Anak Kucing

121 18 0
                                    

Leta sangka saat ia mengatakan pada Kavin akan membawanya pulang, Leta akan meletakkan anak kucingnya itu di dalam sebuah kotak saja. Karena jika membeli kandangnya Leta tidak akan sanggup. Ia belum mulai bekerja lagi setelah operasi kemarin. Tabungannya juga tidak mungkin ia gunakan karena ia akan memakainya untuk membayar uang kuliahnya.

Kavin mengajaknya ke toko perlengkapan kucing saat mereka pulang dari kampus tadi, dan membelikan semua perlengkapan untuk merawat kucing seperti tempat makanan dan minuman kucing, tempat untuk buang air besar beserta pasirnya, peralatan kebersihan seperti sapu dan pengki untuk membersihkan kotoran kucing, makanan kucing, tempat tidur kucing, kandang kucing, bak mandi kucing, gunting kuku kucing, sampo kucing, sikat bulu kucing, alat pencukur bulu kucing, tas untuk membawa kucing saat bepergian, bahkan mainan untuk melatih kucing pun ia belikan juga.

Leta hanya bisa melongo saat melihat perlengkapan itu terletak di ruang tamu rumah Kavin sekarang.

"Lo ngapain ngebeli ini semua Vin?" Tanya Leta yang sudah kesekian kalinya.

Kavin mendengus,
"Ini udah ke 4 kalinya lo tanya, dan jawaban gue masih tetep sama. Karena lo mau pelihara kucing itu, jadi ya harus bener-bener serius. Harus beli semua perlengkapannya dong"

"Iya Vin gue tau, cuman ini pasti mahal banget, gue aja belom ganti biaya rumah sakit dan operasi gue kemarin sama lo, sekarang nambah lagi. Kapan gue bisa...

Ucapan Leta terpotong saat Kavin tiba-tiba sudah berdiri didepannya dan menggenggam tangannya untuk kesekian kalinya,
"Gue gak pernah minta lo untuk ngeganti ini. Gue seneng bisa bantu lo Ta. Gak perlu di ganti. Dan lo gak berhutang sama sekali sama gue."

Leta menatap tangan mereka yang saling tertaut itu,
"Iya, tapi gue ngerasa ngerepotin lo banget" ujarnya dengan suara kecil tapi Kavin masih bisa mendengarnya.

"Gak ngerepotin sama sekali Ta, dan lo tau gue kayak gini sama lo karena apa kan?"

Leta mendongak, dan matanya menatap Kavin yang juga sedang menatapnya dalam. Leta tidak menjawab pertanyaan Kavin tadi.

Mereka hanya saling bertatapan sampai Kavin melangkah lebih dekat lagi kepada Leta, satu tangannya mengenggam tangan Leta dan satunya mengelus pipi Leta.

"Ta"

"..."

"Boleh gak...

Gue...

Cium lo?"

Setelah menunggu beberapa detik, Kavin tidak mendapatkan jawaban dari Leta, tapi akhirnya ia memberanikan diri untuk lebih dekat lagi dengan Leta.

Kavin mengecup kening Leta, dan Leta reflek memejamkan matanya. Lama bibir Kavin menempel di kening Leta, lalu ia melepaskannya.

"Gue sayang sama lo Ta"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Gue sayang sama lo Ta"

"Gue cinta sama lo Ta"

"Gak papa kalau lo gak suka gue balik, tapi yang jelas lo harus tau kalau gue sayang sama lo" ujar Kavin sungguh-sungguh.

Lalu Kavin sedikit menunduk dan mendekatkan bibirnya pada bibir Leta. Kavin mencium Leta tepat di bibirnya. Genggaman tangan Leta pada tangan Kavinmengencang. Yang awalnya hanya menempel, lalu Kavin mulai melumat bibir Leta perlahan,Leta hanya diam. Ia sangat terkejut dengan apa yang Kavin katakan tadi dan yang dilakukannya sekarang.

Pada akhirnya Leta pun membalas ciuman Kavin.

Mereka saling membalas ciuman, dari yang awalnya lembut menjadi agak kasar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mereka saling membalas ciuman, dari yang awalnya lembut menjadi agak kasar. Disaat mereka lagi menikmati ciuman mereka, tiba-tiba Leta melepaskan ciuman mereka, lalu ia menatap ke bawah, dan ternyata anak kucing yang Leta bawa pulang tadi menjilat-jilat kakinya, membuat Leta terkejut dan merasa geli.

"Astaga kaget gue" ucapnya.

Lalu ia mendongak lagi, sambil mengatur nafasnya dan menatap Kavin. Tangannya masih melingkari leher Kavin dan tangan Kavin melingkari pinggangnya. Mereka tidak tau kenapa bisa seperti itu padahal tadi mereka saling menggenggam tangan.

Saat Leta ingin melepaskan tangannya dari leher Kavin, Kavin menahannya, ia mendekat dan memeluk Leta.

"Maaf" ujar Kavin.

"Ke..kenapa lo minta maaf?" Tanya Leta bingung.

"Karena gue lancang udah nyium lo" balasnya.

Leta diam, ia tidak tau harus menjawab apa. Karena menurut Kavin tidak seharusnya minta maaf.

"Gue gak papa" cuma itu yang bisa Leta katakan.

Kavin melepaskan pelukan mereka,
"Sekali lagi maafin gue ya" ucapnya lagi.

"Gak usah minta maaf, lo gak salah kok"

"Tapi gue udah...

Ucapan Kavin terpotong karena tiba-tiba Leta mengecup bibirnya kilat.

"Apa gue harus minta maaf juga?" Tanya Leta setelah mencium Kavin.

Kavin menggeleng ragu masih dengan ekspresi terkejutnya.

"Yaudah, berarti lo juga gak usah minta maaf"

Kavin tersenyum.
"Jadi kita?"

"Kita kenapa?" Tanya Leta bingung.

"Jadian?" Tanya Kavin memastikan.

Rona merah di pipi Leta tiba-tiba muncul,
"Gak tau" ujarnya.

"Jadian yaa?" Tanya Kavin lagi sambil tersenyum ceria.

Leta berjalan menuju kamar nya di lantai atas, menghindari pertanyaan Kavin.

"Ta, kita pacaran kan?" Tanya Kavin lagi memastikan.

"IYAAA, KITA PACARAN PUAS LO" Jawab Leta berteriak.

Kavin hanya bisa tertawa mendengar teriakan Leta. Ia sangat senang saat ini.

...

Disco Pang-Pang Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang