Huh, tidak terasa sebentar lagi puasa. Aku lumayan sibuk karena promosi kak Adrea benar-benar ampuh, makin banyak yang memesan dagangan ku. Aku sekarang sudah terbiasa membuat ratusan porsi sandwich. Meski ibuku kadang masih membantu ku, kak Adrea juga, kadang-kadang dia datang untuk membantu ku, padahal saat itu dia juga sedang menyiapkan ujian nya.
Untung dari dagangan ku lumayan, meski tidak banyak tetapi sekarang aku sudah ada tabungan sendiri. Masih ada waktu setahun lagi untuk ku mengumpulkan uang, Aku ingin bisa membantu ayahku mencari uang untuk keperluan kuliah ku nanti walaupun tidak banyak, tetapi setidaknya itu bisa mengurangi sedikit beban ayahku.
Ngomongin kak Adrea sebentar lagi dia lulus, huh! Aku jadi tidak bisa melihatnya setiap hari. Ku dengar ujian nya memang telah selesai semua, tinggal menunggu waktu perpisahan saja.
Bakalan kangen liat kak Adrea pakai seragam jurusan nya nih!.
Ting nung
Aku langsung ke depan setelah mendengar suara bell pintu. Setelah ku buka, ternyata itu kak Adrea. Baru saja di omongin sudah muncul orang nya, biasanya panjang umur nih kalo kata orang tua.
Aku mempersilahkan nya masuk.
Aku sudah tidak terkejut lagi dengan ke datangan kak Adrea, dia memang suka sekali tiba-tiba datang dengan alasan ingin membantu ku membuat sandwich.
Aku dan kak Adrea memang lebih sering bertemu sekarang. Namun, untuk hubungan tidak ada kemajuan masih seperti ini saja sebatas kakak dan adik kelas. Tidak apa-apa aku tidak akan menyerah.
Kak Adrea duduk di ruang tamu sementara aku ke dapur untuk membuatkan minuman.
Aku tidak tahu apa tujuan pasti kak Adrea ke sini. Yang pasti tidak untuk membantu ku membuat sandwich, karena memang sekarang aku membuka PO di hari-hari tertentu saja. Itu kulakukan agar aku tidak terlalu kelelahan. Karena kalau terlalu lelah aku suka tidak fokus belajar.
"Ada apa, kak?" tanya ku, setelah itu aku meletakkan minuman yang sudah ku buat lalu duduk di depan kak Adrea.
"Aku mau ngundang, nanti sabtu datang ke acara perpisahan ku ya?" ucap kak Adrea.
"Memang boleh ngundang orang luar?" tanya ku lagi.
"Kebetulan tahun ini, bebas mau ngajak siapa saja. Mau ngajak se-rt juga boleh kalau nggak malu," ujar kak Adrea sambil tertawa kecil, "lagian kamu juga bukan orang luar. Kamu salah satu orang terdekat aku dan juga bagian Family AB." Sambung nya.
Haduh, jadi aku udah di anggap orang deket ni? Meski bukan satu-satunya aku tetap senang dan merasa sudah jadi orang yang spesial buat kak Adrea hehe.
Aku tersenyum, tersentuh juga kak Adrea mau mengundang ku di salah satu acara penting nya. "Iya, aku pasti bakal datang." Jawab ku.
Tidak mungkin aku tidak dateng kak Adrea sudah mengundang sendiri begini.
"Nanti ku jemput, kita datang nya barengan sama mama-papa ku juga."
Perkataan yang benar-benar membuatku senang dan takut sekaligus.
Senang karena bisa kumpul bersama keluarga kak Adrea.
Tapi juga takut mengganggu family time mereka.
"Sama orang tua kak Adrea? Nanti aku ganggu lagi."
"Nggak lah, Mama ku pasti suka karena jadi ada temen ngobrol nya. Mau kan?" tanya kak Adrea sekali lagi, tidak lupa mengeluarkan senyum nya.
Kak Adrea sepertinya tahu kelemahan ku. Senyum kak Adrea itu seperti menghipnotis ku. kepalaku suka tiba-tiba mengangguk saja kalau kak Adrea sudah bertanya dengan di sertai senyuman nya.
"I--iya, Kak."
Kak Adrea kembali tersenyum setelah mendapatkan jawaban dari ku. Lalu dia meminum minuman yang tadi ku buatkan untuk nya.
**
Acaranya dua hari lagi tetapi aku sudah sibuk ingin memakai pakaian apa.
Rasanya semua pakaian yang ku punya tidak ada yang cocok untuk dipakai ke acara itu. Dan sudah terlihat jelek juga.
Aku kembali mengambil ponsel ku yang tadinya ku banting ke kasur. Lalu segera membuka aplikasi WhatsApp untuk memberi kak Adrea kabar bahwa aku tidak jadi datang ke acaranya.
Aku membanting tubuh ku ke kasur, kesal sendiri dengan keputusan ku. Mau bagaimana lagi. Rasanya aku malu datang ke sana dengan baju yang ku miliki.
Apa aku membeli pakaian baru dengan uang hasil jualan ku saja?
Aaa, pusing!!.
Aku menghentak-hentakkan kaki serta tubuh ku, ke kasur. Gerakan nya tidak karuan sudah seperti orang kesurupan yang di bacakan doa.
Ting...nung...
Paketttt.
Aku mendengar nya dari kamar ku. Aku keluar untuk mengambilnya.
"Atas nama ,Sasha?" tanya Abang kurirnya.
Aku mengangguk otomatis. tetapi seingat ku aku tidak sedang memesan apa pun.
Biasanya Anna yang suka memesan paket atas nama ku. Tetapi, sekarang tidak mungkin karena Anna sudah pulang ke rumahnya. Ya Anna tidak di sini sampai akhir tahun, dia bohong! Bisa-bisa nya aku percaya.
"Saya foto ya mbak sebagai bukti sudah di terima," ucap kurirnya setelah itu langsung memotret ku, wajah ku pasti aneh, tidak heran lagi!.
Aku membawa paket nya masuk karena aku juga tidak perlu membayar lagi. Aku tidak langsung membukanya karena pikir ku mungkin ada tetangga ku yang salah memasukan alamat. Namun, setelah ku periksa nama serta alamat nya, sama persis dengan alamat rumahku.
Aku menggaruk kepalaku karena bingung.
Drtt...drtt...
Ponselku tiba-tiba berdering, mengagetkan saja.
Kak Adrea menelepon, mengapa?
"Aku tadi liat pemberitahuan, paket kamu udah dateng kan?"
"Jadi, ini punya kak Adrea?"
"Bukan, itu punya kamu. maaf ya kalau ukurannya kurang pas, itu aku ngira-ngira aja, semoga kamu suka!"
Aku belum menjawab perkataan kak Adrea tetapi dia sudah mematikan telepon nya.
Aku langsung membuka paket nya setelah itu. Aku cukup kaget setelah melihat isinya, sebuah dress! Berwarna cokelat muda, kembali mengingatkan ku dengan insiden jaket itu.
Kak Adrea sepertinya benar-benar suka warna cokelat.
-ssomeone 🪐
AB:anak bangsa (nama sekolah mereka)
KAMU SEDANG MEMBACA
About Me And Adrea
Teen FictionBlurb Menyukai seseorang karena tampang nya mungkin sudah menjadi hal yang biasa. Tapi, pernah tidak kalian jatuh hati pada seseorang karena mendengar suara indah nya? Entah karena mendengar dia bernyanyi ataupun ketika dia melantunkan ayat-ayat suc...