04. Cemburu?

242 47 4
                                    

Yuhu, up lagi yaa all. Seperti biasa jangan lupa vote dan komen, karena vote dan komen kalian itu sangat berharga bagi aku. Selamat membaca all.

..

"Seperti kupu kupu, dia tidak bisa melihat keindahan sayapnya sendiri tapi kita bisa sama halnya dengan kamu, Leana."

Setelah kejadian di mana Varel dan Leana berpelukan akhirnya sekarang mereka berada di kelas, Varel dan Leana sekelas namun jarak meja mereka sangat jauh membuat Varel susah untuk memandang Leana ataupun mengajak Leana mengobrol.

Tidak ada guru yang masuk dan artinya jamkos, siswa/siswi di kelas Leana dan Varel berpencar ada yang menggosip, ada yang keluar untuk kekantin, juga ada yang tidur. Namun Varel hanya diam di kursinya sambil memandang Leana yang sedang menulis.

"Leana, kapan lo bakal sadar kalau gw suka sama lo. Kapan Lea? Kapan? Gw gak bisa liat lo sama Tristan terus menerus, plis Lea buka hati lo, buka mata Leana" batin Varel, dia melamun sambil memperhatikan Leana yang sibuk sendiri.

"VAREL!" teriak seseorang yang baru masuk ke kelas Varel, Varel jelas terkejut hampir saja ia terjatuh karena teriakan itu.

"Sialan. Untung gw gak jatoh, ngapain sih lo teriak teriak?" Kesal Varel rasanya ia ingin sekali mengeluarkan kata kata mutiaranya namun dia tak ingin Leana berfikir dia seperti Tristan.

"Ayo main Rel, anak anak udah nunggu di lapangan" ucapnya, Varel berfikir sejenak jika dia ikut berarti dia tidak bisa memandang Leana, namun jika tetap di kelas dia menjadi bosan.

"Yaudah ayo, emang kelas lo gak ada guru Vin?" tanya Varel berjalan menuju Keivin yang berdiri di depan pintu kelas Varel.

"Gak ada, yaudah ayo Rel" ujar Keivin lalu menarik tangan Varel karena teman temannya sudah menunggu di lapangan, Varel yang di tarik pun hanya pasrah toh gak ada gunanya juga bicara sama Keivin, mending ngomong sama batu dari pada sama Keivin pikirnya.

***

"ANJING!"

"SIALAN LO VAREL DIGANTARA!"

"Berani beraninya lo deketin cewe gw, punya nyawa berapa sih? Sialan! Awas aja lo Varel. Sekarang emang bisa lo deketin cewe gw, tapi nanti lo gak bakal bisa liat dunia lagi." murka Tristan, dia baru saja mendapatkan kiriman foto Leana dan Varel yang sedang berpelukan di uks.

Tristan seperti orang gila yang mengacak acak ruangan itu, untung saja tidak ada temannya jadi tidak ada korban akibat kemarahan Tristan. Tristan sungguh menyesal bolos karena dia tidak bisa mengawasi pacarnya dari musuhnya sendiri.

Bukan karena dia suka atau perhatian pada Leana namun karena dia tidak ingin Varel bahagia, Varel sudah jadi musuhnya dari lama saat Tristan tau Varel menyukai pacarnya dia jadi enggan melepaskan Leana, Tristan selalu menyiksa Leana dan itu membuat Varel juga ikut sakit.

"Sialan! Awas lo Leana, gak ada ampun buat lo sekarang" ucap Tristan meremas ponselnya, sungguh dia sangat tidak suka jika Varel menyentuh Leana.

Tristan bergegas pergi dari markasnya, dia mengendarai motornya dengan kecepatan tinggi. Tanpa memikirkan apapun Tristan menerobos lampu merah dan untung saja tidak ada polisi yang berjaga di sana.

***

"LEANA!"

Uhuk
Uhuk
Uhuk

Tristan🚩 (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang