Waktu yang salah
Oleh: Nanblueponi
***
Happy Reading !!
***
Hembusan angin menjatuhkan dedaunan kering dari pohon di sisi taman. Seseorang terduduk di bawahnya, bersila kaki dengan earphone biru di telinga, hoodie oversize warna langit dan ransel navy di punggung, menunggu yang lainnya datang melepas rindu. Tak lama, handphone-nya menyala, satu bubble chat terlihat.
"Kamu sudah sampai?" Gupi membacanya dalam hati, lantas tersenyum sebelum jemari lentiknya menari di layar ponsel.
"Kakiku sudah keram menunggumu di sini, apa kamu masih lama?" –send.
Ting.
"Tunggu sebentar lagi, sedikit lagi aku sampai." –read.
Wajahnya terangkat, sejenak menghela napas panjang. Cuaca hari ini cerah bahkan langit tanpa awan seolah ada yang mengepelnya pagi tadi, keadaan taman pun tak terlalu ramai namun ada sesuatu di hatinya saat membaca pesan terakhir tadi, sesak di sana, ia tahu apa yang menghambat perjalanan seseorang yang ia nantikan.
"Selalu seperti ini." batinnya.
--
"Hah, hah. Maaf aku terlambat, lagi." Miu yang baru saja datang terengah dengan tubuh terbungkuk.
"Duduk dulu! Padahal kamu tak perlu berlari dari parkiran ke sini, aku tak kemana-mana." tangannya menepuk sisi sebelahnya.
"Kenapa tak duduk di kursi? Kamu malah bersila di rumput, tak takut kena gigitan semut?" mereka duduk berdampingan sekarang.
"Jika semut mengigitku artinya aku manis." Kepala Gupi jatuh di pundak sang kesayangan, satu tangan meraih pinggang di sampingnya. Merasa Gupi tengah manja, Miu terkekeh pelan sembari mengusap pucuk kepala yang tersandar.
"Memang kamu manis, makanya aku suka."
Menghabiskan waktu libur bersama adalah agenda wajib keduanya, meski tak bisa berlama-lama tapi sangat mereka nantikan. Pasalnya sangat susah mendapatkan waktu yang pas untuk sekedar bersua, perbedaan jadwal kerja dan jarak yang cukup menguras bahan bakar menjadikan kesempatan yang ada tak ingin terbuang sia-sia.
"Sudah menyusun rencana?" si tampan Miu bertanya.
"Tentu saja, aku sudah menunggu tiga kali libur untuk bisa berkencan denganmu. Dasar so sibuk." Gupi menatap tepat ke mata di hadapannya.
"Aku benar sibuk, bukan mengada-ada. Kamu tahu itu, Gupi." hidung bangir Gupi berhasil mendapat satu cubitan gemas.
"Miuuu! Kebiasaan, sakiit." Gupi mendadak bangkit, menghentak kaki dengan satu tangan mengusap hidungnya yang merah.
KAMU SEDANG MEMBACA
OneShot MewGulf Universe
Short StoryKumpulan cerita pendek tentang dua manusia yang diinginkan kebersamaannya ☀️🌻 - Oneshot MewGulf in My Universe -