Yuhu, balik lagi dengan ceritaku. Bagaimana kabar kalian? Baik? Semoga baik semua yaa. jangan lupa vote dan komen, karena itu sangat berarti bagi saya.
***
Duduk di salah satu kursi taman dengan hujan yang terus melanda dengan derasnya, Varel duduk terdiam tanpa melakukan apapun dia hanya melamun. Varel seperti orang yang kehilangan kehidupannya, menangis di tengah hujan yang mengguyur tubuhnya.
"Leana? Gue harus apa biar gue bisa milikin lo? Leana, gue serius sama lo. Tapi lo gak bisa buka hati buat gue, gue gak bisa liat lo sama Tristan terus Lea," batin Varel.
Varel mendongakkan kepalanya, menangis terus menangis. Air mata Varel terus turun seperti air hujan yang terus mengguyur tubuhnya.
"Jadi gue beneran harus ikhlasih lo, Leana? Gue gak bisa, gue gak kuat, Leana. Gue sakit hati, tapi gue gak mau nyerah buat dapetin lo." guman Varel dia masih menangis, dari tadi Varel hanya menangis sambil memikirkan Leana.
***
Leana sudah sampai di rumah dari tadi, dan sekarang dia sedang melamun sambil memandang langit langit kamarnya dengan pikiran kacau, Leana hanya bisa membuat nafas berat sungguh dia khawatir pada Varel.
"Varel pasti marah, maaf ya, Varel. Aku gak bermaksud gitu tapi aku bisa apa?" batin Leana yang masih memandangn Langit langit kamarnya.
"Eh, tunggu, kok tumben Tristan mau jemput aku? Dia kok mau jemput ke sekolah? Biasanya kalau aku minta tolong jemput gak pernah mau, kok sekarang mau? Padahal kan aku gak bilang mau di jemput," guman Leana heran, dia terduduk diatas ranjang.
Berfikir keras, apakah Tristan merencanakan sesuatu makanya dia baik? Apa Tristan akan berbuat buruk terhadap seseorang? Banyak pertanyaan yang berputar putar di otak Leana. Sungguh Leana tidak nyakin Tristan melakukan itu dengan sepenuh hati.
Leana menggelengkan kepalanya. "Gak, aku gak boleh berpikiran negatif. Mungkin beneran Tristan udah mulai berubah, kalau beneran Tristan udah mulai berubah itu lebih baik. Semoga beneran Tristan udah berubah" gumam Leana berusaha menyakinkan dirinya agar tetap berpikiran positif terhadap sang pacar.
Saat Leana sedang asik melamun tiba tiba ponselnya berdering, Leana segera melihat siapa yang mengirimkan pesan padanya. Terlihat nama kontak yang tertera adalah Tristan, Leana segera membalas pesan Tristan dengan senyuman yang terukir di bibirnya.
Meletakkan kembali ponselnya di meja samping ranjangnya. "Ini beneran? Aku gak mimpi kan? Tumben banget Tristan ngajak jalan jalan, ini beneran gak mimpi kan?" ucap Leana tidak percaya.
Tristan mengirim pesan untuk mengajak Leana jalan jalan besok karena besok hari minggu, sungguh membuat Leana shock karena Tristan tidak pernah mengajaknya jalan jalan selama ini, tapi sekarang? Sungguh hal yang tidak bisa di percaya oleh Leana.
"Aku lagi gak mimpi kan? Beneran? Kok? Ini beneran kan ya? Tristan beneran ngajak jalan? GAK BISA DI PERCAYA INI, TAPI SENENG BANGET! AKHIRNYA TRISTAN NGAJAK AKU JALAN!" girang Leana, dia melompat lompat di atas ranjangnya.
Senyum tidak luntur dari bibir Leana, sungguh kebahagiaan yang selama ini Leana tunggu tunggu. Akhirnya setelah selama ini Leana saja yang mengajak Tristan jalan jalan, sekarang Tristan yang mengajaknya.
Leana mencubit tangannya sendiri memastikan ini bukan mimpi, dan ternyata benar ini bukan mimpi. "Aku beneran gak mimpi? MAMA! PAPA! TRISTAN NGAJAK LEANA JALAN! AKHIRNYA! LEANA SENENG BANGET!" teriak Leana histeris, sungguh dia sangat senang.
Masih saja melompat lompat, Leana tidak berhenti untuk melompat dan berteriak senang, sungguh selama ini dia menunggu Tristan mengajaknya keluar. Dan sekarang dia dapet kesempatan itu, kesempatan tidak datang dua kali jadi Leana akan tampil secantik mungkin di depan Tristan.
Berlari menuju lemari pakaiannya, Leana mencari pakaian mana yang cocok untuk ia pakai saat jalan jalan bersama Tristan besok, Leana mengacak acak lemarinya berusahan mencari pakaian yang bagus.
"Aduh mana sih, kok gak ada yang bagus? Apa aku belanja aja ya? Tapi kan ini udah malem ya, juga di luar ujan masa iya aku keluar sekarang buat beli baju doang. Mana sih, masa gak ada yang bagus sih," guman Leana, dia terus menerus menggobrak abrik lemarinya.
Tak lama Leana menemukan dress biru putih yang baginya cocok untuk ia pakai besok. "Nah ini, ih, bagus deh buat aku pake besok. Udah ini aja deh, gantung dulu deh biar gak kusut besok, gak sabar bakal jalan jalan sama Tristan besok" ujar Leana dia menata rapi pakaian yang sudah ia buang sembarangan tadi.
Setelah selesai, Leana segera menuju ranjangnya untuk tidur biar besok tidak terburu buru siap siap karena Tristan menjemputnya jam 8 pagi. "Good night dunia, semoga besok hari cerah deh," ucap Leana tersenyum manis lalu menutup matanya untuk segera memasuki alam mimpi.
***
"Langsung mau? Mudah juga sama ini cewe, oke. Sekarang gue tinggal tidur dan besok jemput Leana, gue pastiin lo bakal jatuh cinta ke gue sedalam mungkin dan gak akan pernah berpaling, Leana." ucap Tristan sambil menampilkan smirk andalannya.
Tristan duduk di balkon, dia mematikan rokoknya lalu masuk untuk segera tidur. Karena besok dia harus menjemput Leana, mereka akan jalan jalan besok, jadi Tristan harus bangun pagi.
Sebelum tidur Tristan masuk kekamar mandi untuk sekedar menggosok gigi dan cuci muka, setelah selesai Tristan segera menuju ranjangnya dan merebahkan tubuhnya lalu menutup mata untuk masuk kealam mimpi.
Tok
Tok
TokSaat Tristan sudah tertidur nyenyak tiba tiba ada seseorang yang mengetok pintu kamar Tristan dengan pelan.
Tristan sudah tertidur nyenyak jadi dia tidak mendengar ketokan itu.
"Tristan," panggilnya, karena tidak mendengar jawaban dari dalam kamar, dia memutuskan untuk masuk saja.
Pintu kamar Tristan tidak di kunci jadi dia bisa masuk, dia berjalan menuju ranjang Tristan dan bisa dia lihat Tristan tertidur pulas.
"Ah, ternyata anak ini udah tidur. Bagus deh, good night, anak Mama yang nakal ini" ucap Mama Tristan, ya yang masuk itu adalah Mama Tristan.
Dia memanggil Tristan karena ingin mengajak Tristan makan kue yang ia bikin tapi ternyata anaknya ini sudah tertidur pulas, tidak biasanya Tristan tidur jam segini biasanya jam segini dia tidak ada di rumah maupun di apartemennya.
Jam segini Tristan bisanya masih di luar, dia pasti nongkrong. Sang Mama sangat tau kelakuan anaknya yang tidak pernah berubah dia terus terusan jadi anak nakal, bahkan sang Mama sudah tidak sanggup untuk mengaturnya.
"Tristan, Mama sayang Tristan. Jadi anak baik ya? Mama mau Tristan jadi anak baik, Tristan punya masa depan, dan Tristan punya keluarga kecil. Mama sayang, Tristan." gumam sang Mama lalu mencium kening Tristan setelah itu pergi dari sana.
***
Tak terasa sudah berasa di akhir cerita, terima kasih sudah membaca. Jangan lupa vote dan komen all.
See you
![](https://img.wattpad.com/cover/336450344-288-k366025.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Tristan🚩 (TERBIT)
Fiction généraleCinta seharusnya ada dua orang bukan? Namun di sini hanya satu orang yang tak ingin kehilangan, hanya satu orang yang berusaha mempertahankan hubungan mereka, juga hanya satu orang yang mempunyai rasa suka atau cinta. "TRISTAN!" "Selama ini kamu ang...