9. di terima?

16 3 0
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم

.
.
.

اَللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّد
.
.
.

"Lu yakin Al dengan keputusan lu itu?" tanya Alifa

Mereka berdua saat ini berada di rumahnya Alzan.

Alzan tersenyum lalu mengangguk. "Aku yakin Alif, lagian ini kemauan aku juga. Aku juga gak bisa menolak tawarannya Gus Adnan bukan? Kesempatan mana lagi yang bisa aku capai?"

Wajah Alifa di tekuk kesal, Alzan melihat itu gemas lalu mencubit kedua pipi Alifa.

"Jangan di tekuk gitu, nanti cantiknya ilang, lagian kita masih bisa bertemu kan?"

"Tapi jauh... Entar lu kan ikut sama Gus Adnan ke Wonosobo lu tega ninggalin gue Al?"

"Gak ada kata tega untuk pergi menimba ilmu Alif, aku pergi untuk mencari ilmu, bukan untuk apa-apa. Lagian mama sama papa aku aja setuju kok, soalnya ini kemauan aku sendiri bahkan dari dulu aku pengen banget pesantren... "

Alifa lagi-lagi hanya bisa menghembuskan nafasnya kasar. "Yaudah kalau itu kemauan lu... " nadanya pasrah

"Jangan sedih begitu dong Alif, kalau kamu mau, kamu juga bisa ikut pesantren sama aku," ajak Alzan pada Alifa

'Terus kuliah gue gimana Al? Gak deh, lu aja entar gue sesekali jenguk lu,"

"Di kira aku di rumah sakit yang harus di jenguk?"

"Ihhh bodo amat! Pokonya gue bakal terus jenguk lu! Gue kangen nantinya... Siapa coba yang nanti ingetin gue sholat? Ingetin gue suruh tutup aurat? Ingetin gue suruh sholat tahajjud? Siapa?" ucap Alifa dengan nada yang begitu kesal

"Allah, Alif. Jika di hatimu sudah ada kecintaan dan keimanan kepada Allah, kamu akan melaksanakan itu semua tanpa ada yang menyuruh atau mengingatkan kepadamu. Karena kamu sudah mempunyai kecintaan dan keimanan kepada Allah, mungkin kamu akan jauh lebih istiqomah nantinya. Yuk sama-sama belajar agar bisa mendapatkan ridha-nya Allah, " tutur Alzan penuh dengan kelembutan, membuat Alifa terharu lalu memeluk Alzan erat.

"Gue beruntung punya teman kayak lu Al,"

"Aku juga beruntung... "

Flashback on

"Tawaran apa itu Gus?"

Hening...

Namun keheningan itu hanya sesaat setelah Adnan kembali berbicara.

"Apakah kamu mau belajar di pesantren At-taqwa?"

"Dimana itu Gus?"

"Wonosobo, pesantren itu milik buyut saya yang turun temurun sekarang pesantren itu di pimpin oleh Baba saya," jelas Adnan

"Bentar lagi di pimpin sama Gus dong?" celetuk Alifa

Adnan mengangguk dan berkata, "iya, InsyaAllah."

Dia Alzan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang