Rumah Sakit (2)

132 20 0
                                    

Kavin terbangun dari tidurnya saat cahaya matahari menerpa wajahnya, ia membuka matanya dan mengedarkan pandangannya.

Ini bukan di kamarnya.

Trus gue dimana dong?

Kavin menengok ke sebelah kanan nya,
"Aah gue masih dirumah sakit"

Ternyata kemarin ia ketiduran disini, sekarang Leta masih tidur. Kavin memandang wajah tidur Leta.

"Cantik" gumamnya.

Lalu ia bergegas ke kamar mandi, saat keluar dari kamar mandi, ia mendengar ada yang mengetuk pintu, Kavin membuka pintunya yang ternyata dokter dan suster yang menangani Leta kemarin.

"Selamat Pagi" ujar dokter dan suster menyapa Kavin.

Kavin hanya mengangguk.

"Saya ingin mendiskusikan sesuatu sama kamu, boleh ikuti saya?" Ujar sang dokter.

Kavin berjalan mengikuti dokter menuju ruangannya, sesampainya di ruangan dokter, ia mulai menjelaskan apa maksudnya.

"Dari hasil yang saya baca, di bagian otak pasien Leta ada tumor, sama seperti hasil sebelumnya. jelasnya.

"Maksud 'hasil sebelumnya' apa dok?" Tanya Kavin heran.

"Sebelumnya Leta pernah sakit kepala seperti kemarin, lalu ia memeriksakan diri. Saat saya mengatakan hasilnya, ia mengatakan tidak mau melanjutkan pengobatan" jelas dokter itu.

"Kenapa Leta tidak mau?"

"Saya rasa karena masalah biaya"

Kavin menghela nafasnya,
"Lalu apa yang harus di lakukan untuk menghilangkan tumor itu dok?" Tanya nya khawatir.

"Dengan cara operasi pengambilan tumor itu, sebenarnya jika dulu Leta menjalankan operasi, maka ini tidak akan terjadi." Jawab sang dokter.

"Tapi belum terlambat kan dok untuk melakukan operasinya?"

Dokter menghela nafasnya,
"Sebenarnya belum terlambat, tapi karena mungkin Leta terlalu letih jadi tumor itu agak membesar dari yang hasil sebelumnya"

"Yaudah dok, saya bicarain dulu saya Leta" balas Kavin.

Ia pamit dan keluar dari ruangan dokter. Kavin kembali mengingat perkataan dokter tadi.

'Leta harus di operasi supaya sembuh'

...

Leta tidak mau.

Itu yang Kavin dapat kan saat ia memberitahukan apa penyakitnya dan harus di operasi.

"Tapi kenapa?" Tanya Kavin lagi.

Leta menghela nafasnya,
"Gue gak mau bilang ini, tapi...duit dari mana Vin? Gue gak punya duit untuk ngelakuin tindakan yang di bilang dokter." Jujur Leta.

"Gue bakal biayain semua nya, lo tenang aja. Gak usah..."

"Gak Vin," potong Leta.

"Kenapa lagi?" Tanya Kavin frustasi.

Leta tidak menjawab. Ia menoleh melihat ke arah jendela. Leta tidak bisa menerima bantuan Kavin. Mereka baru berkenalan kemarin. Masa ia sudah berhutang budi.

"Kenapa lo gak mau nerima bantuan gue?" Tanya Kavin lagi.

Leta mengalihkan pandangannya ke arah Kavin yang duduk di kursi sebelah ranjang rumah sakitnya,
"Vin, kita baru kenalan kemarin lho, terus tiba-tiba lo udah mau bantu gue. Gue gak mau berhutang budi sama siapapun"

Kavin tertegun. Benar yang dikatakan Leta. Mereka baru berkenalan, tapi kenapa Kavin sudah mau memberikan bantuan secara cuma-cuma kepada Leta. Tidak mencerminkan sifat seorang Kavindra.

"Tapi gue pengen bantu lo, pengen lo sembuh Ta."

"Gue gak tau juga entah kenapa hati gue meminta untuk membantu lo, padahal kita baru kenalan." Jelasnya.

"Gue gak mau Vin, udah titik" ujar Leta yang itu adalah keputusan final nya.

...

Keadaan Leta di hari berikutnya ternyata semakin memburuk, ia kembali mengalami sakit kepala yang hebat. Dan mengakibatkan ia tidak sadarkan diri.

"Operasi harus segera di laksanakan, tidak bisa di tunda lagi" itu ujar dokter yang menangani Leta dan Kavin mengiyakan ucapan sang dokter.

Kavin membiayai semua pengobatan Leta, ia menggunakan kartu kreditnya yang diberikan oleh Papa. Pasti nanti Papa akan menanyakan padanya kenapa tagihannya bisa sebanyak itu.

Tapi ia akan membayarnya nanti, ia tidak akan memakai uang orangtuanya.

Satu jam Kavin menunggu di kursi ruang tunggu di depan ruangan operasi. Ia menoleh saat melihat pintu ruangan itu terbuka, lalu muncul dokter yang mengoperasi Leta.

"Syukurlah operasi berjalan lancar, kita akan menunggu pasien siuman" ujar sang dokter.

"Baik, terimakasih banyak dokter" Kavin membungkuk menandakan ia sangat berterimakasih telah menyelamatkan nyawa temannya-Leta.

...

Disco Pang-Pang Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang