5. Teater

144 20 1
                                    

"Kak, tidak ke teater?"

Ketika Doyoung keluar dari ruang kuliahnya, berjalan di koridor, seseorang dari belakang menepuk bahunya. Juniornya ternyata. 

Doyoung tergabung di UKM Seni Teatrikal. Ini tahun terakhirnya di sana, karena setelah semester ini dia akan mulai magang dan menyusun skripsinya. Ini pertunjukan terakhirnya dan Doyoung menaruh perhatian lebih pada hal ini. Ia ingin menunjukkan yang terbaik dan meninggalkan UKM dengan suka cita dan kenangan indah. 

"Iya, ini mau, kok" Doyoung tersenyum. 

"Bareng kalo gitu, kak. Btw, sudah makan siang?"

"Belum, sih. Tapi belum terlalu lapar"

"Kita ke kantin aja dulu, kak. Aku lapar. Hehe"

Doyoung menyipit, "Kamu sengaja ya ngajakin saya terlambat bareng biar ada alasan?"

Juniornya tertawa, "Tau aja, kak. Lagian gak bakal konsentrasi latihan kalo lapar. Performa juga gak akan maksimal"

"Iyaa deh. Pesananmu samain aja, ya" Doyoung mengambil tempat di salah satu meja kantin yang masih kosong, sementara Juniornya tadi mengantri di depan booth ayam bakar. 

Ponsel Doyoung bergetar, sebuah pesan masuk. Dari Jaehyun. Yang menanyakan apakah dia perlu menjemput Doyoung atau tidak. 

Doyoung menjawab cepat, menolak dengan alasan latihan teater. Tapi kemudian Jaehyun membalas ingin melihat Doyoung latihan. Doyoung menolak tentu saja. Kenapa Jaehyun harus menontonnya latihan. Urusan Jaehyun itu Ten dan Johnny. 

"Hei, sendirian aja" 

Doyoung mendongak dari ponselnya mendengar suara Johnny menyapanya. 

"Hai, Doyoung. Kita ketemu lagi" ini Ten. Yang berdiri di samping Johnny. 

"Tidak sendiri, kok. Sama Jungwoo, itu dia lagi antri" Doyoung menunjuk ke arah antrian dimana ada Jungwoo –juniornya– di sana. 

"Hai, Ten. Apa kabar?" lanjutnya, membalas sapaan Ten tadi. 

"Baik. Ini Johnny minta tolong jadi model dia" Ten tanpa diminta menjelaskan keberadaannya di kampus Doyoung dan Johnny, seolah bisa membaca raut bertanya Doyoung. 

Doyoung mengangguk saja, "Proyek terakhir sebelum lulus" ini Johnny yang menjelaskan. 

Johnny di UKM Fotografi, tahun ini juga tahun terakhirnya di UKM, tahun terakhirnya di kampus juga. Johnny tipe mahasiswa yang bisa menyeimbangkan kegiatan kuliah dan UKM, olehnya dia masih di UKM bahkan ketika ia disibukkan dengan skripsi. 

Doyoung tentu saja berbeda, dia butuh menaruh perhatian lebih terhadap sesuatu. Berat sebelah, meski tidak seekstrim itu, tapi dia kadang kurang percaya diri untuk fokus di dua kegiatan yang membutuhkan perhatian lebih. Olehnya ia memilih mundur tahun ini dari UKM Seni Teatrikal untuk fokus dengan perkuliahannya.

"Duh, kak. Maaf lama" Jungwoo datang dengan nampan di tangan. Membawa pesanan mereka.

"Tidak apa-apa. Terima kasih ya, Jungwoo".

"Eh, ada Kak Johnny. Makan, kak" Jungwoo kenal Johnny, senior yang satu ini kadang jadi fotografer yang menangkap gambar mereka ketika latihan teater. Lagi pula siapa sih yang tidak kenal Johnny yang populer.

"Makanlah,Woo. Kita sudah makan kok tadi. Ya udah, kita duluan ya, Doyoung, Woo.."

Setelah basa-basi sejenak dan kedua sejoli itu menjauh, Jungwoo memberanikan diri bertanya, "Aku kira Kak Doyoung yang pacarnya Kak Johnny. Bukan ya ternyata. Padahal kita semua taunya gitu..", 'kita' yang Jungwoo maksud adalah para anggota teater.

"Bukan, kok. Pacar Johnny yang tadi itu. Namanya Ten" Doyoung menjawab rasa penasaran Jungwoo sembari mulai makan.

"Yaah, para penggemar kecewa" sambil mengunyah makanan Jungwoo berkata seperti itu.

Doyoung hanya menanggapi dengan tawa pelan.

Memang benar, banyak dari anggota teater yang mendukung dan sering menggoda mereka, tiap kali Johnny berkunjung ke kegiatan latihan mereka. Tapi semua ditanggapi biasa saja oleh Johnny. Yaa, Doyoung baper sedikit sih. Itulah kenapa dia kemudian naksir Johnny. Selain karena sering dicie-ciein teman-temannya, Doyoung juga melihat kerennya seorang Johnny ketika sedang memotret. 

Pesona dan persona Johnny betul-betul membuatnya naksir. 

Tapi ya sudahlah, Doyoung tidak mau mengingat-ingat lagi. Johnny sudah bersama Ten dan mereka terlihat cocok dan bahagia bersama. Meski perasaannya terlihat jelas, sepertinya dari awal Johnny hanya melihat Doyoung sebagai adik saja, olehnya perasaannya itu tak akan pernah dilihat sama sekali oleh Johnny. 

Doyoung jadi sedih. 

Sedikit. 

Ponselnya bergetar lagi, kali ini sebuah panggilan. Dari Jaehyun lagi. Doyoung yang telah menghabiskan makan siangnya, menjawab panggilan tersebut. 

"Ya, ada apa"

"Tempat mu latihan di mana, sih?"

"Di teater kampus lah. Kenapa sih? Ten sama Johnny sudah pergi. Tadi aku ketemu mereka di kantin. Jadi tidak usah sok-sok mau nontonin aku latihan"

"Gitu, ya?"

Nada kecewa yang terdengar dari seberang membuat Doyoung nyaris merotasikan matanya. Jaehyun terlalu mudah ditebak dan Doyoung muak juga dijadikan alasan padahal Jaehyun yang butuh menguntit Ten dan Johnny. 

"Iya. Sudah ya, aku mau latihan. Bye"

Doyoung menutup sambungan telpon tanpa memberi kesempatan Jaehyun merespon. Dia tidak mau berlama-lama berurusan dengan perasaan Jaehyun. Perasaannya saja masih dia tata, apa untungnya mengurusi perasaan orang lain. 

Jaehyun sudah dewasa. Biar saja dia urus perasaannya sendiri. 

-bersambung.....

Jaedo; Titik TemuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang