4

1K 184 56
                                    

"Gue kaget njir pas mau balik abis nganter si Bapak, Hanabi malah keguling di tangga."

"Dan orang pertama yang lo hubungin malah Naruto," timpal Shikamaru pada Sai yang tengah duduk bersama Naruto di hadapannya.

"Gue langsung teriak manggil Bapak kok, tapi abis itu keinget sama si sad boy ini," balas Sai yang membuat Naruto melotot ke arahnya. "Lo nggak pengen ngomong makasih gitu sama gue?"

"Nggak." Naruto mendengkus seraya menarik gelas kopinya di atas meja untuk diteguk sekilas.

"Dih, udah dibantuin juga."

"Emang Hinata langsung lo jemput lagi ya, Nar?"

Kepala Naruto mengangguk santai pada Shikamaru. "Dan mereka bertengkar."

"Lagi? Syukurin deh." Sai terkekeh dengan raut wajah puas. "Lagian jadi cewek kok tolol banget."

"Tolol-tolol begitu disayang juga sama Naruto," kata Shikamaru.

"Duh, kalo gitu sayangin adek juga dong, Bang," ucap Sai cepat, berusaha menyandar pada Naruto yang segera beringsut menjauh dengan ekspresi jijik. "Bang ...."

"Diem nggak lo?" ancam Naruto mengangkat gelas kopinya dan memasang ancang-ancang akan melemparkannya pada Sai.

Sementara yang akan dilempar hanya tergelak enteng seraya menghempaskan punggungnya pada sandaran sofa kedai kopi tempat mereka bertiga sedang bersantai siang ini. "Nar, lo tuh cakep, ya. Ngapain sih nungguin yang nggak jelas?"

"Gue tau gue cakep," balas Naruto. "Dan gue nggak lagi nungguin siapa-siapa. Seperti yang gue bilang, gue tau diri kok buat nggak berharap sama Hinata."

"Tapi lo sayang sama dia, 'kan?"

"Iya, tapi nggak berharap lebih."

"Trus kenapa lo masih gini-gini aja?"

Naruto mendelik sewot. "Gini-gini aja gimana maksud lo?"

"Ya jomlo." Sai mengedikkan kedua bahunya—sama sekali tidak peduli pada wajah sebal pria pirang di sebelahnya. "Jangan-jangan lo belum move on dari Sakura, ya? Dan Hinata cuma pengalihan isu biar lo nggak keliatan ngenes-ngenes amat?"

Sai beserta segala asumsi laknatnya yang teramat Naruto kutuk.

"Bisa jadi, sih. Gimana mau move on kalo tiap minggu masih ketemu mantan buat nengokin anak," sahut Shikamaru sembari tersenyum miring yang terlihat amat menyebalkan bagi Naruto.

Pria pirang itu lantas mendengkus keras dan sedikit menyesali keputusannya yang telah menyanggupi ajakan kedua temannya itu untuk bertemu siang ini. Padahal, di akhir pekan seperti ini, Ia sudah seharusnya bersantai di apartemen bersama Kurama, sang mini pomeranian berbulu coklat keemasan kesayangannya yang Ia adopsi sejak setahun yang lalu.

Akan tetapi, dengan bodohnya Ia malah membiarkan dirinya terjebak di sini, di antara gempuran ejekan Sai dan Shikamaru.

"Bisa gitu, ya. Dah pisah tapi tetep care sama mantan," Sai kembali mencibir. "Sampai sejauh itu."

Shikamaru tertawa. "Demi anak, Bro."

Daripada sibuk menanggapi cibiran tak berujung itu, Naruto memutuskan untuk membuka ponselnya dan memasuki aplikasi media sosial satu-satunya yang Ia miliki, yakni Instagram. Foto pertama yang dilihatnya, seperti biasa, adalah milik Hinata.

Senyumannya kontan terpatri tanpa diminta ketika mengamati hasil dari sebuah sesi pemotretan yang Hinata ikuti. Wanita itu tampak cantik dengan classic beret hat berwarna coklat tua yang menutupi puncak kepalanya, pun dengan lipstick merah muda yang menghiasi bibir ranumnya.

To Be With You [NaruHina]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang