Penjara Mengerikan

679 160 60
                                    

Annyeong kiyoverse....

Ketemu lagi sama pangeran Jeka dan putri Anna.

Cantik gini Pangerannya ngga mau

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cantik gini Pangerannya ngga mau. Kasi Hendrik aja kali ya😭

Jeka Pov : Yakin mau kasi Hendrik?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jeka Pov : Yakin mau kasi Hendrik?

Jangan lama-lama lagi yuk kita baca. Jangan lupa vote dan comentnya yahh

.

.

.

"Lakukan terserah Anda asal tidak menganggu hidup saya."

Kalimat itu senantiasa ada dalam otak Anna setelah Jeka meninggalkan kamarnya. Anna pun berpikir untuk apa coba menganggu hidup Jeka jika itu nantinya bisa membawa malapetaka yang besar. Meski ini hanya dunia novel atau lebih tepatnya dunia fiksi, tetap saja mati dipenggal itu rasanya sakit. Bahkan terluka terkena pedang saja sakit.

"Sudah gila aku sampai melukai tangan ku sendiri." Gumam Anna seorang diri memperhatikan lilitan perban pada tangannya. Tapi tidak lama setelah itu Anna mengingat sesuatu. "Dalam drama kolosal bukankah calon ratu tidak boleh memiliki bekas luka sekecil apapun? Luka ini pasti akan meninggalkan bekas yang besar. Itu artinya aku bisa dengan mudah mengundurkan diri lalu pergi." Sambungnya antusias pada bagian akhir.

Anna mengangguk-anggukan kepalanya pelan sembari tersenyum senang. Ternyata Tindakan konyolnya membawa ide cemerlang. Meski itu sedikit menyakitkan. Dilihatnya Ming kembali mendekat, melihat Anna tersenyum-senyum sendiri memandangi perban di tangannya. Ming jadi ikut mengulum senyumannya sembari merapikan obat-obatan.

"Anda sesenang itu menerima perhatian Pangeran." Celetuk Ming berhasil mengambil atensi Anna.

"Senang? Iya aku senang sekali." Anna mengartikan rasa senangnya dalam artian lain.

"Tapi Putri luka Anda harus di beri ramuan khusus agar bekasnya hilang. Saya akan memintanya nanti pada tabib."

"Jangan!" Cegah Anna. Bisa sia-sia usahanya. "Biarkan saja seperti ini."

Rewrite Destiny [M] II JKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang