Good night guys
Btw sebelum baca mari jawab pertanyaan ku dulu 🥰🥰
Aku mau tahu nih, pembaca ku kebanyakan perempuan atau laki laki.
Yang perempuan komen di sini 👸
Dan yang laki laki komen di sini🤵
••••®®®®••••
"Ratiih!! Aku bisa gila jika terus terusan begini. Aku di panggil kekasihku olehnya Ratih." Sudah lebih dari satu setengah jam dari Hua sampai di rumah Ratih pagi pagi sekali dan langsung berceloteh hal yang sama di hadapan Ratih.
Ratih hanya diam sambil terus terusan menghela nafas, ia hanya mendengarkan suara Hua yang begitu berisik yang terus saja membahas laki laki pujaan hatinya yang kemaren baru saja bertemu.
Ratih tidak tahu bagaimana rasanya jadi Hua saat itu dan Ratih tidak tahu apa yang di rasakan Hua sekarang. Karena Ratih tidak pernah merasakan saling jatuh cinta dengan seorang laki lakis sebelumnya. Ratih selalu merasakan cinta sebelah pihak, menyedihkan.
Ratih terkejut saat tiba tiba Hua meraung dan menelungkup di atas kasur Ratih yang posisinya Ratih juga tengah duduk di atas kasur itu sekarang.
"Kenapa dia manis sekali?" Hua bangkit dari posisinya kemudian beralih duduk tepat di hadapan Ratih.
Hua kemudian meraih kedua bahu Ratih kemudian ia menggoyangkanya membuat tubuh Ratih serasa acak acakan.
"Apakah cinta membuat orang gila seperti ini?" Ratih nergumama didalam posisinya yang sekarang terguncang guncang.
"Iya!" Hua menjawab dengan penuh semangat, bersamaan dengan itu Ratih bersyukur karna Hua berhenti menggoyangkan bahunya.
"Kalau kau dan pujaan hatimu saling jatuh cinta, rasa bahagia itu rasanya tak terhingga Ratiih, rasanya ingin terbang tinggi di awan saja berdua denganya. Uda Ranan kuuu" Hua bertindak seperti orang yang benar benar tengah bahagia tidak tertolong lagi, bahkan di akhir kalimatnya ia memeluk dirinya sendiri membayangkan tengah memeluk sang kekasih hati.
"Ya silahkan! Silahkan temui Uda Ranan mu itu! Kepala ku sakit mendengarkan mu berceloteh dari tadi. Biarkan aku tidur lagi Hua." Kali ini Ratih yang merengek, pasalnya ia benar benar tidak mengerti bagaimana rasanya menjadi Ratih, selain tidak mengerti Ratih sebenarnya juga sedikit iri. Ratih juga ingin merasakannya.
Hua seketika merubah ekspresinya menjadi kesal, pasalnya hanya Ratih satu satunya teman yang ia punya di sini untuknya menceritakan segala isi hatinya.
"Kau menyebalkan, huuh!" Hua mencibirkan Ratih kemudian ia keluar dari kamar Ratih dengan kembali memasang raut wajah bahagia. Hua tidak memperdulikan Ratih yang sudah iri setengah mati kepadanya.
Hua melangkah ke arah dapur, di sana ada Halimah yang tak bukan adalah ibu Ratih yang tengah memasak. Kebetulan sekali hari ini Halimah tidak ikut ke pabrik bersama suaminya dan orang tua Hua.
"Makanya, cobalah jatuh cinta pada orang yang juga mungkin akan mencintaimu!" Hua yang sudah berada di luar kamar kini menghentikan langkahnya dan kembali memutar arah menuju kamar Ratih.
"Kalau saranku, kau sebaiknya jatuh cinta kepada temanya Uda Ranan itu saja. Siapa namanya? Dia yang selalu memakai sarung di bahunya dan peci yang terbalik itu?" Hua menyembulkan kepalanya di balik tirai gorden pintu kamar Ratih.
"Uda Hasan?"
"Nah, mungkin itu namanya, aku tidak tahu. Aku saran kan kau menyukainya saja biar kita punya calon suami yang berteman baik. Aduuh! Pasti seru sekali!" Hua menghilang dari balik gorden kali ini ia benar benar menuju dapur dan meninggalkan Ratih dengan raut wajah melongo.
![](https://img.wattpad.com/cover/334487020-288-k348088.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Tanah Minang 1970 || TELAH TERBIT
Historical Fiction((TAMAT)) PART SUDAH TIDAK KENGKAP INFO NOVEL SHOPEE : @benitobonita Loka ranah Minang nun indah bersama udaranya yang sejuk. Gadis berdarah China bernama Fang Hua selalu memuji indahnya ranah Minang sebelum ia terus menangis dan berhiba hati di te...