WHAT AFTER LIKE

16.1K 320 19
                                    


Warn : Akan ada banyak typo. Untuk versi yang sudah diedit bisa didownload pada link yang aku unggah di twitter, username : @/hirudinea_

Trigger warning lengkap ada di summary cerita!













Selamat Membaca














Mark bertekad untuk menghabiskan waktu liburannya di sini, hanya sendirian dengan segala akomodasi yang sudah disiapkan oleh kakaknya.

Andai kata sebuah keberkahan yang besar, maka Mark bersyukur sekali ia bisa menerimanya di musim panas ini. Hadiah ulang tahun yang telah diiming-imingkan sejak hampir tiga tahun lalu namun baru dapat terlaksana tahun ini, kalian tahu sendiri bukan akibat wabah virus yang hampir mematikan seluruh aktivitas manusia di muka bumi ini, Mark dahulu hampir depresi karena harus bertahan di dalam rumah selama berhari-hari.

Tempat ini merupakan kampung halaman dari nenek-kakek pihak ayah, yang mana keduanya telah lama berpulang bahkan dari sejak ia dan kakaknya belum lahir. Meninggalkan warisan berupa rumah dan lahan berkebunan jeruk yang masih dikelola oleh saudara ayah. Selama di sini nanti Mark akan tinggal di rumah peninggalan kakek-neneknya, hanya sendirian saja dan ia pun belum tahu bagaimana keadaan rumah tersebut. Tapi semoga saja masih dalam keadaan terawat dan baik.

Mark senang sekali ketika sang paman akhirnya datang juga untuk menjemputnya dari bandara. Kendaraan yang sangat bagus, mobil keluaran lama, nampak antik dengan performa yang masih begitu epik bahkan di saat mereka mulai melewati kawasan yang memiliki banyak tanjakan.

"Nanti tinggal di rumah sendirian tidak apa-apa kan? Paman tidak bisa menemanimu nanti, karena kau tahu anak-anak paman masih kecil mereka tidak bisa ditinggal." Paman menjelaskan, namanya adalah Paman Junjae. Kakak pertama dari ayahnya Mark, walau seorang kakak, Paman Junjae malah menikah paling akhir di antara lima saudara yang lain. Anaknya masih kecil-kecil, masih sekolah dasar dan taman kanak-kanak.

Mark tersenyum mendengarnya, para sepupu-sepupu kecilnya yang lucu, sudah lama sekali tidak bertemu. Terakhir adalah saat si bungsu baru lahir, ia bersama ayah dan ibu masih menyempatkan diri untuk berkunjung kemari dan menengok si kecil yang masih merah itu. Sekarang lima tahun telah berlalu, sosoknya pasti telah banyak bertumbuh.

Menjadikan hati semakin berantusias saja dalam menghabiskan waktu berliburnya kali ini.

"Tidak apa-apa Paman, aku bukan penakut tenang saja." Ucap Mark. Ia paham sekali pada beberapa kepercayaan yang berkata bahwa jika rumah sudah lama tidak dihuni maka kelak akan ada entitas lain yang memasuki rumah tersebut dan menjadi penghuni baru di sana. Antara percaya atau tidak, ya Mark akan mencoba menghargai saja orang-orang yang memercayai takhayul tersebut, tapi berbeda pada diri sendiri sejujurnya ia tidak percaya akan hal itu. Dan jikalau memang benar maka ia hanya akan mempersiapkan diri saja untuk tinggal secara berdampingan selama dua pekan bersama para makhluk akstral tersebut.

"Hahaha! Paman percaya itu Mark. Dan iya, kenapa memilih liburan ke sini? Bukankah kau sebenarnya bisa saja berlibur ke luar negeri, ke tempat-tempat mewah yang lebih menarik. Ayolah, aku yakin sebenarnya kau juga akan merasa bosan pada tempat ini. Apalagi semasa kecilmu dulu kau habiskan di sini."

Mark menggeleng pelan. Sebenarnya yang menjadi tujuan utamanya dalam liburan kali ini adalah karena ingin menenangkan diri, sekaligus mengenang banyak memori yang pernah ia miliki di sini semasa ia kecil dulu. Maka dari itu ia senang sekali saat kakaknya mengiming-imingi soal liburan ke sini.

"Tidak ada kata membosankan Paman, aku senang berlibur ke sini." Mark menjawab dengan santai.

Perjalanan lebih banyak diisi dengan keheningan, pria tua itu memberi saran kepada keponakannya agar menghabiskan sisa perjalanan dengan beristirahat saja sebab jarak antara bandara dan kampung halaman masih cukup jauh, butuh sekitar dua jam lagi untuk sampai.

PEACHY BE*CHY {MARKHYUCK} Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang