Apartement Kavin (2)

127 16 0
                                    

'Gue suka sama lo'

Kalimat itu tergiang-giang di pikiran Leta saat ini. Bagaimana mungkin Kavin tiba-tiba menyatakan perasaannya disaat Leta tinggal dirumah saat ini. Leta tidak bisa tinggal disini, bagaimana jika nanti Kavin melakukan hal-hal yang tidak seharusnya?

Tidak, ini tidak boleh terjadi. Leta bangkit perlahan dari ranjang, lalu dengan hati-hati ia berdiri dan berjalan ke arah tangga yang entah kenapa ada pagar disana, seingatnya saat datang tadi tidak ada atau ia tidak melihatnya?

Sudah lah Leta tidak mau memikirkan itu, ia membuka pagar itu lalu perlahan menuruni anak tangga, belum dua tangga ia turuni, suara seseorang menghentikan langkahnya,
"Eh, eh lo kenapa turun?"

Leta membeku ditempatnya, ternyata itu Kavin. Entah kenapa jantungnya berdetak cepat, sebelumnya ia tidak pernah begini saat melihat senior nya itu. Kavin melangkah menaiki anak tangga, lalu berhenti saat sudah sampai didekat Leta.

"Lo ngapain turun? Kan dokter udah bilang jangan banyak jalan dulu, kalau pengen apa-apa panggil gue aja. Gue ada di..."

"Gue mau pulang" ujar Leta.

Kavin terdiam,
"Kenapa?" Tanya setelah beberapa detik diam.

Sekarang giliran Leta yang terdiam.

"Ta" panggil Kavin, lalu ia melangkah mendekati Leta dan menuntun nya untuk ke kamar lagi, Kavin mendudukkan Leta diranjangnya lalu ia berlutut, membuat Leta terkejut,
"Vin, lo..."

"Ta" panggil Kavin lagi.

"Ucapan gue tadi siang gak usah lo pikirin, gue cuma mau ngungkapin aja tanpa maksud apapun" ia menggenggam tangan Leta dan mengelus nya.

"Dan lo jangan khawatir, gue gak bakal melakukan hal-hal yang membuat lo takut kok. Gue tau batasan." Sambung nya lagi.

Leta menggeleng,
"Eng..enggak gitu Vin. Gue cuma mau...pulang aja. Gak mau ngerepotin lo lagi" balasnya.

"Gue gak ngerasa direpotin kok. Gue jadi ada temennya kalau lo disini, gue gak sendirian. Karena selama ini gue selalu sendiri disini, dirumah ini" ujar Kavin memelas.

Leta menatap mata Kavin, ada kekosongan disana yang bisa Leta rasakan.
"Orang tua lo dimana?" Tanya Leta pada akhirnya, karena ia sangat penasaran sejak tadi.

Kavin menghembuskan nafasnya kasar,
"Orang tua gue...pisah waktu gue SMP" ujarnya. "Gue ikut nyokap gue, tapi waktu gue SMA, nyokap gue sakit-sakitan dan akhirnya ninggalin gue" sambungnya bercerita.

Leta hanya mendengarkan, ia juga mengelus tangan Kavin yang menggenggamnya.

Kavin menunduk,
"Karena gue sendirian, otomatis gue harus ikut bokap yang ternyata saat itu udah punya keluarga baru. Sampe waktu gue mau masuk kuliah gue minta tinggal sendiri sama bokap, dan disini lah gue tinggal sampe sekarang"

"Gue gak betah tinggal sama bokap dan keluarga barunya, keinget nyokap terus."

Kavin menghela dan menghembuskan nafasnya lagi, lalu ia mendongak. Air matanya menetes tanpa ia sadari,
"Vin, sini" Leta menepuk sisi kasur yang kosong menyuruh Kavin duduk disana.

"Gue emang sempat kepikiran mau pulang aja setelah denger ucapan lo tadi pagi, tapi..." ucapan Leta terhenti.

Ia menatap Kavin, menghapus air mata yang masih membasahi pipi lelaki itu, lalu Leta mengulas senyum di bibirnya.
"Gue gak bakal ninggalin lo sendirian lagi" ucap melanjutkan.

Kavin menggenggam tangan Leta,
"Makasiih ya, Ta."

"Gue boleh izin sama lo?" Tanya Kavin.
"Izin apa?"
"Meluk lo"

Leta menggangguk sebagai jawabannya.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

...

Selamat menunaikan ibadah puasa bagi yang menjalankan ya semuanyaa.

*maaf sblumnya, mungkin selama bulan puasa aku gak sering update ya guys. Makasih atas perhatiannya*

Disco Pang-Pang Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang