22. Best friend forever

1K 119 8
                                    

Di sore hari yang sejuk, semua anggota penyelenggara festival musim semi sedang sibuk-sibuknya mengatur panggung dan mulai memasang tenda yang akan dilangsungkan dalam 2 hari. Persiapan ini harus dilakukan dengan matang karena yang berkunjung ke festival mereka bukan hanya penghuni sekolah. Melainkan khalayak umum seperti warga sekitar ataupun murid sekolah lain.

Saat ini sang Ketua OSIS sedang membawa 2 box berat berisi beberapa properti di dalamnya. Dia berjalan santai dari koridor sambil menikmati semilir angin lembut yang menerpa wajah. Tiba-tiba saja langkah kaki nya terhenti karena dikagetkan oleh seseorang yang menepuk pundaknya.

"Hai, Hanbin. Sepertinya box itu berat, butuh bantuan?"

"Astaga, Kim Gyuvin! Kamu mengagetkanku. Ini tidak terlalu berat kok"

"Hmm..? Apa iya?" Kim Gyuvin yang merasa tidak percaya dengan ekspresi wajah teman nya itu langsung mengambil paksa salah satu box berat untuk dibawanya.

"Ini sangat berat, Hanbin! Biarkan aku membawanya. Aku takut kalau tulangmu yang rapuh itu bisa keropos nantinya hahaha" ujar Kim Gyuvin sambil tertawa mengejek. Sung Hanbin yang merasa tersindir langsung memukul lengan laki-laki itu dengan sedikit kasar.

"AWW.. Ampun! Hanya bercanda kok!"

"Ish aku tidak selemah itu, Gyuvin.." Sung Hanbin menunjukkan wajah sedih nya yang sangat imut. Untung saja Kim Gyuvin masih bisa menahan dirinya untuk tidak mencubit laki-laki itu.

Mereka berjalan beriringan selama 2 menit menuju halaman di samping lapangan sepak bola. Sejak lama Kim Gyuvin sebenarnya punya banyak hal yang ingin dia tanyakan kepada Sung Hanbin. Mungkin inilah waktu yang tepat untuk menanyakannya.

"Ohiya, Hanbin.. Kamu tidak tampil menyanyi di panggung nanti?"

"Eh? Kamu tau darimana kalau aku suka bernyanyi?" Kim Gyuvin mendadak gelagapan mendengar pertanyaan itu. Dia seperti telah ketahuan sering memperhatikan Sung Hanbin yang selalu bernyanyi ketika sedang melakukan tugas piket.

"A-aku pernah dengar kamu bergumam..? Suaramu sangat bagus, Hanbin" Jawaban inilah yang akhirnya di ucapkan oleh Kim Gyuvin. Beruntung saja Sung Hanbin tidak menanyakan apa-apa.

"Ohh begitu.. Entahlah aku merasa belum percaya diri untuk bernyanyi di depan banyak orang. Skill bernyanyiku masih belum terasah"

"Nanti nya kamu bisa menjadi penyanyi yang sukses, Hanbin. Aku yakin kalau kamu akan bekerja keras"

Sung Hanbin tersenyum manis, dia sangat senang dipuji seperti ini. Tingkat kepercayaan dirinya pun menjadi lebih baik dari sebelumnya.

"Gyuvin, kamu—"

"HANBIN, AWAS DIATASMU"

Ddukk! Craaang!

Sung Hanbin terlempar jatuh ke aspal setelah di dorong oleh Kim Gyuvin. Box berisi properti berserakan dimana-mana. Pandangan laki-laki itu melirik kearah sebuah pot bunga yang pecah. 'Astaga siapa yang menjatuhkan pot bunga ini.. Seseorang bisa tewas seketika jika tidak menghindar'

"Hanbin! Apa kamu terluka??"

Teman yang sedari tadi di sampingnya itu menatapnya khawatir. Sung Hanbin mengecek tubuhnya terlebih dahulu seperti daerah tangan dan kaki, beruntung tidak ada luka sedikitpun.

"Aku tidak apa-apa, Gyuvin. Kalau kamu bagaimana??"

"Aku tidak terluka. Untung saja kita berhasil menghindar.."

Kim Gyuvin mengepalkan tangannya kesal memukul aspal lalu pandangannya mengarah keatas dan terlihatlah bayangan seseorang yang sedang menghindar dari jendela.

Illusory (Haobin) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang