16. His childhood friend

1.4K 166 17
                                    

Niitt..

Seorang laki-laki tampan dengan wajah lesu memasuki sebuah mobil yang terparkir di depan halaman SMA Planet 99. Dia bahkan tidak mengeluarkan suara sama sekali. Membuat orang yang menjemputnya itu akhirnya memulai percakapan terlebih dahulu tanpa mengalihkan pandangan dari handphone miliknya.

"Sebelum kita berangkat mau bawa oleh-oleh dulu? ASTAGA ZHANG HAO.. WAJAHMU KENAPA??"

Chen Jianyu memelototi adik sepupunya yang wajahnya babak belur. Meskipun ditengah kebingungan, tangan jahilnya yang penasaran membuatnya ingin menyentuh lebam itu. Namun aksi tersebut berhasil digagalkan karena Zhang Hao langsung menepisnya.

"Awww"

"Kamu sudah gila?? Ini beneran sakit, kak. Jangan coba-coba sentuh!"

"Ohh.. Sakit ya?"

"Iya lah sakit. Namanya juga habis berantem"

"Eh serius, Hao? Bagaimana ceritanya? Kamu kalah ya?"

"Cih.. Tidak ada menang kalah.. Kami dipisahkan oleh anak OSIS. Hampir saja aku akan mati di pukul dengan kayu. Si Keita brengsek itu kenapa tiba-tiba muncul di belakangku!! Kapan-kapan saja aku ceritanya, kak. Sekarang sedang tidak mood"

"Astaga kamu mengagetkan saja. Aku kira kamu habis bermain drama jadi preman"

"KAK..."

Chen Jianyu tertawa keras sedangkan yang lebih muda menatapnya penuh kesal sambil memasang gestur untuk memukul. Di acaknya rambut milik Zhang Hao dengan gemas.

"Kalau ada apa-apa cerita saja ke kakak. Jangan pakai dipendam segala"

"Hmmm"

"Kita lewatin toko roti dulu ya. Tante kan suka banget roti isi daging yang ada di dekat sekolahmu" Tante yang dimaksud adalah Nyonya Zhang alias mama Zhang Hao.

....

Di salah satu kawasan elit di Hannam-dong, terdapat sebuah rumah besar yang di dominasi warna coklat muda dengan banyak ventilasi kaca. Terdapat pekarangan hijau yang luas dan kolam kecil yang memperindahnya. Gerbang rumahnya pun sangat tinggi menandakan seberapa berpengaruhnya keluarga yang pemilik rumah ini.

Sebuah mobil mewah meminta izin untuk memarkirkan nya didalam lewat intercom yang ada di depan gerbangnya. Setelah mereka memasuki pekarangan itu, sang anak pertama pemilik rumah ini menghela napas sebentar lalu berjalan masuk menuju rumahnya yang sudah tidak dia datangi selama 1 bulan.

Langkahnya berjalan kearah suatu ruangan yang sangat di rindukannya. Didalam nya dipenuhi beberapa alat musik klasik yang tertata sangat rapih seperti piano, violin, cello, dan flute. Keluarga Zhang adalah salah satu musisi terkenal dari China yang tinggal di Korea. Dia menyentuh sebuah piano klasik besar yang ada di tengah ruangan. Senyumnya mengembang mengingat masa kecilnya dulu.

"Hao? Kamu pulang nak? Astaga mama sangat merindukanmu" Nyonya Zhang yang awalnya samar-samar melihat anaknya dari pintu langsung menghambur memeluk putranya.

"Hao juga kangen mama. Mama bagaimana kabarnya?"

"Mama baik, sayang. T-tapi tunggu sebentar.. Wajahmu kenapa? Kamu habis berantem? Kenapa bisa? Astaga sini mama bantu olesi obat.."

Nyonya Zhang mengajak putranya untuk duduk di sofa ruang tamu mereka. Dengan telaten mengoleskan salep ke beberapa lebam di wajah Zhang Hao. Sehingga membuat sang putra nya sedikit meringis.

"Ma, papa ada di kamarnya ya?"

"Iya sayang. Papamu baru saja pulang dari Mokpo kemarin. Ada festival kebudayaan besar yang mengundang papamu kesana. Kamu datang karena papa mau mengajakmu berbicara ya? Hmm mungkin tentang itu.."

Illusory (Haobin) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang