CHAPTER 1

496 25 9
                                    

🌻Bismillahirrahmanirrahim🌻


"Sulit atau mudah akan dilewati dengan tenang jika kita percaya bahwa Allah itu selalu terlibat dalam apapun yang kita lakukan dan apa yang sudah Allah takdirkan untuk hambanya maka itu yang terbaik."

***

Dipagi yang cerah, seorang gadis memakai cadar dan hijab panjang tengah melantukan ayat suci Al-qur'an dengan lantang. Aqila zalfa reinata, nama pemilik hati lembut dan mata yang teduh.

"Aqila turun dulu sayang, ayo sarapan, sudah ditunggu Abi." Ucap seseorang dibalik pintu sambil mengetuk pintu.

Mendengar suara ketukan itu membuat gadis itu seketika berhenti melantukan ayat suci Alqu'an, "iya umi, Aqila turun bentar lagi." Teriak Aqila dari dalam kamar.

Setelah mendengar suara putrinya wanita paruh baya itu melenggang pergi menuju dapur, beberapa menit kemudian Aqila juga menuruni satu persatu tangga menuju meja makan.

Umi yang melihat Aqila segera menghampirinya. "sayang tolong panggilkan abimu didepan." Ucapan sang umi diangguki oleh Aqila, kemudian gadis itu beranjak dari kursi meja makan menuju teras.

"Abi, ayo makan, makanannya sudah disiapkan sama Umi." Ucap Qila kemudian diangguki oleh Kyai Malik.

Aqila dan Kyai malik melenggang pergi menuju meja makan, sesampainya dimeja makan.

"Nak, nanti siang ikut ke pesantren temennya Abi ya."

"Tumben Abi ngajak Aqila ke pesantren, pasti Abi lagi ngerencain sesuatu. Hayo ngaku, tujuan Abi datang kepesantren membawa Aqila untuk apa?." Ucap Aqila membuat sang Abi terkekeh pelan.

"Sayang, Abi tak perlu menjawab sekarang, nanti juga kamu tau tujuan Abi datang kesana untuk apa."

Aqila menggaruk tengkuknya yang tak gatal, gadis itu tak mau mempermasalahkan, toh juga dirinya akan tau nanti.

Setelah selesai makan, Aqila membantu Uminya membereskan sisa makanan yang berada dimeja makan, kemudian gadis itu mencuci piring kotor.

"Umi, Aqila sudah selesai mencuci piringnya, Aqila pamit mau kekamar, boleh?" Tanya Aqila.

"Iya sayang boleh, makasih ya udah bantuin Umi beres beres."

Aqila mengangguk, kemudian gadis itu melenggang pergi menuju kamarnya. Umi zahro mendekati suaminya yang sedang duduk diteras.

"Mas, apakah mas sudah sepenuhnya yakin, ingin menjodohkan putri kita Aqila bersama Gus Akhtar?" Tanya Zahro.

"Mas, sudah yakin sayang, kita pasrahkan saja ke Aqila, jika ia menerima maka perjodohan ini akan tetap berlanjut."

Zahro mengangguk, tapi didalam hati wanita paruh bayah itu masih terasa gelisah. "Mas, zahro mau mandi dulu." Ucap Umi Zahro dianggguki oleh suaminya.

***
Disiang hari, keluarga kyai Malik sudah sampai di pondok pesantren Al-Kausar, banyak sekali santri dan santriwati yang melirik ke arah mobil itu.

Kyai malik segera masuk ke ndalem untuk bertemu dengan kyai Husein, sesampainya di ndalem.

"assalamualaikum, husein." ucap kyai Malik.

"Waalaikumsalam, malik" jawab Kyai Husein.

"Masya Allah, cantik sekali putrimu Malik"

"Terima kasih Husein, lalu dimana putramu Husein"

Kyai Malik menuju istrinya untuk meminta istrinya memanggil Akhtar. "Humairoh, saya minta tolong panggilkan Akhtar" ucapan kyai Husein kepada istrinya.

Beberapa menit kemudian Akhtar datang bersama dengan Umi Fatimah, Akhtar segera duduk disamping Husein.

Akhtar melirik sekilas kearah Aqila merasa kagum, meskipun gadis itu memakai cadar tetap saja kecantikan Aqila tetap terlihat.

"Mohon maaf, ada apa abah memanggil Akhtar." Ucap Akhtar bernada lembut.

"Abah, ingin menjodohkan kamu dengan anak teman Abah." ucapan itu mampu membuat Aqila dan Akhtar melotot.

"Bagaimana nak, apakah kamu setuju?" Tanya Kyai Malik kepada Akhtar dan Aqila.

Akhtar menatap sang Abah dengan penuh permohon, tak lama Akhtar mengangguk, menyetujui perjodohan ini.

"Bagaimana denganmu nak, apakah kamu juga menyetujui pernikahan ini?" Tanya Husein kepada Aqila.

Gadis itu terdiam, lalu kemudian mengangguk menyetujui perjodohan ini, "Aqila mau menerima ini dengan syarat"

"Syarat apa nak yang ingin kamu berikan kepada Akhtar." Kyai Husein Kembali membuka suaranya.

"Selama Aqila menjadi istri dari gus Akhtar, Aqila ga mau ada poligami didalam pernikahan ini" Ucap Aqila.

Akhtar mengangguk. "Baik saya berjanji tak akan mempoligamimu" jawab Akhtar.

Semua orang yang berada didalam mengucapkan syukur, namun diposisi lain umi Fatimah tak merestui perjodohan ini.

"Yaallah jika ini jalan terbaik untuk Aqila, Aqila mohon jadikanlah Aqila istri yang baik." Batin Aqila.

Kedua keluarga itu berbincang bincang dan bercanda gurau, beberapa jam kemudian keluarga Malik berpamitan untuk pulang.

"Malik besok Insyaallah saya kerumahmu untuk melamar putrimu" ucap kyai Husein.

"rumahku selalu terbuka untuk keluargamu Husein" ucapan kyai Malik itu diangguki oleh kyai Husein.

"Baiklah kalau begitu saya pamit izin pulang dulu." Pamit kyai malik.

"Abah Akhtar juga pamit ingin mengontrol santri santriwati yang melanggar peraturan"

Akhtar melenggang pergi keluar dari ndalem. "Mas, kenapa kamu ingin sekali menjodohkan gadis itu dengan Akhtar"

"Dia gadis yang baik humairoh, saya yakin dia bisa menjadi istri yang baik untuk Akhtar"

"Apa kamu lupa dengan janjimu Mas, kamu juga berjanji kepada Arumi bahwa kamu ingin menikahkan Arumi bersama Akhtar"

"Ini semua sudah takdir Allah, humairoh, saya yakin Arumi bisa mendapatkan laki laki baik."

kemudian kyai Husein langsung meninggalkan istrinya yang masih menangis sesegukan, karena Kyai Husein tau bahwa istrinya itu sangat ingin Arumi menjadi menantunya.

Akhtar kembali menuju ke ndalem karena kitab lelaki itu ketinggalan didalam kamarnya, Akhtar melihat uminya yang menangis sesegukan.

"Umi, kenapa umi menangis." ucap Akhtar sambil memeluk umi Fatimah.

"Nak, apa kau mencintai wanita itu." Tanya umi Fatimah.

Akhtar menggeleng, "umi, cinta itu bisa datang kapan saja, Akhtar yakin bisa mencintai dan menyanyangi Aqila seperti Akhtar menyanyangi umi."

"Nak, apa kau tak mencintai Arumi?" Tanya umi Fatimah sekali lagi.

"Umi, Arumi bagi Akhtar itu seperti adik Akhtar sendiri" jawaban Akhtar membuat umi semakin menangis.

"Umi sebaiknya kekamar ya, ayo Akhtar anterin" ucap Akhtar.

Setelah mengantarkan umi menuju kamarnya, Akhtar meninggalkan ndalem menuju masjid.

Maaf ya kalau ada salah kata, karena sesungguhnya kesempurnaan itu hanya milik Allah SWt🤍🤍🤍

Jangan lupa vote komen and follow biar makin semangat nulisnya hehehe😁😁😁

Ig: Naniii_mb

SURGA YANG TAK DIINGINKAN [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang