Kampus (2)

193 26 0
                                    

Mata mereka bertemu.

Astaga ternyata dunia sesempit itu ya, cowok itu, yang ia peluk saat menaiki permainan Disco Pang-Pang di Taman Hiburan Wolmi saat ini berada di depan, bersama senior lainnya.

Dia adalah senior Leta di kampus, sejurusan pula.

Zanna menyenggol pundak Leta,
"Itu cowok yang kita temuin minggu kemarin di THW kan ? Yang lo peluk?" Ujarnya.

Leta hanya bisa menganggung, ia tidak bisa mengeluarkan sepatah katapun dari dalam mulutnya saat matanya masih menatap cowok itu yang juga sedang menatapnya dengan sedikit senyum di bibirnya. Benar-benar sedikit.

"Oke adek-adek semuanya, di tangan gue udah ada kertas yang berisikan nama-nama kalian beserta nama senior yang akan membimbing kalian, jadi yang gue sebut namanya tolong buat barisan baru di belakang para seniornya yaa" ujar salah satu senior yang memperkenalkan dirinya bernama Elvan.

Elvan mulai menyebutkan nama mahasiswa/i satu persatu, saat nama Kavin di sebutkan, Kavin melangkah untuk membuat barisan baru.

"Pembimbing Kavindra Aydin dan Eros Bratadikara, dengan anggota Edrea Leta Leteshia, Zanna Kirania, Mutia Khairani, Alghali Shahrul, Galih Candra dan Kemal Pahlevi." Ujar Elvan.

"Sekarang kalian ikuti instruksi dari pembimbing kalian masing-masing, oke?" Ujar Elvan lagi lalu pergi ke kelompok nya sesuai yang sudah ia sebutkan tadi.

Kavin menatap Leta, mereka sekelompok dengan Kavin yang menjadi pemimpin nya.

Eros menepuk bahu Kavin,
"Yok cari tempat untuk kegiatan selanjutnya"

Dan disini lah mereka sekarang, di bawah sebuah pohon besar yang melindungi mereka dari sinar matahari. Mereka duduk melingkar, Kavin duduk tepat disebelah Leta, sedangkan Eros duduk disebelah Zanna. Seperti disengaja tapi sebenarnya tidak.

"Oke sebelum nya gue perkenalin diri lagi ya, mana tau ada yang lupa atau gak kedengeran tadi waktu sesi perkenalan senior" ujar Eros membuka pembicaraan.

"Nama gue Eros Bratadikara, kalian bisa panggil gue Kak Eros atau Bang Eros. Senyaman nya aja" ujar Eros melanjutkan perkenalan nya.

Lalu di ambil alih oleh Kavin,
"Nama gue Kavindra Aydin, bisa di panggil Kavin, jangan panggil ndra. Gue gak suka" ujarnya tegas.

Mahasiswa /i baru yang mendengarnya hanya mengangguk, dan yang duduk di sebelah Kavin hanya menundukkan kepalanya.

"Lo kenapa? Sakit?" Tanya Kavin karena dari sejak duduk di bawah pohon, cewek ini nunduk aja.

"E.eh eng..gak kok kak" balasnya gagu.

"Sekarang giliran lo yang perkenalan" ujar Kavin lagi.

"Ooh, iya perkenalkan nama aku Edrea Leta Leteshia, bisa di panggil Leta." Ujar Leta memperkenalkan.

'Ooh jadi namanya Leta, cantik. Sama kayak orangnya' batin Kavin berbicara.

Mahasiswa/i lain nya memperkenalkan diri mereka, lalu kegiatan berlanjut sesuai dengan susunan acara yang telah panitia BEM susun.

Pukul 12 siang, waktunya istirahat. Para mahasiswa/i baru berpencar, ada yang ke kantin, duduk di koridor, di taman dan tempat mana saja yang kosong.

Kavin memperhatikan wajah Leta yang sejak tadi sedikit pucat, ia sudah memperhatikannya sejak acara OSPEK dimulai tadi pagi, tapi ia tidak mencoba untuk bertanya karena Kavin menganggap bahwa ia dan Leta belum saling mengenal satu sama lain.

Kavin mempertimbangkan dalam hatinya saat ini apakah ia harus menghampiri gadis itu untuk bertanya ia kenapa? Ah tapi mereka kan bukan teman. Hanya sebatas senior dan junior saja.

Hati dan otak nya tidak singkron saat ini, tapi yang pasti saat ini Kavin sudah berjalan ke arah Leta dan teman-temannya yang sedang duduk di taman Jurusan Manegement.

"...yakin Ta? Pulang aja deh gpp" itu yang Kavin dengar dari salah satu temannya saat ia sampai di taman dan berdiri tepat di depan Leta.

Leta mendongak, dan wajahnya menunjukkan ekspresi terkejut dengan kehadiran Kavin.
"Ka..kak ada apa?" Tanya Leta.

"Kalau sakit gak usah maksain, mending istirahat di rumah atau ke UKS aja" ujar Kavin, ia tidak mengerti kenapa nada suaranya terdengar sedikit kesal.

"Iya Ta betul yang Kak Kavin bilang." Ujar salah satu temen Leta yang Kavin tidak tau namanya.

"Gak usah kak, aku masih kuat kok" ujar Leta lemes, dari suaranya aja keliatan banget dia lagi nahan sakit. Entah dimana sakitnya, yang jelas Leta terlihat sedang menahan sesuatu yang sakit di badannya.

"Acara selanjutnya bakal berdiri di tengah lapangan sampe sore, gak lucu kalau lo pingsan." Ujar Kavin lagi, dan ia tetep tidak mengerti kenapa tingkahnya seperti ini.

"Gue anter lo pulang, sekarang" ujarnya melanjutkan.

Entah setan apa yang merasuki Kavin, ia meraih tangan Leta dan membawanya menjauh dari taman Jurusan Management itu.

...

Disco Pang-Pang Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang