Yuhu, balik lagi dengan ceritaku. Bagaimana kabar kalian? Baik? Semoga baik semua yaa. jangan lupa vote dan komen, karena itu sangat berarti bagi saya.
***
"Lo mimpi ya, Rel? Sayang gak tuh, siapa yang ada dalam mimpi lo? Pasti Leana, kan?" cemooh Galvin, yang membuat Varel sadar seketika.
Varel menatap Galvin dengan tatapan tajam, padahal dirinya sedang asik dalam mimpi malah di ganggu oleh Galvin.
Galvin tertawa melihat Varel yang kesal. "Udah lah gak usah gitu muka lo, jelek, anjir. Btw, ngapain lo tidur di sini? Gak punya rumah lo?" ucap Galvin ceplas ceplos.
Mendengar ucapan Galvin membuat Varel tersadar sepenuhnya, dia melihat sekeliling ternyata dirinya bukan dirumah melainkan di taman dekat dengan rumahnya.
Varel terdiam memikirkan bagaimana dia bisa disini? Bukannya dia tidur di rumahnya? Tapi kok dia malah ada di taman bahkan hari bukan malam lagi.
"Gal, jam berapa sekarang?"
"Jam, 07.23. Kenapa?"
"BANGSAT?!"
"KOK UDAH PAGI? KENAPA GUE BISA DI TAMAN? DAN LO KOK BISA DI SINI?" teriak Varel dengan muka kebingungan.
Teriakan Varel membuat Galvin terkejut dan ikut kebingungan. "Lah? Mana gue tau, gue aja lagi lari pagi. Sebelum kesekolah kan gue selalu lari pagi dulu, tadi pas gue lari gue ngeliat ada orang tidur di sini mana teriak teriak lagi, nah terus gue samperin dan ternyata, lo, Varel." jelas Galvin yang membuat Varel makin bingung.
"Jadi gue mimpi? Bentar, gue masih pake baju kemarin? Jadi gue beneran mimpi dan gue semalaman tidur di sini?" ucap Varel shock, Galvin hanya mengangguk pelan.
"Mungkin iya? Coba lo inget inget deh, kenapa lo bisa ada di sini, mana teriak teriak lagi,"
"Tapi, gue ngerasa udah di rumah. Tapi ternyata gue mimpi?"
Galvin mengangguk, Varel duduk dengan muka shock.
"Kok bisa gue tidur di sini? Bukannya gue udah di rumah ya? Gimana gue bisa di sini?" batin Varel mencoba mengingat bagaimana dia bisa ada di sini.
flashback on
Saat dalam perjalanan pulang, Varel mampir dulu di taman yang dekat dengan rumahnya. Dia hanya ingin menghirup udara segar sebelum pulang dan istirahat.
Varel duduk di salah satu kursi yang ada di taman itu, udara sangat sejuk, bahkan tidak ada orang lagi karena sudah sangat malam.
Memandangin langit langit yang indah, Varel melamun memikirkan postingan Tristan tadi, dia merasa begitu sakit melihat Leana bersama Tristan, sungguh dia tidak rela.
"Leana, gue beneran suka sama lo, tapi gue gak bisa bikin lo lepas dari Tristan." guman Varel menundukkan kepalanya.
"Ternyata jatuh cinta sendiri itu beneran sakit,"
"Seharusnya gue sadar dari awal, bahwa gue udah salah suka sama orang yang udah punya pacar. Sekarang gue cuman bisa meratapi kesalahan gue, sesakit itu saat ngeliat dia bahagia bersama pilihannya," ujar Varel yang masih menundukkan kepalanya.
"Gue salah, gue salah udah beranggapan bahwa keberuntungan memihat ke gue. Gue hanya bisa berharap ada keajaiban yang buat dia jadi milik, gue." Batin Varel.
Varel merebahkan tubuhnya di kursi yang ia duduki, Varel menguap tandanya dia sudah sangat mengantuk bahkan tubuhnya merasa butuh istirahat sekarang.
Tak lama Varel mulai menutup matanya, dia sangat cape karena beraktifitas seharian. Tanpa sadar Varel tertidur di kursi taman, bahkan Varel merasa nyaman tidur di sini tanpa merasa terganggu oleh angin malam.
![](https://img.wattpad.com/cover/336450344-288-k366025.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Tristan🚩 (TERBIT)
General FictionCinta seharusnya ada dua orang bukan? Namun di sini hanya satu orang yang tak ingin kehilangan, hanya satu orang yang berusaha mempertahankan hubungan mereka, juga hanya satu orang yang mempunyai rasa suka atau cinta. "TRISTAN!" "Selama ini kamu ang...