Terlahir dari keluarga yang berlatar belakang kurang mampu. Jungkook harus berusaha dua kali lipat mencukupi kehidupan keluarganya, termasuk ketiga adiknya yang berusia tak jauh darinya. Anak kedua dari 5 bersaudara itu, telah berusaha sekuat mungkin sejak ia menyelesaikan sekolah menengah atasnya.
Kakak pertamanya, seorang wanita cantik yang memilih untuk
merantau ke kota. Tak ada kabar hingga sekarang. Kedua orang tuanya yang bekerja mengurusi lahan milik orang, tak cukup untuk memenuhi segala biaya keperluan sehari-hari dan kebutuhan pendidikan adik-adiknya.Maka dari itu, Jungkook memutar otak dengan menjajakan jamu
hingga ke dua desa seberang. Setiap harinya, memikul bakul berisi cairan herbal yang dia dan ibuknya bikin sendiri saat seluruh anggota keluarganya terlelap. Untungnya memang tidak banyak, tapi cukup menambah penghasilan keluarganya.Setiap malam Jungkook merenungi hidupnya, di depan teras rumah
kayu yang sudah ia tempati sejak lahir hingga sekarang. Mengubur cita-citanya yang ingin menjadi penyanyi terkenal, karena terhantam realita di depan mata.Sesekali, Jungkook bakalan ikutan manggung bareng organ tunggal
terkenal di desanya. Menyanyikan satu atau dua lagu, menghibur para tamu undangan saat hajatan sedang dilakukan, dan mendapatkan komisi setelahnya. Pekerjaan itu Jungkook jadikan sebagai selingan, soalnya
biduan laki-laki kurang diminati di desanya.
“Jungkook nak, ibuk sudah masukkan jamunya ke botol.” Suara ibuknya yang sudah berusia setengah abad itu memanggil dari dalam rumah.Jungkook tersadar dari lamunannya,”Iya buk. Ibuk istirahat saja. Nanti Jungkook yang bersihkan.” Balasnya. Memakai kembali sandalnya dan memunguti sisa kunyit yang tadi ia kupas.
Ibuknya tersenyum ke arahnya saat Jungkook kembali masuk ke
dalam rumah. Menunggunya di dekat pintu dapur sambil membawa segelas susu cokelat. Jungkook membalas senyuman wanita itu, menaruh kunyit yang tadi ia kupas lalu berjalan mendekat.Mengambil alih susu cokelat yang ibuknya bikinkan untuknya, “Ibuk
kenapa belum tidur? Tidur sana, sudah hampir jam 2.”Ibuk mengangguk, mengelus rambutnya penuh sayang sebelum
beranjak dari sana. Tak lupa mengucapkan selamat malam.
Jungkook tidur satu jam kemudian, setelah membersihkan dapur dan
mengisi bak air untuk adik-adiknya pakai besok pagi saat hendak ke
sekolah. Pemuda yang tahun lalu baru tamat SMA itu tidur berempat dengan ketiga adiknya. Di ranjang bertingkat bekas yang orang tuanya belikan setahun sebelumnya.***
Dua hari berturut-turut Jungkook mendengarkan gosip dengan topik
yang sama. Setiap rumah yang ia singgahi pasti membahas sang Tuan tanah, yang katanya akan datang lusa. Tak sedikit juga yang bertanya kepadanya, mengenai informasi lebih akurat tentang dia. Jungkook menjawab semampunya.Hari ini, saat matahari kembali akan terbenam. Jungkook menyusuri
jalan yang sama. Sesekali menyapa para warga yang melintas dengan
tersenyum ramah. Banyak dari orang di desanya yang sudah kenal dekat dengan dia karena pekerjaannya.Riuh suara para warga saat matahari baru muncul setengah membuat Jungkook mau tak mau bangun dari tidurnya. Hari ini ia tidak akan berkeliling menjajakan jamu buatannya karena semua orang tengah sibuk menyiapkan pesta rakyat, menyiapkan bahan masakan di rumah kepala desa
dan menghias lapangan tempat pesta akan diadakan.“Jungkook!” Panggil ibuknya dari depan rumah.
Setelah membasuh mukanya dengan air dingin, Jungkook berlari tergesa. Ibuk dan adik-adiknya tampak berdiri dengan senyuman lebar.
Tangannya di tarik mengikuti mereka ke ke depan rumah besar
bertingkat tiga itu. Banyak sekali mobil yang terparkir di halamannya, para penjaga dengan balutan seragam hitam juga terlihat mondar mandir dan berdiri gagah di depan gerbang. Jungkook tertegun, bersama warga lainnya ia mengagumi rumah megah yang kini tampak hidup itu.
“Tuan tanah kapan datangnya buk?” Tanya Jungkook ke ibuknya di sampingnya.
“Tadi subuh kata warga lainnya. Ibuk juga sempat dengar suara mobil banyak sekali masuk ke desa waktu isi bak di dalam rumah.” Jawab wanita itu.“Anak pertama?” Tanya Taehyung saat tautan tangan itu terlepas.
Bapak menggeleng, “bukan Tuan. Anak kedua, yang pertama
perempuan.” Jelasnya.Taehyung mengangguk-anggukkan kepala. Menatap Jungkook dari
atas hingga bawah. Sedikit heran dengan kulit putih bersih pemuda di depannya. Padahal fasilitas kecantikan terletak jauh di kota.“Sekolah?” Tanyanya lagi, kali ini ke Jungkook langsung. Tapi yang ditanya masih malu untuk sekedar menatap matanya.
Taehyung perhatikan itu semua, tiap gerakan kecil yang diciptakan pemuda di depannya. Jelas sekali kalau dia diselimuti kegugupan sekarang.
“E — eh, saya, saya sudah lulus Tuan tahun kemarin.” Jawab
Jungkook terbata. Taehyung tersenyum lagi. Tepukan pelan di bahu Jungkook menjadi penutup percakapan keduanya. Taehyung berjalan ke arah lain di tengah
kerumunan. Meninggalkan Jungkook dengan degup jantungnya yang menggila. Aneh sekali rasanya. Apalagi saat Tuan Taehyung menepuk bahunya pelan, rasanya seperti elusan. Pipi sang muda memerah. Ia beranjak dari tempatnya berdiri saat adik bungsunya menarik tangannya untuk kembali pulang ke rumah.***
“Sini,” Perintah Taehyung membuyarkan lamunannya. “Saya tidak butuh persetujuan kamu sekarang. Karena kamu sendiri yang memilih untuk mendatangi saya, yang berarti kamu setuju menjual badan mu untuk saya.”
Jungkook membulatkan matanya—kaget. Apa yang dikatakan sang
Tuan sebelumnya, berbeda dengan apa yang dia katakan sekarang.
Bukankah Jungkook masih punya hak untuk memilih sendiri nasibnya?“Tidak perlu terlalu kaget begitu. Saya jamin kamu akan menikmati
semuanya, saya sudah sering lihat yang seperti kamu. Awalnya menolak, setelah saya gauli, akan memohon di kaki saya untuk saya rusak.”Perasaan geli di bawah sana kembali terasa. Jungkook merapatkan kedua pahanya dengan erat. Setelah disentuh oleh tangan sang Tuan, dan tadi sama tongkat kayu panjang miliknya. Entah mengapa Jungkook jadi lebih sensitif dari sebelumnya.
“Lihat, sudah saya bilang. Kamu pelacur yang tepat buat saya,”
Taehyung memajukan tubuhnya lebih jauh, kemudian menarik tangan yang lebih muda untuk mendekat ke arahnya. “Sini, sayang. Duduk, paha saya jadi singgahsana kamu mulai sekarang.”***
Tadi, Jungkook pikir Taehyung akan membuka celana dalamnya juga.
Tapi sepertinya, Tuannya itu punya ide lain di kepalanya. Celana dalam usang miliknya dibiarkan tetap di tempatnya, hanya disingkap kesamping saat Taehyung ingin menyentuhnya lebih dalam.Badan Jungkook membusur ke depan saat Taehyung menjepit
tonjolan kecil di tengah-tengah pipi liang senggamanya. Pria itu mencubitnya gemas, sedikit menarik dan menamparnya pelan. Membuat si cantik di pangkuannya gemetar karena sensasi yang ditimbulkan.“T-tuan—mhhh hiks.” Jungkook tidak tahu sejak kapan air matanya mulai turun basahi pipinya. Yang dia ingat, perutnya terasa tidak nyaman. Ada sesuatu yang hendak keluar, terasa seperti ingin buat air kecil. Tapi takut sang Tuan akan marah karenanya.
“Jadi anak baik buat saya. Saya tidak suka boneka yang banyak melanggar perintah.” Setelah menyelesaikan kalimatnya, Taehyung menarik Jungkook untuk bangun.
***
“Ssst, diam lacur. Kamu tidak mau kan ada yang datang dan melihat
kita? Pemuda penjual jamu, duduk di atas pangkuan tuannya dengan kondisi telanjang. Saya mungkin bisa beralasan kalau kamu yang lebih dulu menggoda saya, dengan membuka celana kamu demi uang. Atau, kamu memang sengaja, biar orang lain bisa bergabung menyentuh badan perawan mu?”Jungkook menggeleng dengan dua jari yang tersumpal di dalam bibir
kecilnya. Air liur mengalir hingga ke dagunya, bergabung dengan air mata yang sudah lebih ada di sana.
Pemuda itu, masih cukup waras untuk paham tentang resiko mereka tertangkap. Kain panjang yang menutupi pintu, yang tepat berada di depan mereka—sama sekali tidak cukup membantu melindungi aksi keduanya.Gerakan pinggangnya makin cepat. Desahan lirih dan putus-putus
Jungkook serta geraman tertahan Taehyung bersahut-sahutan di ruangan sempit saksi bisu aksi tak senonoh keduanya.[]
Full ada di Lynk di profil, 10k words, 53 halaman iclude cover. Xoxo
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby girl Jungkook
FanficWelcome to Bbygirlgguk's spicy world Hanya berisi 🔞 bottom | boypvssy Jungkook dengan berbagai macam genre. Tolong perhatikan tag(s) sebelum membaca. Kindly stay away if you don't like it.