3.

1.4K 158 16
                                    

|||

Sudah pukul 7 malam dia baru kembali, jennie baru saja masuk kedalam rumah dan wajahnya cukup pucat, dari mana kau nini bahkan sampai saat ini kau tidak membalas pesanku hanya membacanya, bagus sekali sepenting apa urusanmu kali ini.

Aku kembali duduk diranjang masih dengan macbook dan beberapa berkas, akhir-akhir ini aku beberapa kali terpaksa membawa pekerjaanku ke rumah, meskipun jennie protes dengan apa yang aku lakukan tapi ini urusan penting aku tidak suka jika ada pekerjaan yang terbengkalai disetiap harinya, sebenarnya ini salahku karena kami sudah sepakat sebelumnya, tidak ada pekerjaan kantor yang dibawa kerumah, karena dirumah waktu kami untuk keluarga, kedua anakku khususnya.

Dan dia masuk dengan santainya, memberikan senyuman tanpa ingin aku membalasnya, dengan cepat aku memalingkan pandangan kembali pada macbook dihadapanku.

Seperti biasa hal pertama yang akan dia lakukan adalah langsung masuk kedalam kamar mandi membersihkan dirinya sebelum dia menciumku tepat dikedua pipiku.

10 menit untuk mandi, 10 menit untuk skincare routine dan barulah dia datang padaku, mengecup pipi dan bibirku tanpa berkata apapun, aku tidak membalasnya kurasa dia menyadari jika aku sedang kesal padanya.

"Darimana ?"

Dia belum menjawabnya, kini berjalan kesamping ranjang membuka nakas tempat dimana biasanya obat tersimpan, sudah kuduga maagmu kambuh karena kau tidak memakan makan siangmu dengan benar.

"Aku bertanya kau dari mana tadi siang ? Kau tidak ada dikantormu ?"

"Aku memiliki sedikit urusan honey, maka dari itu aku keluar sebentar"

"Dengan terburu-buru, berapa kilometer kau mengemudikan mobilmu melesat tepat dihadapanku ?"

Aku bisa melihat gerakannya terhenti seketika melalui sudut mataku, kau tidak ingin jujur padaku jennie.

"Ada client mendadak meminta bertemu"

"Sepenting apa clientmu hingga kau menggemudikan mobil sekencang itu, sepenting apa clientmu hingga kau melupakan makanmu, bukankah sudah kukatakan untuk diam dikantor dan habiskan makanmu, sekarang kau mencari obatmu, perutmu sakit lagi, ulu hatimu perih itu yang kau rasakan sekarang ? Maka rasakan karena obatnya habis"

"Aku ke kantor polisi jihoon menabrak seseorang mereka menggugatnya namun aku sudah menyelesaikannya. Bisakah bertanya lebih lembut ? Maaf aku lupa tidak mengabarimu"

Harus sedikit lebih keras baru kau bisa menjabarkan semuanya, sudah kukatakan untuk tidak menutupi apapun dariku hal sekecil apapun tapi seringkali dia melanggarnya.

"Tadi kau mengatakan client sekarang jihoon beralasan saja terus"

"Setelah mengantar jihoon pulang aku langsung menemui clinet honey, please jangan sekarang aku sedang tidak ingin berdebat, aku sangat lelah lisa"

"Hanya itu saja ? Bahkan hingga pukul 7 malam kau hanya membaca pesanku, tidak membalas satupun"

"Lisa please aku lelah, ya perutku sakit saat ini dan perih, aku butuh obat dan makanan bukan perdebatan bisakah tahan sebentar marahmu, aku sudah menjelaskan dan berkata jujur, aku mengurus adikku setelah itu bertemu client, perbincangan kami cukup alot maka dari itu aku baru kembali, masih tidak percaya padaku ?!"

Dia pergi begitu saja kembali meraih kunci mobil tanpa mantel ataupun jaket, dia pasti akan keluar membeli obatnya, aku sudah membelinya tidak mungkin aku melupakan obatmu, aku selalu memeriksa kebutuhanmu, aku hanya kesal jennie.

"Jennie tunggu"

Dia tidak mendengarkanku, berlari kecil menuruni tangga bahkan saat aku menahan tangannya dia menepis dengan kasar, baiklah ini salahku mungkin benar dia lelah dan sedang merasakan sakit diperutnya, seharusnya aku yang mengalah. Dan semua karena jihoon, dia mengurus adiknya disela membagi tugasnya untuk pekerjaan, aku membuat kesalahan.

Tentang Paris Dan Piana JENLISA  GxGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang