Rumah Sakit (3)

133 23 0
                                    

Setelah operasi Leta selesai, Kavin langsung meninggalkan rumah sakit untuk menuju ke kampus. Sudah 2 hari ia absen, dan pasti nya akan ia akan di cercah berbagai macam pertanyaan oleh teman-temannya dan akan di marahi juga oleh dosennya.

"Akhirnya keliatan juga batang hidung lo Vin, kemana aja lo?" Tanya Ghali saat Kavin sampai di kampus.

"Sorry banget, ada urusan yang harus gue urus banget 2hari ini" itu alasan yang di berikan oleh Kavin.

"Lo kan ketua nya, kok malah kabur-kaburan sih, kan jadi gue yang ngurus semuanya" keluh Eros yang harus mengurus para mahasiswa/i baru 2hari ini.

"Iyaa gue minta maaf banget sama lo semua, tapi ini gue gak bisa lama-lama juga, gue harus balik lagi ke rumah sak..." ucapan Kavin tidak ia lanjutkan karena ia baru sadar, tidak seharusnya ia mengatakan itu.

"Rumah sakit? Ngapain lo kerumah sakit?" Tanya Eros heran.

"Bokap lo sakit?" Tanya Ghali.

Kavin menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal,
"Ntar gue jelasin deh, intinya gue bakal izin selama OSPEK ini, tolong banget, tolongin gue untuk minta izin" pinta Kavin.

Akhirnya Ghali dan Eros pun menyetujui permintaan Kavin, padahal mereka sangat kepo dengan 'urusan' yang di katakan Kavin itu.

"Eh perasaan tadi gue liat mobil Kavin deh, dia ke kampus?" Tanya Elvan yang baru datang.

"Iya barusan banget cabut lagi" balas Ghali.

"Lah?! Kok cabut lagi? Ini OSPEK kan masih jalan sampe lusa"

"Ada 'urusan' katanya" itu Eros yang jawab.

"Apa 'urusan' yang Kavin bilang itu ada hubungannya ya sama mahasiswi yang gak ikutan OSPEK itu, Ros?" Tanya Ghali.

"Yang hilang waktu abis jam istirahat itu kan? Abis itu kan Kavin gak keliatan juga tuh" ujar Elvan.

Eros menghela nafasnya,
"Iya kali, yaudah deh biarin aja. Ntar juga tuh anak bakal cerita ke kita" ujar Eros yang di angguki oleh Elvan dan Ghali sebagai jawaban mereka.

...

"Iiih Leta tu yaa, kalau ngilang tu beneran hilang gitu"

Itu Zanna yang ngomong. Gak ngerti juga maksud dari 'ngilang beneran hilang' itu artinya apa.

"Maksud lo apa sih?" Tanya Aqila tidak mengerti.

"Leta hilang gak bisa di hubungi" ujar Vanka membenarkan perkataan Zanna tadi.

"Nah, itu maksudnya!" Teriak Zanna. "Kok bisa ngilang gitu aja abis istirahat kemaren gitu"

"Dia juga keliatan pucat sih kemaren" ujar Vanka.

Mereka menghela nafas, selalu seperti ini. Leta tuh paling anti ngerepotin orang, sekali pun itu temen dekat nya-kayak mereka. Kalau lagi kesusahan dia gak bakal mau tuh bilang ke siapa-siapa.

Kalau di pikir-pikir, Leta tidak pernah sekali pun menceritakan tentang orang tua nya, keluarganya. Setiap mereka kerumah Leta pasti selalu gak ada orang. Setiap di tanya juga, Leta pasti menjawab "Orang tua gue lagi keluar" selalu itu jawabannya. Jadi mereka merasa tidak mengenal Leta dengan baik.

...

Leta siuman satu jam setelah ia di operasi, dan hal pertama yang Leta lihat adalah cowok itu-Kavindra.

"Vi..vin" panggil Leta membuat Kavin yang sedang memainkan handphonenya menoleh, menampakkan ekspresi terkejutnya melihat Leta sudah siuman.

"Akhirnya lo siuman juga Ta" ujarnya lega. Kavin memencet tombol di dekat ranjang tidur Leta untuk memanggil dokter.

"Ada yang sakit?" Tanya Kavin.

Leta hanya menggeleng. Lalu setelahnya dokter datang dan memeriksa keadaan Leta. Dan Kavin benar-benar bersyukur dokter mengatakan bahwa semuanya baik-baik saja. Leta hanya harus banyak istirahat karena baru saja selesai melewati operasi yang lumayan berat.

"Gue bersyukur banget keadaan udah membaik gini" ujar Kavin bersyukur, setelah dokter pamit keluar ruangan.

Leta hanya mengkerutkan keningnya, memang nya ia kenapa, seingatnya ia hanya tidur sebentar saja.

"Gue..kenapa emang?" Tanya Leta heran.

Kavin menatap Leta,
"Lo abis di operasi, pengangkatan tumor di otak lo"

Matanya Leta langsung melebar,
"Hah?!"

"Jangan banyak gerak dulu, lo abis operasi besar lho" ujar Kavin menahan Leta yang ingin duduk.

"Gue bakal jelasin semuanya, apa yang terjadi sama lo kemarin dan kenapa lo bisa di operasi" jelas Kavin.

Begitu saja, cerita Kavin mengalir. Ia menceritakan semuanya tanpa ditambah dan di kurangi.

Leta mendengarkan dengan baik, lalu ia bertanya, "Biaya nya gimana?"

"Tenang aja, udah beres" balas Kavin acuh. Ia tau setelah ini pasti Leta akan protes.

"Vin, lo gak bisa gini" ujarnya.

"Apa ?"

"Gue gak mau berhutang budi sama orang"

"Lo gak berhutang budi, gue kan cuma bantu lo"

Leta menghembuskan nafasnya kasar,
"Vin, itu biaya nya gede lo, gue kerja bertahun-tahun sampe gue tua pun gak bakal bisa ngebayar semua biaya nya" ujar Leta frustasi.

Bagaimana tidak, biaya operasinya itu sangat besar, harus di bayar pakai apa semua uang yang sudah Kavin keluarkan. Belum lagi biaya kamar dan obat yang akan Leta minum.

"Lo gak usah bayar pake uang" balas Kavin santai, sambil menatap Leta.

"Hah? Trus bayar pake apa dong?" Tanya Leta.

"Cukup untuk selalu disamping gue, udah lunas semuanya" ucap Kavin.

Leta tau yang Kavin katakan itu serius, sangat serius malah, karena Leta menatap matanya.

...

Disco Pang-Pang Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang