3. Tentang Jaehyun 2

163 23 1
                                    

Doyoung berdiri di depan pintu kamar Gongmyung. Tidak ada lagi suara Jaehyun dari dalam. Ia kemudian mengetuk pintu dan membukanya ketika mendengar seruan Gongmyung. 

"Jaehyun sudah pulang?" tanya Doyoung sambil berjalan menuju kasur kakaknya dan duduk di sana. 

Dijawab gumaman saja oleh sang Kakak. Fokusnya sekarang ada pada buku yang tadi Doyoung beli untuknya. 

"Kakak beneran kenal Jaehyun? Kok tidak pernah main ke sini, sih?" 

Doyoung hafal kebiasaan Kakaknya yang sering mengajak teman yang lumayan dekat dengannya berkunjung ke sini. Johnny salah satunya. 

"Yaa karena kakak memang kenalnya pas masih kuliah dulu. Jadi Jaehyun berkunjungnya ya ke kos, bukan ke sini"

Ah, benar juga. Jaman kuliah dulu Gongmyung memang tidak tinggal di sini. Supaya kampus dan tempat tinggal dekat katanya. Dengan alasan itu juga Doyoung enggan kuliah di almamater kakaknya, karena jarak. Dan Doyoung tidak mau keluar dari rumah orangtuanya –zona nyamannya– setidaknya untuk saat ini. 

"Menurut Kakak, Jaehyun orang seperti apa?"

"Eh, iya. Kalian kenal di mana? Kenapa Jaehyun bisa antar kamu pulang? Bukannya tadi keluarnya sama Johnny? " Gongmyung menutup bukunya, berhenti membaca. 

"Jaehyun tidak cerita?"

"Tidak. Mungkin karena kita terlalu asik nostalgia dan Jaehyun juga pulang terburu-buru. Seseorang menghubunginya"

"Jadi gimana? Jaehyun itu orang seperti apa? " Doyoung kembali melontarkan pertanyaannya yang belum dijawab Gongmyung.

"Cerita dulu, bagaimana bisa kenal dan ketemu Jaehyun?"

"Iya, nanti. Kakak jawab dulu pertanyaanku duluan"

Gongmyung menghela nafas, "Ya, baiklah. Jaehyun, ya?" Gongmyung terlihat menerawang, mencoba mengumpulkan ingatannya tentang Jaehyun. 

"Bagi Kakak dia anak yang baik, sopan, ramah juga. Dia juga gigih dalam mendapatkan apa yang dia mau. Hm, apa lagi ya? Oh, dia bucin" Gongmyung tertawa. 

"Hah? "

"Iya, dia bucin sama.. Aduh, siapa ya namanya. Dia anak seni rupa, Kakak kurang ingat namanya tapi lumayan jadi gosip juga di fakultas karena Jaehyun populer. Banyak yang patah hati"

"Namanya Ten?" tentu saja Doyoung hanya menebak, tapi dia yakin tepat sasaran. 

"Nah, iya! Namanya Ten. Bagaimana–?" wajah bingung Gongmyung terlihat lucu. 

"Nanti. Kakak lanjutkan saja dulu yang tadi. Tentang Jaehyun"

"Tapi janji, ya. Kamu cerita"

Doyoung menyatakan kesanggupannya, kali ini lebih serius agar Gongmyung melanjutkan cerita.

"Jaehyun dan Ten selalu bersama. Ya, tidak selalu juga sih, tapi apa ya? Tiap kali ada kesempatan mereka pasti bersama. Tapi jika masing-masing sibuk dengan tugas, ya mereka pisah. Setahu Kakak, Ten dan Jaehyun tidak pacaran. Jaehyun pernah cerita, mungkin karena saking kalutnya dia kelepasan curhat tentang dirinya dan Ten. Bahwa Ten tidak pernah menganggapnya serius dan terus memberi jarak pada mereka sebatas teman"

"Oh iya! " Gongmyung berseru, menepuk tangannya mengingat sesuatu. 

"Ingat tidak, Kakak pernah menawarkan padamu untuk dikenalkan dengan junior Kakak? Nah, itu Jaehyun"

"Kakak… Jangan mengobralku kesana kemari. Aku bisa cari sendiri kalau aku mau!" Doyoung merengek kesal. 

"Iya, paham. Lagipula Jaehyun juga menolak waktu kutawari untuk kukenalkan pada adikku. Dia bilang masih mau berusaha, nanti kalau dia sudah lelah, baru dia akan datang ke Kakak untuk dipertemukan denganmu" tawa bangga Gongmyung mengudara. Doyoung kesal. Dia baru saja dijadikan cadangan oleh orang yang bahkan tidak dia kenal. 

"Nah, sekarang giliranmu. Ayo cerita"

Doyoung berdecak, masih dongkol tentang cadangan tadi, tapi ia kemudian mulai cerita, "Kakak tau tidak gebetannya Johnny? Nah itu, si Ten. Dan tadi dia ajak Jaehyun juga. Ya sudah, kami kenalan."

"Hah? Serius? " 

Doyoung mengangguk.

"Takdir seperti apa ini?. Wah, Doyoung. Percaya pada Kakak, kau ditakdirkan bersama Jaehyun. Lupakan saja Johnny dan maju bersama Jaehyun"

"Jangan konyol! Kakak mau aku bersama orang yang hanya menjadikan ku pilihan terakhir? Kalau aku sih ogah, dih!" Doyoung bersedekap geram. 

"Yah, padahal tadi Jaehyun minta kontakmu loh"

Doyoung menatap Kakaknya horor, "Jangan bilang kalau–" bisiknya. 

"Hehe, maaf" Gongmyung mengusap tengkuknya tidak enak. 

"Sudah Kakak kasih" lanjutnya. 

"Kakak!!" Doyoung mengerang kesal. Menjatuhkan tubuhnya ke ranjang dan meremas rambutnya dramatis. 

"Ya, maaf. Kakak kira kalian cukup akrab. Lagipula Jaehyun anak baik. Dia tidak akan macam-macam"

Tiba-tiba perasaan Doyoung tidak enak pada ponselnya yang ia tinggalkan di kamar. Beberapa notifikasi pesan mulai berdatangan. 

08xxxxxxxx

Ini Jaehyun. 

Si cantik yang tadi mengantarmu pulang 😁

Save yaaa… 

-bersambung.....

Jaedo; Titik TemuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang