"Hah, ko samaa??" Gulf bangkit dari baringnya dan langsung bersila di kasur dengan kemeja kebesarannya.
Memandang tak habis pikir ke arah Appo yang berdiri gagah dengan bathrobenya. Kotak-kotak di perutnya sungguh tidak mencerminkan uke sama sekali.
"Gue kira lo seme, tampilan lo badas gitu." Gulf sungguh tak mengira jika Appo pihak bawah, karena penampilannya yang sungguh macho.
"Ngaca! Kaya lo imut aja. Mana badan segala tatoan." balas Appo.
"Gue tuh mau balesin si Mile yang gak ngasih gue kepastian, mana masih suka ONS. Lo enak diajak ngobrol, nyambung juga kalo cerita. Makanya gue mau buka hati sama lo. Eh, malah gini." lanjutnya.
"Ya mana gue tahu kalau lo uke, pas awal chat kan kita cuman nanya perihal tertarik sama cowok doang, gak spesifik sampe apa peran yang lo mainin." sargah Gulf, tak terima disalahkan.
"Ya udahlah, udah kejadian juga."
"Terus kita ngapain? Udah pesen kamar, udah bawa perlengkapan perang juga. Gue nih, udah beberesih, udah mandi kembang segala, berendem tiga jam biar lo terpana sama gue. Ah, sia-sia." celoteh Gulf yang kini menarik selimut dan balik berbaring.
"Alay, lo." Appo menghampirinya dan turut membaringkan badan, bathrobe yang sejak tadi terbuka ia tali Karena tak ada gunanya lagi ia pamerkan roti sobeknya. Takkan ada yang tergoda.
Beberapa saat mereka hanya menatap atap kamar hotel yang mereka pesan, sebelum keduanya saling menatap dan terbahak kencang. Tak habis pikir dengan kejadian yang mereka alami.
"Tolol banget, ya."
"Asli, bego."
Keduanya malah saling memaki dan terpingkal. Sedang asyik menertawakan kebodohan masing-masing, tiba-tiba -
