Sweet Sinamon (ABOVERS) 🔞🔞

140 24 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Happy Readding :)

.

.

Tok tok tok.

Ketukan di pintu membuyarkan konsentrasi Miu yang tengah serius membaca buku dengan ratusan halaman.

"Aih, siapa lagi yang bertamu di jam seperti ini?" gerutunya kesal, namun tetap menuju pintu karena ketukan yang tak berhenti.

Cklek.

"Siang, Kak. Ini pesananya." ucap Abang Ojol menyodorkan satu bungkusan warna coklat yang cukup besar.

"Hah, pesanan apa?" Miu menerimanya meski kebingungan, di dalamnya ada catatan kecil.

"Kakak terlihat serius belajar sejak tadi, aku memerhatikan dari jendela kamar kakak yang terbuka, aku ingin memberi sedikit hadiah tapi aku tidak punya uang. Jadi kakak saja yang bayar, naa. Selamat makan. :)"

"Astaga." Miu menepuk pelan dahinya sendiri.

"Baik, Pak. Berapa semuanya?"

"Rp. 250.000,- Kak."

"Baik, tunggu sebentar." Miu berlalu masuk dan mengambil uang untuk membayar pesanan misterius tadi.

"Sudah tak tahu siapa yang pesan, mahal pula. Dia pesan apa saja memangnya?" Miu terus saja mengomel.

"Ini, Pak. Terimakasih makanannya."

Miu berjalan kembali menuju mejanya, setelah membayar makanan, sebentar menoleh ke arah jendela yang memang terbuka sejak tadi.

"Dimana kau bersembunyi, hah?" matanya menelusuri pemandangan di depannya. Hanya ada lapangan luas dan satu pohon besar.

"Apa mungkin di pohon itu?" pikirnya, menelisik pohon besar yang juga menjadi tempat favoritnya menghabiskan waktu sejak kepindahannya ke asrama.

"Ah sudahlah, lain kali saja aku cari tahu, lebih baik aku makan dulu dan memang aku sudah lapar sekarang."

Miu pun menyantap makanan yang sudah tertata rapi di hadapannya, tanpa ia sadari semua makanan yang ia santap adalah kesukaannya, yang selalu ia pesan jika berkunjung ke tempat makanan itu dibeli.

--

"Yes, berhasil. Kakak tampan menerimanya. Selamat makan, kakak tampan." seseorang di ujung lapangan tersenyum manis dengan teropong di tangannya.

"Hei mau sampai kapan kau mengintip kakak tampanmu itu? kapan kau akan berani menyapanya secara langsung?" Mil yang jengah dengan kelakuan temannya itu protes, karena ia turut berbaring di rerumputan bak prajurit yang sedang mengintai musuh.

"Aku belum bisa, Mil. Aku takut kakak tampan menolakku." badannya Gupi bawa berbalik, kini ia menatap langit yang tanpa awan.

Mil pun memiringkan tubuhnya, meyangga kepala dengan satu tangan. "Kau tidak akan tahu kalau tidak mencoba."

OneShot MewGulf UniverseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang