Yuhuu, bagaimana kabar kalian semua? Apakah baik? Syukur jika kalian baik. Jangan lupa vote, dan komen yaa.
..
Jam sudah menunjukkan pukul 22.00 namun wanita berparas cantik ini enggan membuka matanya setelah tadi dia pingsan oleh kelakuan sang kekasih.
Di kamar bernuansa abu abu Leana terlelap tapi lebih tepatnya pingsan, dia hanya sendirian karena Tristan pergi entah kemana meninggalkannya yang tak berdaya.
Tak lama Leana tiba tiba bangun dari pingsannya dia melihat sekeliling dan ternyata dia berada di sini lagi, ya dia selalu di bawa kekamar ini setelah di siksa Tristan. Tepat 6 tahun dia di siksa namun tidak ada keinginan untuk lepas dari Tristan, Leana terlalu cinta dan sayang pada Tristan yang padahal Tristan selalu menyiksanya.
"Huu" hembusan nafas Leana.
"Kenapa Tristan selalu begini? Kenapa dia gak pernah berubah, apa dia gak pernah sayang dan cinta sama aku?" pertanyaan pertanyaan muncul di benak Leana sungguh dia cape dengan kelakuan Tristan namun di sisi lain dia begitu mencintain Tristan.
"Aws.." ringis Leana ketika memegang lehernya, sunggu menyakitkan.
"Gapapa Lea, udah biasa"
"Jam berapa ya sekarang?" guman Leana lalu melihat ponselnya dan betapa terkejutnya dia saat melihat jam.
"ASTAGAH, AKU HARUS PULANG SEKARANG PASTI MAMA SAMA PAPA NYARIIN INI" panik Leana lalu dia bergegas berlari turun tangga.
Dia sudah sampai di depan gerbang menunggu taksi yang ia pesan dateng, tak lama menunggu akhirnya taksi nya pun datang dia meninggalkan kawasan rumah Tristan.
***
Di sini lain
"Tristan,"
Tristan yang di panggil hanya menengok kesamping sambil menaikan sebelah alisnya seperti bertanya kenapa, Tristan emang jarang berbicara jadi dia akan merespon jika pertanyaan itu penting.
"Tim lo kalah kan tadi?" tanyanya. Tidak ada jawaban yang keluar dari mulut Tristan, dia hanya memandang temennya yang bertanya itu.
"Dan lo pasti abis siksa Leana kan? Plis Tristan lo gak kasian sama Leana? Dia udah setia sama lo, dan balasan lo?" ucapnya, dia kasihan kepada Leana namun dia juga gak bisa apa apa selain menasehati Tristan.
"Masalahnya buat lo apa?"
"Dirangga artan, lo bahkan gak tau hidup gw." lanjut Tristan, Tristan mengepal tangannya sungguh dia tidak suka ada yang ikut campur dalam urusannya.
"Gw cuman ngasih tau, lo itu berlebihan Tristan. Lo gila, lo gak punya hati Tristan" geram Rangga, Rangga adalah teman Tristan dari kecil dia sangat tau sifat Tristan namun Tristan menganggapnya seperti orang asing.
"DIEM BANGSAT!" teriak Tristan, "Lo cuman orang yang sering main sama gw, lo bukan orang tua gw yang bisa ngatur ngatur gw. Lo cuman orang asing yang tau cerita hidup gw, ngerti?" tekan Tristan, muka Tristan memerah seperti dia sedang menahan amarah.
Dirangga terdiam, dia sungguh tidak mengerti bagaimana cara berfikir Tristan ini, walaupun mereka sudah berteman dari kecil namun Dirangga atau yang biasa di sebut Rangga tidak tau cara menghadapi Tristan atau menasehatinya.
"Lo keterlaluan, Tristan." ucap Rangga lalu pergi dari sana, dia kecewa dengan apa yang di katakan Tristan barusan.
Brak
KAMU SEDANG MEMBACA
Tristan🚩 (TERBIT)
General FictionCinta seharusnya ada dua orang bukan? Namun di sini hanya satu orang yang tak ingin kehilangan, hanya satu orang yang berusaha mempertahankan hubungan mereka, juga hanya satu orang yang mempunyai rasa suka atau cinta. "TRISTAN!" "Selama ini kamu ang...