Area🔞(Dewasa)!
kehidupan yang baru akan dimulai
dan tetap menyimpan lembaran masa lalu yang penuh makna
-gidozen-
"Yeahh di situ shh". Zen
"Begitu? aku tekan lagi hm?" Delila
"Boleh, enak sekali di situ ahh" Zen
"Shh Sakit ga?" Delila
"Tidak, iya b...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
***
"Ohh jadi begitu, maaf aku sudah menuduh mu yang tidak tidak"
"Untuk kedepan nya, coba tanyakan dulu bagaimana kejadian sebenarnya, dan coba kontrol emosi mu. Bagaimana kalau tadi kamu yang menginjak pecahan kaca di lantai?" Zen mencoba memberi penjelasan kepada delila tentang bagaimana ia bisa keluar dari dalam rumah tetangganya dengan keadaan berantakan, untung nya delila mau mendengarkan dan faham atas situasinya.
"Humm, aku minta maaf aku salah biar aku obati lukamu ya" Terlihat jelas ekspresi sedih dan penyesalan di wajah nya, dengan sigap ia segera mengambil kotak P3K untuk mengobati luka yang berada di telapak kaki Zen.
***
Dengan adanya kejadian semalam akhirnya Zen memutuskan untuk tidak pergi ke kantor karena ia juga merasa butuh istirahat di rumah.
Ia termenung di meja kerja rumahnya, ia memikirkan apa kah ini saatnya ia harus membawa istri beserta anaknya ke rumah miliknya yang selama ini ia sembunyikan, tapi ia rasa tidak segampang itu.
Delila akan bertanya tanya mengapa Zen bisa memiliki rumah mewah sedangkan yang delila tahu Zen hanya seorang karyawan kantor biasa.
"Sepertinya aku harus menggunakan rencana lagi". Zen memicingkan kedua matanya berfikir keras kali ini ia harus menggunakan cara apa?.
"Sayang, sarapan sudah siap mau aku bawakan ke sini apa kita makan di meja makan? " Delila menghampiri Zen dengan tiba tiba bukan hal lain lagi karena ini jam nya untuk sarapan
"Ayo kita makan di meja makan saja" Zen beranjak dari kursinya dengan begitu Delila ikut membantu memapah Zen dengan hati hati.
***
Bak keluarga cemara, Zen, Delila beserta si kembar dethan dan josan yang menggemaskan kini tengah menikmati santai sorenya di ruang TV dengan Zen menggendong josan begitupun Delila yang menggendong dethan
Namun santai sore mereka teralihkan oleh suara mobil yang sepertinya berhenti di depan rumah mereka, dan benar beberapa saat kemudia suara ketukan pintu terdengar jelas
"Sepertinya itu park, aku telah memanggilnya ke sini untuk membicarakan beberapa urusan, coba tolong bukakan pintu untuknya" Zen memerintahkan Delila serta ia menaruh josan di troli bayi
"Sore sore begini?" Delila protes atas gangguan acara santainya sedikit di usik
"Hari ini park yang meng-handle semua pekerjaan ku, hanya ada waktu sekarang" Zen
"Baiklah baiklah" Delila dengan terpaksa beranjak dari duduknya dan segera membukakan pintu untuk park.
"Selamat sore noona, maaf menganggu waktunya apakah tuan Zen ada di rumah? " Park menyapa dengan begitu sopan
"Aihh formalitas mu sangat terbaca, masuk saja Zen sudah menunggu" Delila tanpa basa basi menyuruh park untuk segera masuk
"Baiklah baiklah, terimakasih nonna" Park segera masuk menghampiri Zen kemudian di susul oleh Delila