VC(s)

17.1K 223 5
                                    

Mulanya, hanya panggilan telepon biasa. Saling memberi kabar setelah berpisah hingga seminggu lamanya. Tuntutan pekerjaan dari salah satunya mengakibatkan mereka harus berpisah untuk sesaat.

Jungkook merengut masam — berbanding terbalik sama pipinya yang merah merona. Gombalan yang Taehyung terus-terusan lempar kepadanya. Membuat ribuan kupu-kupu terasa menggelitik perutnya.

Beberapa menit yang lalu, panggilan suara yang keduanya sambungkan berubah menjadi panggilan video. Menampilkan Taehyung dengan wajah lelahnya sehabis bekerja. Bawah matanya yang menghitam menjadi saksi bisu beban yang harus pria itu pikul.

“Bawahin lagi sayang.”

Dan entah sejak kapan. Kegiatan mereka berubah menjadi hal tak senonoh seperti sekarang.

Jungkook dengan malu-malu duduk dengan sedikit mengangkang, mengangkat kaos selengan yang dia pakai — digigit di antara gigi kelinci miliknya.

Sementara Taehyung di seberang sana. Tampak santai dengan atasan yang udah kebuka dari awal video call itu berlangsung. Kebiasaan pemuda tampan itu, gak pakai atasan tiap mau tidur.

“Malu…” Cicit Jungkook. Jujur saja, ini hal yang baru buat mereka.

Selama kurang lebih 5 bulan berpacaran. Keduanya cuma sebatas berpelukan dan saling mengecup bibir satu sama saling. Gak pernah sampai ke hal intim seperti sekarang.

“Gapapa, kan sama aku.” Bujuk Taehyung lagi, intonasi suaranya berubah lembut. “Buka sedikit pahanya, cantik.”

Dengan wajah yang kian memerah, Jungkook menuruti ucapan prianya. Handphone canggih miliknya sedari tadi udah disandarin ke bantal. Biar pacarnya bisa liat dia dengan jelas. Paha putih mulus itu bergerak ragu. Menjauh dari satu sama lain. Hingga kaos kebesaran milik Jungkook — yang tadi berusaha sebaik mungkin menutupi sisa pahanya. Tersingkap ke atas.

Panties putih berenda yang dikenakan pemuda bergigi kelinci. Terlihat malu-malu dari sela pahanya.

“Dikit lagi sayang. Buka pahanya sedikit lagi.”

“Malu kak…” Jungkook menutupi area pusat tubuhnya dengan boneka kecil berbentuk jerapah.

“Jungkook gak kasian liat kakak? Kakak capek loh habis kerja. Jadi senengin kakak ya? Mau kan liat kakak senang?”

Jungkook terlihat mengangguk walaupun ragu. Tatapannya masih tertunduk, menatap seprei abu-abu yang membungkus kasur empuknya. Dalam hati yang lebih muda membenarkan omongan kekasihnya.

Kak Taehyungnya pasti lagi capek banget. Maka, Jungkook harus jadi pacar yang baik. Dan menghibur kekasihnya, yang lebih tua 6 tahun darinya.

Paha putih itu kembali bergerak dengan lambat. Jungkook mundur sandarkan punggungnya di tumpukan bantal. Kedua kakinya benar-benar kebuka sekarang. Panties berenda itu, kini terpampang sangat jelas di layar handphone milik kekasihnya.

Sementara di seberang sana. Taehyung tampak menikmati semuanya. Tangan besarnya mulai turun untuk menyapa pusakanya yang mulai mengeras. Untung aja malam ini dia pakai celana kain pendek. Jadi gak perlu keluar banyak tenaga buat dibuka.

“Cantik banget sayang, Jungkook mau liat kakak lebih senang lagi gak?”

Jungkook memandangnya dengan raut penuh tanya. Namun mengangguk kecil kemudian.

Gotcha. Si cantik sudah mulai masuk ke dalam pusarannya.

“Coba celana dalamnya diturunin sedikit.” Pinta Taehyung.

“Tapi nanti itu nya kelihatan kak.”

“Kakak udah bilang. Gapapa, kan sama pacar sendiri. Ayo sayang, udah ngantuk nih kakak. Masa Jungkookie tega pacarnya tidur karena kecapean habis kerja?”

Baby girl Jungkook Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang