Akhir

537 50 3
                                    

malam yang sunyi di tengah hutan dan hanya di temani dengan cahaya rembulan dari kejauhan langit ke bumi. haruto dan yang lain mulai memposisikan diri untuk istirahat ia mengerahkan 5 penjaga untuk berjaga di malam hari.

waktu pukul 1 pagi, langit masih di selimuti warna hitam, haruto terbangun dari tidurnya untuk memberi kabar pada teman temannya jika di hutan ini tidak ada ke janggalan sama sekali. pesan sudah terkirim.

ia keluar dari tenda peristirahatan ingin buang air kecil sambil mengecek anak buahnya yang sedang berjaga, merasa aman karena kelima anak buahnya sedang duduk tak jauh dari tenda mereka.

selesai sudah haruto buang air kecil ia berniat menyapa bawahannya yang sedang berjaga. ketika ia sedang berjalan ia merasa janggal, semakin ia mendekati mereka tak ada suara berbincang satu pun, pikiran negativ ia tepis jauh jauh, mungkin mereka ketiduran atau sedang memantau sesuatu sangat fokus.

ketika ia memegang pundak salah satu mereka.

" Hey.. ".suara kebas haruto.

Brukk.. seketika orang tersebut jatuh telentang dimana ada beberapa luka tusuk di bagian depannya. haruto kaget dan langsung menghadap ke depan mereka, benar saja kelimanya sudah mati dan mayatnya sengaja di posisikan sedang terduduk.

haruto reflek mengeluarkan senjata api miliknya, kemudian ia menodongkan senjata ke kanan dan ke kiri, entah siapa yang berani membunuh orang orangnya. baru tersadar ternyata ia sedang di kepung. ia sudah di kelabui dengan suasana sekitar.

ia berjalan pelan kembali ke tenda untuk memperingati anak buah lainnya yang tersisa, dan benar saja hanya beberapa menit ia keluar semua anak buah yang ikut dengannya benar benar habis nyawanya oleh seseorang yang benar benar manipulatif. haruto kesal dan marah.

" Yakk.. Bajingan.. siapa kau sebenarnya hah.. ".teriak haruto pada entah siapa ia harus berucap.

krik.. krik.. hanya ada suara serangga, ia benar benar kecolongan, ia masuk ke tenda dan mencari kunci mobil, nihil, 3 kunci mobil entah hilang kemana.

" Argh... Sial.. Sial.. sial.. sial.. ".

" Bangsat... Siapa kau sebenarnya Hahh... ".

haruto berlari keluar dari tenda kembali memfokuskan penglihatannya pada sekitar yang lumayan sangat gelap itu. dan kembali berteriak.

" Bertarunglah secara jantan kalau kau berani bangsat, keinginanmu pagi ini akan dikirim tapi kenapa kau mengkhianati kami juga.. ". teriak haruto.

Swooss... jleb... [ suara peluru terbang]

" Argh... Bajingan Bangsat... persetan kau Anjing... keluarlah, dasar keparat arghh... tangan ku".

satu tembakan tepat mengenai tangan kanan haruto, membuat ia kesusahan untuk mengarahkan senjata yang sedang ia pegang.

tanpa pikir panjang ia menembak apa saja yang ada di sekitar karena minimnya cahaya di tengah hutan.
ternyata musuh menggunakan senapan kedap suara, itu yang menyulitkannnya, seharusnya Asahi yang menangani ini karena skill ketenangan nya bisa menangani musuh seperti ini.

swoosss.. jleb..
lagi dan lagi paha kiri haruto terkena tembakan. ia runtuh dari pertahanannya. ia mengumpat di balik pohon besar di sana, merobek jaket yang ia kenakan untuk menyumpal darah yang mengalir dari lengan dan kakinya. ia menahan sakit.

bodohnya haruto karena tersulut amarah ia lupa menyalakan simbol bahaya pada teman temannya, ia pasrah sambil memejamkan matanya ia teringat akan park junkyu yang baru ia temui, kenangan singkat namun sangat membekas di hidupnya, ia tersenyum kembali bangkit dari lukanya.

haruto mengambil senjata dan kembali mengokang nya, berjalan seperti orang tak terluka. tangan kanannya sudah tak bisa lagi di gunakan sedangkan ia berjalan tertatih sambil membawa senjata api.

The Darkness Protectors || HwanbbyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang