The Darkness Protectors || Hwanbby

waktu

pekerjaan yang terasa sulit, jika orang lain yang melaksanakannya mereka akan mengurutkan satu persatu terlebih dahulu baru mereka kerjakan sampai keteter bertahun tahun. Tapi tidak bagi Sekelompok orang orang cerdik ini, hanya butuh 2 minggu mereka mampu menyelesaikan permasalahannya.

haruto dan jaehyuk sangat bersemangat jika ia di suruh untuk menguliti seseorang, tangan mereka sudah gatal saja padahal tersangka masih di lacak oleh Asahi. mereka bekerja sambil bermain namun sangat apik dan cantik setiap selesai dalam pekerjaannya, jika mereka berurusan dengan penjahat kelas kakap junghwan dan jeongwoo lah tandingannya. mereka berdua tak pandang bulu. tentu mereka semua bekerja sesuai bayaran.

selesainya mereka dengan urusannya,waktunya mereka untuk liburan seperti janjinya haruto pada mereka. mereka memesan satu rumah villa yang memiliki fasilitas lengkap beserta pemandian air panasnya.

3 hari mereka sudah menetap di villa kota Tokyo, junghwan yang merasa bosan ia ingin pergi berjalan jalan mencari udara segar, tak ada yang ingin ikut dengannya jadilah dia pergi sendiri.

entah ide dari mana junghwan malah membeli mobil pribadinya. semudah itu, setelahnya ia dan mobil barunya barulah berjalan jalan mencari tempat ternyaman untuk ketenangan. tanpa sadar junghwan membawa dirinya ke pantai kominato daerah Tokyo. di pertengahan jalan ia tak lupa membeli beberapa minuman dan makanan untuk menemaninya disana.

sesampainya disana junghwan duduk di atas pasir putih sendirian namun sepertinya ombak tak tega meninggalkannya sendirian, angin hari ini begitu semangat mendorong ombak ketepian, sinar matahari sangat hangat tidak terlalu terik. junghwan membuka jaketnya dan menjadikannya bantalan untuknya tidur di bawah pohon dekat dengan tepian pantai. tanpa sadar ia sudah pulas saja tertidur disana.

🌅Sorenya.

junghwan yang terbangun dari istirahatnya kemudian bersiap untuk pulang. tidak ada yang istimewa dari setiap nafas dan waktu tanpa seseorang yang ia cintai berada di sisinya. selama 2 tahun, bukan, bahkan hampir 3 tahun ini ia menghabiskan masa Heatnya sendiri di ruang tertutup. ia bingung harus mencari doyoungnya kemana lagi, entah kenapa hatinya selalu setia untuk menunggu kepulangannya entah sampai kapanpun itu.

junghwan yang terlihat gagah perkasa di depan anak buahnya dan teman temannya, sebenarnya di balik itu semua ketika ia sendiri junghwan hanyalah sosok ciptaan Tuhan yang paling lemah perihal hati. semua yang  ia mau pasti terkabul tapi entah satu permintaannya yang ini seperti begitu berat bagi Tuhan untuk mengabulkanya.

ia menghargai semua usaha teman temannya yang selalu menghibur nya setiap ia merasa sedih, ia juga tau sebenarnya jika kak Asahi diam diam melacak keberadaan dobbynya. hari sudah semakin gelap, junghwan beranjak dari tempat untuk kembali ke villa. ia menikmati suasana malam kota tokyo. ketika lampu merah di jalan ia berhenti, ia termenung sejenak dan menengok ke arah kanan sisi jalan kemudian matanya membola beberapa menit. rasanya jika ia punya kekuatan yang bisa memberhentikan waktu maka ia akan gunakan sekarang juga untuk mengejar dan memeluk orang yang ia lihat.

junghwan tersadar dari lamunannya ketika mobil mobil di belakangnya mengelaksoninya, ia mulai menginjak pedal gas kemudian mengarahkan mobilnya untuk bertemu orang tersebut, junghwan sangat senang tak karuan, ia belum turun dari mobilnya lalu ketika orang tersebut berhenti di halte bus dan duduk di sana menunggu bus. ketika orang tersebut menampilkan wajahnya pada arah junghwan.

" Sialan salah lagi.. " umpat junghwan.

untung saja ia belum keluar dari mobil kemudian mengejarnya untuk memeluknya. gila saja, mungkin ia akan di teriaki penjahat kelamin, lalu di bawa oleh polisi, ia tertawa hambar pada dirinya sendiri.

" Huh... ". dengusan junghwan untuk dirinya sendiri.

gaya dan postur tubuhnya hampir saja membuatnya tertipu kalau itu bukan dobbynya ternyata. karena kesal ia melajukan mobilnya sangat kencang sampai mengebut di angka rata rata kecepatan maksimal saja. karena jalan masih ramai.