prolog

434 39 2
                                    

Sebenernya aku hanya iseng, tapi kalo temen temen lagi baca tolong sekedar vote atau komen, makasih❤🙂

Tolong vote atau komennya aja sih guys. Kalo males komen setidaknya vote, cape juga mikir,plis🥲🙏.

BANTU AUTHOR PROMOSI GES, AWOK"

.
.
.
.
.
.
.


Bel pulang sekolah telah berbunyi baru saja. Kebanyakan dari siswa SMA Lentera Bangsa memulangkan diri kekediaman masing-masing dan ada juga yang masih memilih disekolah dengan alasan tertentu. Karena sekolah ini bukan sekolah sembarangan, jadi tidak bisa membiarkan siswa masih disekolah jika tidak berkepentingan.

Azura pun sama, ia memilih pulang. Ia melewati parkiran mobil, kini berada diparkiran motor untuk dilewatinya. Ia berjalan menunduk, lalu mendongak ketika bahunya ditepuk cukup kuat.

"Heh, cupu. Lu mau lari ya?" Mauren, kakak kelas Azura yang selalu meminta Azura untuk mengerjakan tugasnya.

"Ng-nggak kok, kak."

"Nih, tugas matematika gw!" Mauren menyodorkan buku catatan miliknya namun sebelum itu, ia meminta catatan milik kedua temannya. "Sekalian punya temen gw."

Azura memperbaiki letak kacamatanya, gugup. Ia juga masih harus kerja, tugasnya pun banyak. "A-aku nggak sempet ngerjainnya kak."

"Ngga peduli, biasanya juga langsung lu kerjain. Kenapa? Udah gamau!?" Mauren melotot garang.

"Azura masih banyak kerjaan. Kenapa kakak nggak ngerjain sendiri!?" Balas Azura, muak dengan semua ini.

"Berani lo, ya. Lo tuh cuman anak beasiswa, nggak usah belagu!?"

Kini mereka jadi bahan tontonan, Azura ingin menangis saat ini juga.

Mauren mendorong Azura hingga tersungkur, kacamatanya terlempar entah kemana. Ia berdiri, tapi didorong lagi ditambah penglihatan Azura yang memburam. Terjadi aksi Mauren yang mendorong Azura terus menerus, hingga dorongan Mauren kali ini berhasil menyenggol motor dengan seorang cowok yang duduk diatas motor itu.

Brak

Azura pun jatuh menimpa motor cowo itu. Gadis itu menangis tak tau harus berbuat apa. Ia merasa tangannya ditarik hingga ia mampu berdiri. Kemudian menerima kacamata yang disodorkan padanya.

Kini penglihatannya kembali. Matanya membulat melihat cowo yang berdiri dibantu oleh temannya yang lain. Ia mencoba mencari cari Mauren, tapi ternyata perempuan itu sudah tak ada.

Gibran, cowo itu meminta Laskar, sabahatnya untuk membersihkan punggungnya yang terkena debu. Matanya yang tajam bak elang menghunus netra lembut milik Azura.

"Udahlah, Gib. Lagian si cabe tuh yang dorong." Ucap Awan menyadari tatapan tajam Gibran.

"Kak, A-aku minta maaf. A-aku ngga sengaja sumpah." Azura memohon, sungguh ia takut dengan pentolan sekolah ini.

Pria itu membuang muka, menyalakan motornya. "Cabut."

Azura menatap nanar kepergian orang orang dengan motor besar itu. "Haha, mampus lo. Emang enak, kalo Gibran udah diem gitu berarti lagi ngerencanain sesuatu. Siap-siap aja lu besok!"

Azura menoleh kebelakang, Mauren terbahak dengan  kedua temannya.
"Kakak udah ngerencanain ini, kan?"

"Iya emang kenapa?" Ledek Mauren dengan tampang watadosnya.

Azura tak menjawab, ia melangkahkan kakinya pergi dengan segenap kekesalannya. Dan sepertinya, kehidupan Azura tidak akan tenang setelah ini.

.
.
.
.
.
.
.
Sebenernya aku hanya iseng, tapi kalo temen temen lagi baca tolong sekedar vote atau komen, makasih❤🙂

Tolong vote atau komennya aja sih guys. Kalo males komen setidaknya vote, cape juga mikir,plis🥲🙏.

BANTU AUTHOR PROMOSI GES, AWOK"

GIBRANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang