Mimpi

117 15 0
                                    

Sinar matahari langsung menyilaukan Leta saat ia membuka matanya pagi itu. Leta mendudukan dirinya, sambil ngusap wajahnya.

'Kok bisa-bisa nya gue mimpiin itu ya' batin Leta mengingat lagi apa mimpinya tadi.

'Tapi kok rasanya nyata banget yaa?'

Leta menghembuskan nafasnya, ia turun dari tempat tidurnya dan menuju ke bawah karena ia menyium bau masakan sepertinya Kavin sedang memasak sarapan.

Kavin menoleh saat mendengar bunyi kursi yang di tarik, ia melihat Leta duduk disana.

"Selamat Pagi" sapanya.

"Pagi" jawab Leta canggung, ia kembali teringat mimpinya itu.

"Nih gue buatin sarapan Nasi Goreng Udang special untuk pacar gue" ujar Kavin sambil meletakkan dua piring nasi goreng di atas meja makan.

"Apa!?" Teriak Leta shock dengan perkataan Kavin.

"Kok kaget gitu?" Tanya Kavin heran.

"Maksud lo tadi apa? Pacar? Siapa pacar lo?" Tanya Leta lagi.

'Itu beneran mimpi kan? Gak nyata kan?' Batin nya lagi kembali mengingat mimpinya.

"Pacar gue ya lo Leta. Kan kemarin kita...

"Tunggu"
Ucapan Kavin terpotong karena Leta kembali bersuara.

Kavin menatap Leta yang terlihat kebingungan dan mengatur nafasnya.

"Jadi..itu bukan mimpi?" Ucap Leta setelah mencerna semuanya.

"Mimpi?"

"Iya gue tadi malem mimpi lo ciu..."
Ucapan Leta tidak ia selesaikan, karena Kavin mendekatinya dan mengecup bibirnya, seperti yang Leta duga 'mimpi' itu.

"Masih bilang itu mimpi? Gue emang nyium lo tadi malam. Kita ciuman, dan kita jadian. Kita sepasang kekasih sekarang." Jelas Kavin.

Leta masih dengan kebingungannya, belum sepenuhnya percaya bahwa yang ia kira mimpi itu bukan lah mimpi tapi kenyataan.

"Gue.."

"Udah ayok makan, keburu dingin nasi gorengnya" ujar Kavin mendudukan Leta di kursinya.

Kavin dengan santainya melahap nasi goreng buatannya, sedangkan Leta masih melamun memikirkan ntah apa.

"Ta, dimakan dong sarapannya, gue udah capek-capek bikinnya juga" ujar Kavin.

Leta menatap Kavin, lalu menatap nasi goreng di depannya. Leta mengangguk tanda ia akan memakan sarapannya, mereka menyelesaikan sarapan dengan hening. Tidak ada yang berbicara.

Setelah selesai sarapan, Leta duduk di teras belakang rumah Kavin. Ia sudah mengingat semuanya, ternyata yang Leta kira mimpi itu bukan la mimpi. Mereka beneran ciuman kemarin malam. Leta tidak habis pikir ia bisa dengan begitu saja menyetujui Kavin yang mengajaknya pacaran.

Leta menoleh saat melihat Kavin duduk di sebelahnya, lalu menoleh ke arah nya.

"Kalau lo masih canggung gpp, gue santai aja kok" ujar Kavin.

Leta tersenyum,
"Gue gak pernah pacaran, jadi gak tau harus bersikap kayak gimana sama lo Vin" balasnya.

"Gue gak tau gimana rasanya pacaran, boleh gak manggilnya gue-lo gini, apa harus aku-kamu, boleh gak gue...

Ucapannya terpotong karena Kavin menggenggam tangannya.
"Gpp, gue ngerti kok. Pelan-pelan aja. Dan kalau ada sesuatu yang lo kurang suka dengan apapun itu bilang ke gue. Oke?"

Leta mengangguk, dan ia tersenyum.
"Gue seneng ada seseorang di sisi gue sekarang"

"Gue bakal slalu ada di sisi lo"

...

Disco Pang-Pang Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang