CHAPTER 4

320 20 3
                                    

Keesokan harinya, Aqila berpamitan ke Kyai Malik dan Umi zahro untuk membeli beberapa novel yang gadis itu inginkan.

"Abi, Umi, Aqila pamit mau kegramedia." Ucap Aqila.

"sama siapa nak, keluarnya." Jawab Abi.

"Aqila Sama Rara Abi, Aqila hanya ingin membeli novel dan mengajak Rara untuk makan diluar."

"Baiklah Abi, izinkan. hati hati nak, jangan lama lama, setelah selesai langsung pulang." Ucapan kyai Malik diangguki oleh Aqila.

Rara memang sudah berjanji untuk menemani Aqila membeli beberapa novel, "Aqila, cepetan begetee, panas banget nihh." Teriak Rara dari dalam mobil"

"Iya sabar atuh Ra, gue masih pamit ke Abi sama Umi, emang lo jalan ga pernah pamit sama orang tua, kualat lo." Jawab Aqila.

"Iya iya sipaling izin sama orang tua mah beda atuh" Ucap Rara sambil tertawa.

Sesampainya digramedia, gadis itu mengelilingi gramedia dan gadis itu menemukan buku yang diinginkannya, kemudian menuju kekasir, untuk membayar novel yang sudah Aqila pilih.

Rara tak membeli novel, gadis itu hanya ikut menemani Aqila. "Ra, habis ini ikut gua nyari makan ya" Ucapan Aqila diangguki oleh Rara.

setelah membayar beberapa novel yang gadis itu pilih, kemudian Aqila mencari cafe yang tak banyak penghuninya, sesampainya di cafe, Aqila turun dari mobil.

Betapa terkejutnya ketika ia melihat Gus akhtar bersama wanita lain, wanita itu adalah Arumi. "Ra, jangan disini ya, kita pindah cafe aja."

Membuat Rara menghela nafasnya dengan kasar "pleasee qil, gue laper banget, ini cafe sepi, kenapa lo jadi mendadak ga mau dicafe ini?" Tanya Rara.

"Entar gue cerita deh, intinya gue ga mau disini." Jawab Aqila.

Akhtar yang berada didalam cafe melihat Aqila yang ingin memasuki mobil, seketika gus Akhtar berlari  keluar untuk menghampiri mobil tersebut agar calon istrinya tak salah paham.

"Tunggu, saya bisa jelaskan semua ini" Teriak Gus Akhtar membuat Aqila dan Rara menoleh kearah sumber suara.

"Ini ga benar yang kamu lihat, wanita itu adalah suruhan dari Umi saya, saya tak ada niatan untuk bermain wanita, saya keluar hanya untuk membeli beberapa keperluan pondok pesantren." Ucap akhtar membuat Aqila melongo.

"Saya dicafe ini karena paksaan dari wanita itu yang terus merengek lapar dan wanita itu adalah Arumi, saya sudah anggap sebagai adek saya sendiri." Ucapan itu membuat Aqila mengangguk paham.

ya memang Gus Akhtar membeli beberapa keperluan pondok, pria itu sudah menolak untuk membeli bersama Arumi, tetapi Sang Umi tetap kekeh untuk Arumi menemani Akhtar.

Akhtar yang awalnya tak ingin berlama lama bersama Arumi, agar tak terjadi kesalahpahaman namun Arumi mengambil kesempatan gadis itu merengek lapar kepada Akhtar.

Akhtar dengan rasa malas membawa Arumi ke sebuah cafe yang tak berpenghuni, dan untungnya akhtar  melihat Aqila yang sedang memasuki mobil, ia segera menjelaskan agar tak terjadi kesalahpahaman.

"Nggeh Gus, Aqila ngerti."

"Mau kemana, mau makan disini?" Tanya Gus Akhtar diangguki oleh Aqila.

"Yasudah kalau begitu, bareng saya aja, biar rame rame." Ucap Gus Akhtar.

Aqila menuruti ucapan Gus Akhtar, Sesampainya dimeja, Arumi menatap Aqila dengan wajah sinis, membuat Rara tak menyukai Arumi.

"Ini sapa lo qila, lo mau maunya ngikutin nih cwo, Mana ada tai sapi lagi disini, helloww buat badan gue najis aja." Arumi yang berada didekat Rara tersindir dengan ucapan itu.

"Apa lo bilang gue tai sapi, lo tuh yang tai sapi, udah numpang duduk disini, ga tau diri lagi."

"gue ga nyindir lo, kalau Lo kesindir bagus deh, berarti gue ga perlu beliin lo kaca."

"udah Ra, ini cafe, liat orang orang pada liatin kita." lerai Aqila.

Leraian Aqila mampu membuat keduanya diam, "oh jadi lo calon istrinya gus akhtar, ga level sih, kampungan banget." Jari Arumi menunjuk kewajah Aqila.

Aqila dengan segala kesabarannya tak meladeni Arumi, Akhtar yang berada disamping Aqila tak terima calon istirnya tak diperlakukan dengan baik.

"Sudah Arumi, saya biarkan kamu malah menjadi jadi, dan malah seenaknya kamu menghina calon istri saya, sebenarnya disini yang tak tau diuntung itu kamu, bukan Aqila" bentak Gus akhtar kepada Arumi.

Arumi yang mendapat bentakan dari Gus Akhtar, membuat gadis itu mengeluarkan air matanya. "Drama banget, lebay banget digituin aja udah nangis" Ucapan itu Membuat Arumi menatap Rara dengan tajam.

"Sudah sudah, saya izin pamit gus, agar tak ada keributan lagi, assalamualaikum." ucap Aqila.

Aqila menarik tangan Rara untuk kembali kemobil, Sesampainya dimobil, kedua gadis itu melajukan mobilnya menuju rumah Aqila.

"Maaf ya qil, gara gara gue lo ga jadi makan sama calon suami lo."

"Udah atuh ga usah dipikirin, gue malah berterima kasih sama lo, gue bisa kabur dari cafe itu."

Sesampainya dirumah, Aqila dan Rara menuruni mobilnya, dan memasuki rumah minimalis berchat abu abu.

"Assalamualaikum." ucap Aqila dan Rara bersamaan.

"Waalaikumsalam." jawab umi zahro.

"Pas banget kalian datang, umi baru selesai makan, ayo makan"

Rara dan Aqila mengangguk, kedua gadis itu merasa lapar, dan langsung menduduki meja makan.

"Oh iya, tumben kalian cepet banget pulangnya, kan tadi pamit mau makan diluar?" Tanya umi zahro.

"Enggeh mi, tadi sudah sampai dicafe terdekat, eh malah ada biang kerok dan akhirnya kita berdua memutuskan untuk pulang." Jawab Rara.

Umi zahro tak ambil pusing dengan ucapan Rara, wanita paruh bayah itu tak mau ikut dengan urusan anak muda, "Umi, Abi mana?" Tanya Aqila.

"Abimu ke pondok pesantren nak, mengurus beberapa file disana." ucapan itu diangguki oleh Aqila.

Setelah selesai makan, Rara berpamitan pulang karena gadis  ditelfon oleh orang tuanya, ya Rara adalah anak strict parents namun dirinya selalu keras kepala, untuk tetap keluar rumah.

Bagi Rara anak strict parents itu tak enak, banyak sekali peraturan, bahkan keluar sebentarpun selalu dicari, berbanding terbalik dengan Aqila, yang sangat suka jika dikekang oleh orang tuanya.

"Ra gue pamit mau pulang, Mak gue nyariin." Ucap Rara.

"Ti atii Ra, makasi ya udah nganterin gue" Jawab Aqila.

"Sans ajalah bestii, kalau ada apa apa bilang aja sama gue." ucapan itu diangguki oleh Aqila.

Aqila mengantarkan Rara didepan gerbang, sesampinya digerbang, Rara memasuki mobil dan melajukan mobil tersebut dengan kecepatan sedang.

Maaf ya kalau ada salah kata, karena sesungguhnya kesempurnaan itu hanya milik Allah SWt🤍🤍🤍

Holla, ada pesan buat mereka!!!!!

Aqila??

Rara??

Akhtar??

Arumi??

Jangan lupa vote komen and follow biar makin semangat nulisnya hehehe😁😁😁

Banyak Typo bertebaran⚠️

Ig: rania_mrstbl
Tiktok: rniamrstbl

SURGA YANG TAK DIINGINKAN [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang