Empat hari berlalu begitu saja. Doyoung yang terbiasa menjalani empat harinya dengan malas-malasan kini mengeluh karena harus bangun pagi dan nebeng Kakaknya ke kantor.
"Ah, padahal Doyoung masih mau malas-malasan di rumah.. " Doyoung menggerutu sambil memasang sabuk pengaman pada tubuhnya.
"Kan udah empat hari kemarin..." Gongmyung menanggapi sambil mengeluarkan mobil dari garasi.
"Belum cukup.. " Doyoung melambaikan tangan pada Ibunya dengan wajah murung.
"Halah, Kakak aja baru pulang dari luar kota langsung ngantor lagi. Kamu nih masih muda udah lemah lunglai aja.. "
Doyoung tidak menanggapi. Wajahnya makin cemberut melihat-lihat jalanan.
Selama periode malas-malasannya, entah berapa kali Jaehyun menawarinya jalan tapi ia tolak. Bahkan ketika pemuda itu datang berkunjung, Doyoung tetap enggan diajak keluar. Kalau memang Jaehyun bosan menemani Doyoung maraton film, ya sudah. Dia boleh pergi.
Tapi tentu saja Jaehyun tidak begitu. Ia bertahan, menemani Doyoung maraton film, malas-malasan. Sampai kena tegur Ibu yang gemas sendiri melihat bungsunya goleran sepanjang hari.
Ponsel Doyoung mengeluarkan suara denting pesan. Sebuah pesan dari Jaehyun.
"Siapa sih yang kirim pesan? Kok salting?" Gongmyung yang di lampu merah tadi sempat melirik adiknya yang menggeluti ponsel berkomentar.
"Siapa yang salting sih, Kak.. " Doyoung merengut.
"Loh, kukira salting hahaha.. " Gongmyung tertawa.
"Pasti dari Jaehyun. Kan? Udah, pacaran aja kalian... "
"Kakak nyetir aja yang bener sana. Orang Jaehyun udah punya orang yang dia suka, kok.. " Gongmyung bisa mendengar nada sedih di akhir kalimat adiknya.
"Siapa? Si Ten?.."
Doyoung menggumam membenarkan.
"Lawan!"
"Apa sih, Kak? Tau deh, Doyoung pusing... "
KAMU SEDANG MEMBACA
Jaedo; Titik Temu
FanfictionDoyoung tidak pernah menyangka jika hidupnya akan bersinggungan dengan cowok menyebalkan dan sok tau seperti Jaehyun. Doyoung tidak punya pilihan lain, dia akan menerima Jaehyun di hidupnya.