FOLLOW SEBELUM BACA, SIDER MINGGAT AJA🙏🥳
BAPER AREA ‼️
Azura yang baik, Azura yang polos, Azura yang lugu harus terjebak pada laki laki terpuja disekolah. Dia, Gibran Mahesa, pria arogan yang mampu membuat Azura ketakutan.
"Azura, dipanggil kak...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Gibran Mahesa
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Azura Pevita
. . . .
"Gibran, mulai besok Xeline akan menetap disini untuk sementara. Otomatis sekolahnya juga disini, karena perusahaan papanya masih dilanda kerusakan hingga saat ini!" Gibran tersedak air yang minum. Ia menoleh pada ayahnya yang sibuk pada tab ditangannya.
"Maksud papi?" tanya Gibran dengan dahi mengernyit. Ia menoleh pada gadis bernama Xeline yang berpura-pura tak tahu apa-apa.
"Papa dan mamanya mungkin akan bolak-balik ke negeri yang berbeda untuk mencari client yang bisa memperbaiki saham mereka," Ujar Gyan tak sekalipun mengalihkan perhatiannya dari benda berlayar lebar itu.
Gibran berdecak pelan, menyadari kebodohan ayahnya itu. Kenapa tidak dia sendiri yang membantu adiknya? "kenapa nggak papi aja yang bantu biar semuanya selesai?" Imbuh Gibran.
"Papi udah tawarin Gibran, mereka-nya gak mau. Mau mandiri mereka," Ungkap Gyan seraya menatap lelah putranya itu.
"Ya, papi mau kamu bimbing adik kamu itu dulu sampai benar-benar beradaptasi dengan sekolah barunya. Sengaja papi buat satu sekolah sama kamu," Ucap Gyan tak sekalipun tahu salahnya.
Wajah Gibran langsung mengeruh, ia melirik tajam sekaligus sinis pada Xeline yang memandangnya dengan tatapan polos yang membuat Gibran muak sekaligus ingin muntah saat itu juga. Ia yakin wanita itu telah merencanakan semuanya.
Sangat berbeda dengan Azura yang benar-benar polos dan lugu tanpa sedikitpun celah kebohongan.
"Oh iya, besok dia berangkat bareng kamu!" Gyan bangkit setelah mengatakan itu, ia merangkul akrab Gibran, membawa putranya itu menjauh dari ruang tamu meninggalkan Xeline yang tampak kesal pada Gibran.