Area🔞(Dewasa)!
kehidupan yang baru akan dimulai
dan tetap menyimpan lembaran masa lalu yang penuh makna
-gidozen-
"Yeahh di situ shh". Zen
"Begitu? aku tekan lagi hm?" Delila
"Boleh, enak sekali di situ ahh" Zen
"Shh Sakit ga?" Delila
"Tidak, iya b...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
3 minggu kemudian
Seperti air yg mengalir hubungan Zen dan delila begitu harmonis mereka melanjutkan hidup dengan rumah 'baru' nya namun sebenarnya sudah lebih lama zen tinggali. Semakin hangat keluarga kecil yang Zen ciptakan meski dia harus bersembunyi di balik kebohongan besar
Ini belum berakhir, Zen tau apa yg harus ia lakukan di kemudian hari, tidak selamanya tupai melompat selalu berhasil, pasti adakalanya terjatuh.
"Hari ini aku ada jadwal meeting penting jadi harus buru buru, maaf harus melewatkan sarapan". Ia menaruh barang barang penting nya di meja makan, ia sangat sibuk sekarang
"Baiklah, hati hati yaa jangan terlalu terburu buru di perjalanan, bahaya" Delila senantiasa merapihkan kemeja serta dasi yang melekat pada Zen yg sedikit berantakan
"Oiya nanti malam mau dinner di luar?" Zen menawarkan ajakan dinner sebagai tanda maaf karna akhir-akhir ini ia sangat sibuk
"Hmm, kita dinner di rumah saja ya, nanti aku akan masak masakan kesukaan mu" Delila hanya ingin waktu keluarga kecilnya di rumah saja
"Jangan telat pulang!" Delila menepuk pelan dada zen sebagai tanda ancaman kecil, karna zen seringkali telat pulang
"Kamu hati-hati di rumah" Zen mengangguk seraya mengusap rambut Delila dan di akhiri dengan kecupan manis di dahi istri tercinta nya. Ia tau ia akan telat ke kantor tanpa babibu lagi Zen segera berangkat dari kediamannya
"Waktu kita semakin sedikit, dia begitu sibuk kenapa tidak sekalian saja menikah dengan berkas berkas penting itu" Delila mengerutu sembari membereskan makanan di meja makan yang tidak sempat di sentuh Zen
"Eh? Astaga! berkas nya ketinggalan, bagaimana ini?! " Delila terkejut melihat benda asing di atas meja makan nya, itu sebuah berkas yang sepertinya cukup penting bagi Zen, sial nya ia meninggalkan nya begitu saja di meja makan
"Astaga, mau tidak mau aku harus mengantar ke kantornya, jika tidak pasti ia akan di marahi atasannya" Delila mengambil berkas tersebut dan beranjak dari rumah
Ia menuju kantor dimana Zen bekerja, dengan sebuah taxi serta rasa cemas yang memenuhi perasaannya takut ia akan telat mengantarkan berkas tersebut.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.