51.

218 32 2
                                    










namjoon benar - benar menikmati kehancuran yang diperbuat olehnya, namjoon sendiri tak peduli jika saat ini dirinya sudah jadi buah bubur banyak orang di sosial media.

lagian namjoon sudah siap menerima semuanya, di antara komentar positiv yang di bacanya ada juga komentar negatif yang di tunjukan.

"jadi... ?" namjoon sudah tak minat melanjutkan membacanya, ia kini fokus pada taehyung yang duduk di seberang meja, tatapannya terlihat penuh dengan kebencian.

"kamu sudah keterlaluan namjoon "

"aku..." namjoon menunjuk dirinya sendiri, namjoon tertawa saat matanya kembali tertuju pada taehyung . "ini tidak seberapa di banding apa yang mas lakukan pada ku "

saat ini mereka tidak berdua saja di apartemen lama yang dibelikan taehyung untuknya, disana ada jihyo dan hwasa yang mengawasi jika sewaktu - waktu taehyung berpikir akan menyerang namjoon .

"itu kesalahan mu namjoon, semua yang terjadi salah mu. "

"bukan kesalahan ku, tapi kesalahan kita berdua mas. jangan menyudutkan satu pihak saja "

taehyung masih tak percaya jika namjoon bisa melakukan hal di luar nalar, saat ini taehyung harus menahan malu saat beritanya sudah masuk ke tv. apa lagi taehyung juga dipecat dari perusahaan yang didirikan ayahnya.

"bagaimana kehidupan mas saat ini ? "

"kamu masih berani bertanya hal ini, belum puaskah kamu merusak kehidupan ku. sejak awal harusnya yoona tak pernah membawa mu ke kota. lebih baik kamu mati membusuk di dekat peti mati kedua orang tua mu itu "

namjoon merasakan rasa sakit menghantam hatinya, taehyung yang dulu memperlakukannya dengan baik kini malah menyakitinya begitu mudahnya.

"seharusnya hari ini aku bisa menikmati kebagian dengan keluarga kecil ku "

namjoon tersadar dari lamunannya, matanya terlihat begitu merah. selama mereka duduk berdua taehyung tak pernah sedikit pun membahas anaknya. sejak tadi yang taehyung lakukan hanya mengumpat.

"mas tidak ingin melihat putra ku ?"

"tidak... aku tidak akan mengakuinya walau tes dna yang kamu lakukan menunjukan bahwa dia anak ku.  karena sampai kapan pun hanya sunmi anak ku satu - satunya. "

ruangan tiba - tiba terasa hening tidak ada yang berbicara sepatah kata pun disana, hwasa dan jihyo saling berpandangan mereka berdua tau jika namjoon saat ini benar - benar kecewa.

namjoon melirik foto ye-jun yang sedang di gendong jungkook, poto yang di ambil namjoon secara diam - diam. senyumnya terlihat kembali hadir di wajahnya, amarah yang tadi akan keluar secara mengebu - ngebu namjoon tahan.

"benar, aku sangat menyesal kenap ye-jun sangat mirip dengan mu "

awalnya namjoon tak akan membahas soal yoona dan kebohongannya pada taehyung . tapi, karena rasa sakit yang di terimanya tak tertahankan lagi jadi namjoon mengeluarkan bukti laporan kesehatan yoona ke atas meja.

"setelah ini pasti mas akan berubah pikiran "

"apa pun yang kamu lakukan tidak akan merubah  segalanya ."

taehyung tetap saja mengambilnya dan mulai membaca, tak butuh waktu lama hingga kertas yang dipegangnya jatuh ke lantai. "ini pasti bohong "

"buat apa aku bohong, mas bisa menanyakan langsung pada pihak rumah sakit. aku cukup sulit mendapatkannya tapi semua sepadan"

taehyung merasakan kepalanya berdenyut sakit, ini semua seperti sebuah mimpi.

taehyung mulai ingat waktu dia berusaha mengelus perut yoona yang sedang mengandung delapan bulan, taehyung tak merasakan pergerakan apa pun disana. tapi, yoona meyakinkan jika bayinya sedang malu - malu . tiap pergi ke dokter yoona juga tak pernah mengajaknya, saat yoona melahirkan pun taehyung tak mendampingi dan baru di beru tahu saat bayi itu sudah lahir.

jika yoona berbohong dan namjoon mengatakan hal yang sebenarnya, apa yang harus taehyung lakukan saat ini .

"aku harus pergi, selamat tinggal .."

namjoon tak berbalik sedikit pun, taehyung terlihat diam terpaku mencerna situasi yang menurutnya sangat membingungkan ini.

unholy [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang