Rumah Gibran

148 21 5
                                    

Sebenernya aku hanya iseng, tapi kalo temen temen lagi baca tolong sekedar vote atau komen, makasih❤🙂

Tolong vote atau komennya aja sih guys. Kalo males komen setidaknya vote, cape juga mikir,plis🥲🙏.

BANTU AUTHOR PROMOSI GES, AWOK"
.
.
.
.
.
.
.
.

Azura menatap kagum bangunan megah di depannya ini, sangat besar dan mewah, melebihi rumah majikannya. Ia menoleh pada Gibran yang sedang memarkirkan motornya di garasi luas rumah itu. Azura juga tak dapat menghitung berapa jumlah kendaraan disana.

"Kak Gibran juga pembantu dirumah ini?"
Pertanyaan polos gadis itu, membuat Gibran kesal.

"Lu liat tampang gue, kek pembantu?" Sinis pria itu.

Azura menggeleng, "jadi, kakak tukang kebun?"

Gibran semakin kesal dan memilih berjalan pergi. Ia berhenti saat Azura diam saja ditempatnya. "Lu mau berdiri disitu aja?"

"E-emang boleh masuk?" Tanya gadis itu. pasalnya, ia merasa tak pantas.

"Boleh kalo lo ngga gagap."

Azura yang sudah penasaran akan isi rumah itu pun langsung bersemangat. Ia berjalan pelan mendekati Gibran, seakan takut keramik dengan motif indah itu rusak.

"Emang majikan kakak gak bakal marah?"

"Majikan, majikan. Nih rumah gue!?" Sentak Gibran, pria emosian itu menampilkan wajahnya yang memerah, emosi.

"Hah?? Ini rumah kakak? Berarti kakak pangeran?" Gadis bahkan tak henti- hentinya bertanya meskipun mereka sudah berada dilantai utama.

Gibran mengusap wajah frustasi, air mukanya keruh. "Diem deh lu, bego!?"

"Eh, anak bungsu mami udah pulang?"

Kedua remaja itu menoleh, mendapati wanita kepala empat yang datang dengan apron melekat pada tubuhnya. Azura menoleh pada Gibran yang tersenyum manis pada wanita itu.

Dan hal itu sangat asing baginya, ini pertama kali melihat cowok yang terkenal cuek itu tersenyum serekah ini.

"Ini siapa, sayang?" Azrina, menelisik penampilan gadis yang tak dikenalinya itu dari atas sampai bawah.

Tapi ia tersentak saat gadis itu menunduk sopan, "Selamat siang nyonya,"

"E-eh, saya maminya Gibran." Azrina tersenyum kikuk. Dari penampilannya, Azrina dapat melihat kalau Azura bukan gadis kalangan atas seperti keluarganya.

"Mi, ini pacar Gibran," ucap Gibran memperkenalkan diri Azura.

Azrina tercengang, Gibran punya pacar?
"APA!? KAMU PACAR GIBRAN!?"

Azura panik dan ketakutan, ia menoleh pada Gibran yang tampak tertekan. "Mi, jangan teriak, pacar Gibran takut,"

Wanita itu cengengesan, "maap-maap, mami kelewat seneng!"

Tatapan nya melunak pada Azura, "Jadi kamu pacar anak mami?"

"Emm, bu-bukan nyonya!" Balasnya gugup.

"Loh, bukan?"

Gibran berdecak, "Sekarang lo udah pacar, gue!"

"Jadi kak Gibran pacar Zura?"

"Hm."

Azrina mengangguk paham, ternyata cinta anaknya sebelah pihak. "Mulai sekarang panggil mami ya, jangan nyonya. Okey?"

Azura mengangguk patuh, seperti yang ia lakukan pada majikannya dirumah. "Iya mami!"

GIBRANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang