CHAPTER 5

324 9 0
                                    

diposisi lain. setelah kejadian dicafe tadi Akhtar dan Arumi segera kembali ke pondok pesantren, tak ada pembicaraan selama didalam mobil, sesampainya dipondok pesantren.

Akhtar dan Arumi  turun dari mobil dan segera menuju ke ndalem. "Assalamualaikum, Umi." Ucap Akhtar dan Arumi.

"Waalaikumsalam, Masya Allah, kalian sangat cocok untuk menjadi sepasang Suami Istri." Jawab umi Fatimah.

Akhtar seakan tuli dengan ucapan sang umi, "Umi, Akhtar ke kamar dulu." Ujar Akhtar.

Ucapan itu diangguki oleh sang Umi, kemudian Akhtar melenggang pergi menuju kamarnya. "kenapa matamu terlihat bengkak nak, apakah Akhtar yang membuatmu menangis?" Tanya umi Fatimah.

"Ini salah Arumi bukan Gus Akhtar Umi." jawab Arumi.

"Apa kesalahanmu nak, sampai kau Akhtar membuatmu menangis." Ucap umi.

Dibenak Arumi ia memikirkan sebuah ide, yang membuat Arumi tersenyum dengan licik, gadis itu akan membuat umi Fatimah menyalahkan Aqila dan akan membenci Aqila.

"Tadi Arumi dan Gus Akhtar mampir ke sebuah cafe untuk makan, setelah itu ada seorang wanita yang melihat Arumi dan Gus Akhtar ternyata itu adalah calon menantu Umi."

"Gus Akhtar menghampiri wanita itu agar tak terjadi kesalahpahaman, Gus Akhtar juga mengajak wanita itu makan bersama, namun wanita itu malah mengatai Arumi tai sapi"

"Arumi tak terima dengan perlakuan tak enak wanita itu umi, akhirnya Arumi melawan wanita itu, setelah Arumi melawan Gus Akhtar malah membetak Arumi" Ucap Arumi sambil menangis sesegukan kepada Sang Umi.

Arumi menceritakan semuanya, namun cerita itu tak benar adanya, Ya Arumi berbohong kepada Umi Fatimah, Yang mengatai itu bukanlah Aqila melainkan Rara.

umi Fatimah yang mendengar cerita itupun lantas makin membenci Aqila. Arumi yang berada didekat Umi Fatimah itu kembali menangis sejadi jadinya, namun dalam hatinya gadis itu merasa senang.

"gadis itu ternyata tak sebaik yang suamiku kira, gadis itu tak punya attitude sama sekali." Ujar Umi Fatimah.

"Ya umi, gadis itu bukan gadis yang baik untuk Gus Akhtar, bagiamana nanti jika ia menjadi seorang ibu ia akan mengajari anaknya untuk mengumpat kepada orang lain." Jawab Arumi.

umi Fatimah mengangguk, wanita paruh bayah itu akan berbicara kepada suaminya soal ini, ia harap suaminya akan membatalkan perjodohan ini.

"Nak, istirahatlah. Umi mau membuatkan teh untuk Abah." Ucap Umi Fatimah diangguki oleh Arumi.

Umi Fatimah melenggang pergi dari kamar Arumi, Arumi memang tinggal dindalem karena itu paksaan dari Umi Fatimah.

"Mas, Fatimah ingin membicarakan sesuatu." Ujar Fatimah kepada Kyai Husein.

"Ada apa Humairoh." Jawab Kyai Husein.

"Mas, Aqila bukanlah gadis yang baik untuk anak kita"

Fatimah menceritakan semuanya kepada Kyai Husein,  Kyai Husien yang mendengar ucapan itu menghela nafasnya dengan kasar.

"Mas, apa kau tetap ingin melanjutkan pernikahan ini setelah kau mengetahui bahwa Aqila itu tak baik untuk Akhtar."

"Sudahlah Humairoh, mas yakin Aqila itu gadis baik untuk Akhtar."

Kemudian Kyai Husein, meninggalkan sang istri, Umi Fatimah yang ditinggalkan oleh suaminya menghela nafasnya. Bagaimana bisa suaminya itu sangat jatuh hati terhadap gadis tak berattitude.

***
Dilain posisi. didalam kamar, Aqila tengah bosan membaca novel yang ia beli kemarin, akhirnya gadis itu memutuskan untuk menghubungi sahabatnya.

Gadis itu segera berdiri untuk mengambil ponselnya yang terletak diatas nakas, kemudian Aqila kembali duduk diatas kasurnya.

SURGA YANG TAK DIINGINKAN [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang