4. Merasa gagal

24 6 0
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم

.
.
.

اَللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّد
.
.
.

Bagaimana puasa kalian? Lancar kan?
Alhamdulillah boba akhirnya bisa Update dari sekian lamanya hehe gk papa kok walaupun pembacanya masih sedikit 😊 jgn lupa vote dan komen ya syg sygnya boba✨

****

"Kita pulang yuk!" ajak Alzan merasa risih yang terus di pandangan oleh seorang pemuda di atas panggung kafe tersebut.

"Bentar lagi lah Al, lagian gue lagi menikmati lagu yang di nyanyikan sama mas ganteng itu,"

"Istighfar kamu Alif, jaga pandangan kamu." sang empu nyengir.

"Iyaiya bu ustadzah," Alzan mendelik malas karena ucapan Alifa, tanpa babibu Alzan langsung berdiri sambil menarik tangan Alifa.

"Mau kemana?"

"Keluar, kalau kamu gak di paksa kamu bakal gak mau pulang. Bentar lagi jam 8, aku gak suka orang yang gak tepat waktu," Alifa membuang nafasnya kasar.

Gini banget punya teman si paling tepat waktu- batin Alifa

"Iyaiya, bentar gue siap-siap dulu,"

"Tinggal berdiri ngapain siap-siap," ucapnya dengan nada tegas.

"Iyaa bawel banget, kan gue harus pakai tas dulu, terus pakai bedak, pakai liptint biar cantik,"

"Ribet banget," tanpa menunggu Alifa melakukan semua itu, Alzan langsung menarik tangan Alifa menuju pintu keluar.

"Ya Allah, Alzan sabar ngapa si," omel Alifa

Sedangkan di atas panggung kafe, Langit terus memperhatikan Alzan, bahkan ketika Alzan ingin keluar langsung saja Langit memanggilnya dengan ciri-ciri yang ada pada Alzan, membuat Alzan diam di ambang pintu tanpa menoleh ke arah Langit.

"Teruntuk gadis yang memakai gamis hitam bisa kembali duduk lagi? Saya ingin menyanyikan sebuah lagu untukmu,"

Langit tersenyum tipis, walaupun gadis itu tidak menoleh padanya setidaknya gadis itu berhenti untuk mendengarkan lagu darinya. Mulai saja Langit memetik sinar gitarnya, dan bernyanyi.

I like you so much you'll , know it

Kedua mata Alzan terbelalak mendengar lirik pertama yang di nyanyi kan oleh Langit begitu pun dengan Alifa dan seluruh pengunjung yang ada di kafe tersebut.

Kedua mata Alzan memerah Alzan menangis kedua tangannya mengepal sangat kuat. Alifa pun melihat sikap Alzan yang tidak pernah ia lihat selama ini terheran.

"Al?"

Alzan berlari keluar dari kafe, Alifa yang melihat temannya itu berlari langsung saja Alifa mengejarnya,  Langit yang melihat itu langsung saja menghentikan lagunya, seluruh pengunjung kafe mulai berbisik-bisik.

"Lang, lu ngapain nyanyiin lagu itu? Lu suka sama gadis yang gak lu kenal itu? Plis profesional kita kerja disini," bisik Endra

Dia Alzan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang