6

10 3 0
                                    

Sampainya Vania dan Elvino di rumah Vania, bertepatan juga dengan datangnya sebuah mobil yang juga baru sampai di rumah Vania.

"Makasih." ucap Vania sambil turun dari motor Elvino.

"Gw ngak di persilahkan masuk nih?" Tanya Elvino.

Baru saja ingin menjawab pertanyaan Elvino, tiba-tiba ada yang memanggil nama Vania.

"Vania." Panggil Rafi -ayah Vania.

"A-ayah." Kata Vania gugup.

"Eh tuan muda." Sapa Rafi ayah Vania ke Elvino.

Elvino yang di sapa pun hanya tersenyum, Vania yang melihat itu pun di buat kaget dua kali. Yang pertama ayahnya memanggil Elvino 'tuan muda' yang kedua Elvino tersenyum saat di sapa ayahnya??? Sebenarnya apa hubungan Elvino dan ayahnya? Kenapa ayahnya memanggil Elvino tuan muda.

"Yasudah, lanjut saja mengobrol nya ayah masuk dulu ya sayang." Ucap sang ayah.

"Mari tuan." Ucap ayahnya Vania lagi.

Setelah ayah Vania masuk ke dalam rumah, Vania langsung mengusir Elvino dari rumahnya. Namun, Elvino malah memarkirkan motornya di halaman rumah Vania dan turun dari motor kebanggaan nya itu.

"Ihh Elvino Lo ngapain turun, pulang sana." Usir Vania.

"Serah gw lah." Ucapnya sambil melangkah masuk ke dalam rumah Vania.

"Lah ini rumah gw juga." Tanpa mendengar persetujuan dari Vania, Elvino langsung masuk begitu saja. Dan berhasil membuat ayah Vania terkejut.

"Eh tuan muda, mari masuk."

"Terimakasih." Jawab Elvino sambil melihat seisi rumah Vania.

'loh tumben banget tuan muda menjawab, trus tadi malah senyum lagi.' ucap batin Rafi.

"Silahkan duduk tuan."

"Vania buatin tuan muda minum, dan ambil cemilan sekalian." Suruh sang ayah.

"Huhh, iya ayah." Jawab Vania.

Vania berjalan dengan lesu ke dapur untuk membuatkan Elvino dan ayahnya minum.

"Maaf tuan muda, sebelumnya ada hubungan apa tuan muda dengan Vania?" Tanya Rafi.

"Panggil Elvino saja kalau lagi di luar kantor." Ucap Elvino.

"Baik tuan mu-, eh maksudnya Elvino."

"Saya tidak ada hubungan dengan anak bapak, tadi saya hanya menghantarkan nya pulang, karena teman-temannya sudah pulang terlebih dahulu." Jawab Elvino.

"Oh begitu." Ucap Rafi sambil mengangguk-anggukkan kepalanya.

"Nih." Tiba-tiba Vania datang dari dapur sambil meletakkan cemilan dan minuman yang di bawanya dengan sedikit hentakan.

"Vania, baik-baik nak." Ucap Rafi.

"Huhhh, iya ayah!"

"Silahkan Elvino di minum dan di makan cemilan nya." Ucap Vania sambil tersenyum paksa.

"Silahkan nak Elvino." Ucap Rafi.

"Terimakasih." Jawab Elvino.

Vania memutuskan ke kamarnya karena ingin menukar baju, saat kembali ke bawah ia sudah melihat Elvino yang siap-siap seakan mau pulang.

"Lah, udah mau pulang aja?" Tanya Vania.

"Hm."

"Yaudah pak, saya pulang dulu. Terimakasih atas minumannya tadi." Ucap Elvino sambil bersalaman dengan Rafi.

"Iya nak, sama-sama. Sering-seringlah main kesini ya."

"Ngapain sih yah ngundang tu ekor kuda. Bikin ribet aja." Ucap Vania.

"Vania ngak boleh gitu!" Ucap Rafi sedikit membentak.

"Ck, iya." Setelah berkata begitu, Vania langsung naik tangga untuk kembali ke kamarnya.

"Maafin tingkah anak saya ya nak Elvino." Ucap Rafi bersalah.

"Iya gpp pak, yaudah saya pamit dulu. Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam."

Setelah menghantarkan Elvino keluar rumah, ayah Vania kembali masuk dan menutup pintu. Baru saja ingin mendudukkan tubuhnya di sofa, tiba-tiba pintu kembali di ketuk oleh seseorang. Rafi bergegas membuka pintu, dan melihat siapa yang datang. Ternyata yang datang adalah Vanya anak sulung Rafi atau bisa di katakan kakak Vania.

"Assalamualaikum." Ucap Vanya sambil menyalimi sang ayah.

"Waalaikumsalam, udah pulang nak." Tanya Rafi.

"Udah yah."

"Siapa yah yang datang?" Tanya Vanya saat melihat ada gelas dan cemilan bekas tamu di meja tengah.

"Oh itu, teman Vania sekaligus anak bos ayah." Ucap Rafi.

"APA!!" Teriak Vania dari arah dapur.

"Jadi Elvino itu anak bos ayah?" Tanya Vania memastikan.

"Iya nak, jadi kamu jangan pernah mencari gara-gara sama Elvino ya. Bisa-bisa ayah kehilangan pekerjaan." Ungkap Rafi.

"Iya ayah." Ucap Vania.

"Yasudah kalian istirahat dulu gih." Suruh Rafi.

"Yaudah yah, kita istirahat dulu. Yuk dek." Ucap Vanya.

•••

Elvino baru saja memarkirkan motornya di halaman mansion yang sangat besar itu, tiba-tiba ada sebuah tangan yang menjewer telinga nya.

"Aduh-aduh, sakit mami." Ucap Elvino kesakitan.

"Kenapa kamu pulang lama hah, liat udah jam berapa ini Elvino?" Tanya Retna -mami Elvino.

"Iya maaf mami, tadi vino nganterin teman dulu, lagian masih jam setengah empat juga." Jawab Elvino.

"Ohh udah berani ngejawab kamu ya." Ucap Retna sambil menguatkan jeweran nya di telinga Elvino.

"Aduh-aduh iya mami maaf, kan tadi mami nanya." Ucap Elvino.

"Udah dong mami lepasin, sakit telinga vino." Ucap Elvino dengan mata yang berkaca-kaca.

Karena kasian Retna langsung melepaskan tangan nya dari telinga sang anak.

"Iya sayang, maafin mami ya. Mami tu khawatir sama kamu nak." Ucap Retna sambil memeluk anaknya.

"Ck anak pulang lambat dikit udah khawatir, giliran suami yang pulang telat di tinggal tidur." Cibiran seorang pria di belakang Retna dan Elvino.

"Apaan sih kamu Arga, sama anak masa cemburuan. Lagian nih ya, anak aku cuma satu jadi kalau hilang mau di cari kemana. Kalau suami yang hilangkan bisa cari yang baru. Iya kan sayang." Ucap Retna.

"Betul itu mami." Jawab Elvino menjahili sang ayah.

"Ck, udah lah anak sama ibu sama aja." Ucap Arga -ayah Elvino kesal.

Malas karena berasa si bully oleh ibu dan anak itu, Arga langsung masuk ke mansion tanpa mengatakan apapun. Melihat Arga kesal, Retna dan Vania langsung tertawa bersama.




Hoy!!! Kembali lagi nich.

Makasih buat yang udah baca cerita aku, luvv kalian banyak-banyak. Jangan lupa vote ye.

Bye.

My Cold BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang