Apel Membuka Jalan

807 154 72
                                    

annyeong kiyoverse....

akhirnya setelah sekian purnama aku up cerita ini juga. semoga chapter ini seru tapi menurut aku chapter ini lumayan lah serunya wkwkwk..

jangan lupa vote dan comment nya ya.
.

.

.

.

Anna berjalan riang menuju kamarnya bersama Ming setelah berbincang singkat dengan Jeka. Puas sekali Anna melihat ekspresi wajah Jeka yang terlihat terkejut sekaligus emosi. Ternyata menggoda Jeka itu sangat menyenangkan ya.

"Wait!" Anna berhenti di tengah kamarnya setelah mengingat sesuatu. "Kenapa aku mencari masalah dengannya? Aku gila aku gila aku gila!!!" Anna menepuk-nepuk pipi merutuki kebodohannya sudah berbuat seperti tadi. "Dia pasti dendam padaku. Aku harus bagaimana?"

"Harus bersujud di kaki ku."

"Huh!" Anna membalikkan badannya menemukan Jeka sudah ada dalam kamarnya di sertai tatapan nyalang yang menyeramkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Huh!" Anna membalikkan badannya menemukan Jeka sudah ada dalam kamarnya di sertai tatapan nyalang yang menyeramkan. "Sa-salam hormat Pangeran." Anna sampai tergagap-gagap.

"Kau!" Jeka menarik nafasnya dalam-dalam. Anna berhasil menguras emosinya. "Darimana kau tahu aku pernah memberikan kelinci?"

"Ya aku hanya tahu." Jawab Anna ketus juga mencoba menahan kegugupannya.

"Jangan membual." Tukas Jeka suaranya semakin seram.

"Kau tanya sendiri saja sana!"

Anna jadi kesal dengan Jeka berani-beraninya sampai mengikutinya ke kamar hanya masalah kelinci mati. Sepenting itukah Selova?

"Bukannya aku suka mencampuri urusan orang lain. Saat aku memanah tadi tidak sengaja mengenai burung merpati yang membawa surat. Aku sadar aku kurang sopan karena membaca surat orang lain. Surat itu dari Selova untukmu." Jelas Anna malas berdebat panjang lebar dengan Jeka.

"Kau!" Jeka mengacungkan jari telunjuknya menunjuk Anna. "Sudah di sediakan papan kenapa kau memanah ke atas?"

"Aku kelepasan. Siapa suruh burungnya lewat sana." Anna masih kekeh membela diri. "Yang penting aku sudah menyampaikan pesannya padamu."

Jeka menghela nafas panjang. Siapa sangka juga akan berakhir seperti itu. "Baiklah baiklah. Jangan bilang pada siapa-siapa kalau kau membaca pesan itu." Kata Jeka memperingatkan Anna sebelum Anna bertindak yang tidak-tidak. Jeka masih belum bisa menebak apa yang akan Anna lakukan setelah ini.

"Ada syarat!"

Jeka lupa dia sedang berhadapan dengan siapa. Tidak semudah itu mengajak Anna Leofwan bekerja sama. Baik Anna yang dulu atau yang sekarang. Jeka berakhir pasrah dan mengalah.

Rewrite Destiny [M] II JKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang