Trauma

142 20 0
                                    

Sheeka POV's


Kami sampai di Cair Paravel pegunungan timur. Aku berjalan masuk bersama Peter dan Edmund, di sambut beberapa prajurit yang tersisa.


Aku masuk kedalam dan langsung menuju ke kamarku. Peter dan Edmund melihat kearah ku dengan sedih.


Aku terduduk di lantai kamarku, mengingat beberapa jam yang mengerikan bagiku saat disana. Tanpa kusadari air mata ku mengalir deras tak terbendung.


Tak lama pun aku tertidur dilantai.


------------------


Peter POV's


Aku mengikuti Sheeka dari belakang menuju kamarnya. Dia langsung menutup rapat pintunya, aku menunggunya sebelum masuk kedalam kamarnya.


Aku mendengar isakan tangis nya dibalik pintu ini. Aku tidak kuasa melihatnya seperti ini. Aku membuka pintu kamarnya dan melihat dia tertidur di lantai dengan air mata yang membasahi pipinya.


Aku mengangkatnya ke tempat tidur dan mengelap wajahnya. Aku selalu bertanya-tanya didalam hatiku, kenapa harus selalu Sheeka yang merasa penderitaan seperti ini? She doesn't deserve this!


Aku pun memutuskan untuk keluar dari kamar Sheeka. Saat hendak membuka pintu...


" Peter... " Sheeka memanggil ku. Aku berbalik dan melihat dia dengan mata sembabnya.


Aku berjalan perlahan kearahnya. Tapi dia tersentak mundur saat aku berusaha mendekati nya.


" Please... " ucap nya pelan sambil menunduk dan sedikit mundur. Aku mengangguk dan sedikit mundur.


" All right, i understand... Are you feeling better?... " tanyaku sambil melihat nya.


" I'd like to say yes, but the reality is I am not.... I'm not feeling any better... " Jawab nya.


Dia berusaha untuk menatap mata ku tapi sepertinya dia tidak bisa.


" You know that i will always be there for you... " ujarku menenangkannya


" You weren't there when it happened... " bisik nya pelan tapi aku mendengar.


" I know... " Jawab ku sambil menghela nafas.


" I'm here now... " lanjutku


" I'm not afraid of him... I just feel my pride has fallen because i let him touch me... " ucapnya sambil memainkan jarinya


" I'm sorry you went through this... " jawabku sambil duduk dibangku meja rias nya


" i'm even ashamed to looking at you and the others " ujarnya.


Aku berdiri dari bangku dan hendak menghampiri nya. Tapi dia sedikit mundur ketika melihat ku mendekat.


" You have nothing to be ashamed of... " Ujarku sambil berjalan perlahan kearahnya.


" May i? " tanyaku kepadanya untuk duduk disampingnya. Sheeka melihat ku sedikit panik dan mengangguk perlahan.


" I'm sorry... I was supposed to be there for you. You know that i would never hurt you, don't you? " ucapku sambil duduk dikasur nya tak jauh dari dia berada.


Dia mengangguk dan sedikit melihat ku.


" So you don't have to be scared of me... " Lanjut ku sambil membuka tangan ku.


Sheeka terlihat mengatur nafasnya dan perlahan mendekati ku. Lalu dia memelukku dengan pelan.


" I'm sorry... " Ucap ku sambil mengelus kepalanya.


Tiba-tiba Edmund masuk ke kamar Sheeka dan memeluknya. Sheeka sedikit tersentak tetapi membalas pelukan Edmund.


" I'm sorry i should have been able to prevent him from doing that to you " ujar Edmund kepadanya.


Sheeka mengelap air matanya dan tersenyum.


" If you prevent it, then our people will not be able to escape, right? " jawab Sheeka kepada Edmund. Edmund mengangguk.


Tak lama ada yang mengetuk pintu kamar Sheeka.


" Come in! " ujar Sheeka.


" I'm sorry to interrupt, Your Majesties.... " ucap Garr kepada kami.


--------------------


Sheeka POV's


" There is a letter for The Queen... " lanjut Garr dan memberikan suratnya kepadaku.


" Thank you, Garr.. " jawabku sambil tersenyum. Garr membungkuk lalu pergi dari kamar ku.


Aku membuka gulungan surat tersebut dan membacanya. Aku terkejut dan terdiam saat membacanya.


" Caspian... " Ujar ku. Peter mengambil surat ditangan ku dan membacanya agar Edmund juga mendengar.


" You disappointed me Sheeka, we are supposed to live happily here... Your 'brother' is not here. So nothing will get in our way.


I hope you come back to me. And you know what? I just had an honored guest... Aren't you curious who the guest is? It's King Caspian... King Caspian is here.


I saw him talking to Mr. Carl. You know i don't accept the betrayal, right? I wanted to give you a choice... But, i suppose you already know what choice i'll give you, don't you? I will wait until morning, if you don't come back to me, then i will send two packets for you.. Please come back to me, My Love... " tulis surat itu dari William aka The Ruler.


" HE'S A REAL PSYCHOPATH!! " teriak Edmund setelah mendengar surat itu.


Sheeka kembali merasa bersalah mendengar Caspian dan Mr. Carl yang ditangkap.


" I have to go back there " ujar Sheeka sambil berdiri dari kasurnya dan bersiap mengganti gaun nya.


" This time we will be with you... You will not face this alone " ujar Peter sambil menahan tangan ku.


" I'm better alone, i don't want you to see what he will do to me. He will keep threatening me so that i can be his... " jawab ku kepadanya


" We go with you, just in case we take the troops " ucap Edmund lalu keluar kamarku.


Aku menghela nafas dan menyiapkan diriku.

No..no...

Narnia: The Unexpected Usurper Of The ThroneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang