sudah mencium aspal.

Langit berada di posisi kedua saat ini, ia begitu marah ia tidak Terima dengan kecurangan tersebut, dengan kecepatan sangat tinggi ia berhasil mengalahkan Jaki di garis akhir.

Sorakan gembira pun bergema menyoraki nama Langit. Endra si cowok topi Army dan teman-temannya menghampiri Langit dengan rasa gembira.

Langit melepaskan helmnya dan memperlihatkan wajah tampannya yang paripurna membuat kaum perempuan yang melihatnya akan tergila-gila, wajah blasteran antara korea-indonesia, hidung mancung, tinggi, putih, okey cukup segitu saja menjelaskannya.

"Keren lu bro!"

"Siapa dulu Langit gitu loh!" bangganya

"Langit Biru tidak akan pernah kalah dalam hal apapun," slogan nya

"Jiahhh"

Seorang perempuan berpakaian cukup terbuka, baju crop dan rok di atas lutut menghampiri Langit dan teman-temannya.

"Wow siapa tuh?" tanya Ryan

"Dia bukannya pacar si Jaki?" tanya Endra

"Lah iya,ngapain tuh cewek kemari?" tanya balik Edward

Baru saja perempuan itu sampai di depan Langit, Langit berbicara sangat ketus.

"Ngapain lu kesini?"

"Gue kesini karena ini taruhannya, kakak harus jadi pacar gue."

Ketiga temannya tertawa mendengar hal tersebut keluar dari mulut perempuan itu. Langit mengangkat tangan nya untuk mengkode supaya mereka semua menghentikan tawanya.

"Maksudnya lu apa gue gak paham,"

"Kalian berdua balapan liar dengan taruhan kan? Jika kakak kalah kakak bakal exit dari sini dan gak akan balapan lagi, dan jika Jaki kalah. Gue yang sebagai pacarnya harus jadi pacar kakak, bukannya itu taruhannya? Gue denger dua hari sebelum kalian berdua melaksanakan balapan ini," Langit mencoba menahan tawanya tapi dia harus terlihat cool

"Terus?"

"Ya sekarang gue pacar kakak kan?"

"Pengen banget jadi pacar nya Langit," celetuk Ryan

Dia Alzan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang