Terkadang perbedaan bisa menjadi kedekatan yang paling abadi.
Dan perbedaan bisa menjadi kesempurnaan untuk dua orang.Di lorong-lorong kampus SMA yang ramai dengan suara tawa dan langkah-langkah riang, terdapat seorang gadis bernama Malisya Azura. Dalam dunianya yang penuh warna, Malisya adalah bayang-bayang yang melangkah tanpa meninggalkan jejak yang jelas. Dengan rambut cokelat yang selalu menyembunyikan separuh wajahnya, dan mata yang tampak menyimpan beban masa lalu, Malisya adalah pemandangan yang sering diabaikan oleh teman-temannya.
Di balik kerapuhan senyumnya yang samar, Malisya menyembunyikan beban masa lalu yang kelam. Ada cerita yang tersembunyi di dalam mata gelapnya, di setiap langkahnya yang hati-hati, dan di dalam senyumannya yang terkadang terdengar seperti bisikan lama yang ingin terlupakan.
Malisya, seorang gadis yang memilih keheningan sebagai teman setianya, menjaga jarak dari kehidupan sosial yang riuh di sekolah. Ia membawa beban masa lalu yang seperti bayang-bayang yang tak kunjung pudar. Seperti buku lama yang tersimpan di rak, ceritanya adalah halaman-halaman yang terlipat dan surat-surat yang tak terkirim.
Setiap tatapannya menusuk ke dalam keheningan, mencari makna dalam kenangan yang terlupakan. Terkadang, saat matahari tenggelam dan warna senja merayap di langit, dia duduk sendiri di sudut halaman sekolah, mencoba merangkai kembali potongan-potongan masa lalunya yang hancur.
Namun, takdir punya rencananya sendiri. Saat kehidupan membawanya pada pertemuan dengan teman-teman baru dan pelajaran hidup yang baru, Malisya mulai merasakan getaran perubahan. Apakah dia akan membiarkan bayang-bayang masa lalunya terus mengikuti ataukah ia akan menemukan keberanian untuk membuka pintu masa lalu yang terkunci rapat?
Setelah ia bertemu dengan sosok laki-laki paling menyebalkan disekolahnya. Sosok laki-laki periang yang tidak pernah melihatkan kesedihan diwajahnya. Sosok yang menurutnya laki-laki paling manipulatif yang pernah ia temui.
"Eh ca lo serius ngga ada satu orangpun yang lo sukai disekolah ini?"
"Ngga ada. Gue lagi gak mau jatuh cinta."
KAMU SEDANG MEMBACA
Maliga
Teen FictionMalisya menatap Zavierga dengan tatapan sayu, sebelum meninggalkan laki-laki itu, dia memeluknya dengan sangat erat, untuk terakhir kalinya. "Aku harap kita bisa bertemu lagi dengan versi kamu yang tidak akan pernah pergi, " Zavierga melepaskan pel...