CAHPTER 6

257 11 0
                                    

Nasibmu telah ditulis dengan tinta cinta-Nya dan disegel dengan rahmat-Nya, jadi jangan takut, percayalah pada-Nya dan berharap pada ketetapan-Nya

_rniamrstbl_

***

Wanita paruh bayah itu sibuk membersihkan dan merapikan seisi rumah, karena besok adalah hari pernikahan putrinya. Kyai malik juga ikut membantu istrinya, berbeda dengan Aqila, gadis itu sedang melamun memikirkan ucapan Rara kemarin.

"Nak kenapa, ada masalah?" Tanya Kyai Malik.

Gadis itu menggeleng, "Abi, Aqila ga mau nikah." Ucap Aqila.

"Ssst ga boleh ngomong gitu." Jawab Kyai Malik.

"Tapi bi." Ujar Aqila.

"Nak, dengerkan Abi. Sesuatu yang ditakdirkan untukmu akan menemukan jalannya sendiri, ikuti saja alur takdirmu, Abi yakin kamu kuat menjalani itu."

Gadis itu mengangguk, Perkataan sang Abi mampu membuat kegelisahan gadis itu sedikit berkurang.

"yaallah berikanlah Aqila kesabaran untuk menjalani takdir darimu." Batin Aqila.

"Yasudah Abi mau mandi dulu, kamu mandi gih bau." Ujar Kyai Malik.

"Ih Abi Aqila harum kek gini dibilang bau" jawaban dari sang putri mampu membuat Kyai Malik terkekeh.

Kyai Malik berfikir. Mengapa putrinya secantik itu?? Mengapa sangat menggemaskan?? Apakah bibitnya begitu unggul, sampai" mempunyai putri secantik ini.

"Abi mandi dulu, Aqila mau bantuin Umi." ucapan gadis itu diangguki oleh sang Abi, kemudian Aqila melenggang pergi menuju sang Umi.

"Umi, Ada yang bisa Aqila bantu ga?" Tanya Aqila.

"Sayang kamu cukup duduk Manis aja, sambil liatin Umi"

"Ga bisa umi, Aqila nanti ngerasa durhaka sama Umi"

Umi tersenyum menatap putrinya, umi Zahro sangat beruntung memiliki putri Seperti Aqila. Aqila yang ditatap sang Umi kebingungan.

"Umi ih, kok natap Aqila gitu, ada yang salah ya sana qila"

"Ga sayang ga ada yang salah, Umi beruntung mempunyai putri seperti qila. sudah cantik, Sholehah, semoga saja Akhtar menjadi pelabuhan terakhirmu nak."

"Aamiin Umi, doakan Aqila ya, semoga bisa jadi istri yang baik untuk Gus Akhtar"

"Doa umi selalu menyertaimu nak"

Gadis itu memeluk Sang Umi, bukan hanya kedua orang tua gadis itu yang beruntung memiliki putri seperti Aqila. Namun Aqila juga sangat beruntung memiliki orang tua yang sangat menyayangi dirinya.

"Umi. Aqila bosen, boleh keluar ga." Ucap Aqila.

"Bukannya Umi ngelarang, beso kamu akan menikah, sebaiknya dirumah dulu ga baik loh."

"Yasudah Umi kalau gitu Aqila kekamar aja mau baca Novel" Ucapan putrinya itu diangguki oleh Umi Zahro.

Gadis itu kemudian melenggang pergi, menuju kamarnya, Sesampainya dikamar Aqila mengambil ponselnya diatas nakas karena banyak sekali notif dari sahabat.

SURGA YANG TAK DIINGINKAN [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang