7. Kak Adrea ke mana?

20 18 2
                                    

Akhirnya senin tiba.

Biasanya aku benci senin tetapi kali ini tidak. Aku suka senin, aku suka sekolah, aku suka liat kak Adrea hehe. Baru satu hari tidak bertemu kak Adrea rasanya seperti sudah berhari-hari.

Aku membenarkan dasi dan topi ku, bersiap untuk mengikuti upacara rutin. Mataku tidak henti-hentinya bergerak, melihat ke sana kemari tetapi belum juga menemukan sosok yang ingin kulihat. Aku menghentikan aktivitas ku sejenak, dan fokus untuk mengikuti upacara pengibaran bendera pagi ini.

Setelah upacara selesai, baru aku melanjutkan aktivitas ku mencari kak Adrea. Bukan hanya sekadar ingin melihatnya, aku juga ingin mengembalikan jaket kak Adrea yang masih ada padaku. Jaketnya sudah ku cuci, ku seterika tidak lupa juga menyeprotkan parfum agar wangi seperti saat kak Adrea meminjamkan kepadaku. Cukup sudah dua hari jaket itu menginap, waktunya aku kembalikan dia ke pemilik aslinya.

Aku belum menemukan kak Adrea, saat jam istirahat pun dia tidak kelihatan, mungkin kak Adrea tidak keluar kelas? Atau aku saja yang tidak melihatnya?.

Saat pulang sekolah, aku menunggu kak Adrea selama beberapa menit di depan gerbang sekolah, tetapi kak Adrea tak kunjung keluar, jika saja aku ada kontaknya pasti sudah ku hubungin. Bahkan saat Anna sudah datang menjemput ku pun, aku masih menunggu kak Adrea sampai Anna protes, "Masih lama nggak, Sha? Ku tinggal juga ni kamu," ucap Anna yang masih duduk di atas motor.

"Mana si kak Adrea. Apa nggak sekolah ya," ucapku pelan, aku tidak tahu jika Anna masih bisa mendengar perkataan ku.

"Bener tuh, mungkin nggak sekolah. Udah yu pulang, besok saja kembali in nya," pinta Anna.

Kasian juga Anna sudah menunggu ku lama. Pasti Anna juga harus mengerjakan tugas sekolah nya.

Aku menuruti kata Anna.

Ke esok kan harinya masih sama, aku belum melihat kak Adrea. ke mana ya dia, apa kak Adrea benar-benar sakit? Aku jadi khawatir. Ingin bertanya ke teman sekelas nya tetapi aku tidak mengenal mereka dan sebaliknya, mereka juga tidak mengenalku.

Setiap aku berjalan menyusuri lorong sekolah mata ku tak henti-hentinya mencari keberadaan kak Adrea tetapi kak Adrea belum kelihatan juga. Mana sih dia. Memberanikan diri saja kali ya nanya sama temen kelas nya, haruskah? Ah, aku tidak bisa!. Jiwa introvert ku terlalu dominan.

Ke esok kan harinya juga tetap sama, aku belum bisa menemukan kak Adrea. Aku ingin cepat bertemu kak Adrea agar bisa mengembalikan jaketnya.

Tidak, itu bohong!.

Lebih tepatnya aku ingin melihat kak Adrea karena aku merindukan senyum manisnya. Sepertinya saat aku berkata agar 'kak Adrea tidak senyum di hadapan ku sehari saja' waktu itu didengar Tuhan. tetapi masalahnya ini sudah lebih dari satu hari. Aku rindu kak Adrea!.

Aku pernah sekali melihat ke kelas nya, saat jam istirahat dan kelasnya kosong, bodoh ya? Iya memang sengaja, aku cuman mau memastikan dengan melihat tas kak Adrea saja, kalau tas nya ada berarti dia masuk, kalau tidak ada ya berarti tidak masuk. 

**

Aku membanting kan tubuh ku  ke kasur. "Lemes banget, Sha. belum makan?" tanya Anna yang kulihat masih fokus pada laptopnya.

Aku mengambil guling yang berada tidak jauh dari ku, memeluk nya lesu."Makan udah, dua piring malahan. Ini lemes karena nggak ketemu kak Adrea."

"Belum bertemu juga?"

Aku menggeleng.

memang begini ya kalau orang lagi jatuh cinta?

Huh, kak Adrea ini benar-benar, pake pelet apa sih dia. Sampai-sampai aku kepikiran dia terus, sementara di sana dia belum tentu seperti ini. Menyebalkan sekali!.

Mau nonton oppa-oppa juga jadi tidak mood.

Aku membuka ponsel ku, masih dalam posisi berbaring. Membuka aplikasi Instagram dan mulai mengetikkan nama kak Adrea di kolom pencarian. Mencoba mencari akun Instagram nya, kali saja dia mengupload sesuatu di sana, lumayan mengobati rasa rindu ku padanya.

5 sampai 10 akun ber- username Adrea telah kulihat, tetapi nihil itu bukan Adrea yang ku cari.

Ah!, aku baru ingat.

Saat pak Rizal menyuruhku mengembalikan ponsel kak Adrea, kan pak Rizal sempat ingin memfollow akun Instagram nya lewat ponsel kak Adrea, tetapi ponsel kak Adrea tidak ada aplikasi nya. begini ni kebanyakan mikirin kak Adrea sampai lupa dengan hal lain.

Kalau Instagram saja tidak ada, apalagi Facebook sudah pasti tidak ada. memang paling benar minta nomor WhatsApp si ini.

"Aaaa Anna aku kangen kak Adrea!!"ucap ku tiba-tiba, lalu bangun dari kasur dan menggoyangkan tubuh Anna yang masih fokus pada laptopnya.

Anna mendorong tubuhku hingga terguling kembali. "Ih!, Ganggu aja!."

"Pantes saja Tuhan jarang kasih kamu perasaan cinta, ternyata kalau udah jatuh cinta bisa bulol alias bucin tolol. Belum jadian aja udah begini apalagi udah jadian," sambung Anna.

"Eh, ngomongin jadian, masih jauh nggak sih haha, deket saja belum bagaimana mau jadian haha," kata nya lagi, mau marah banget rasanya, tetapi yang di katakan Anna benar semua.

Tetapi, tetep saja aku kesel. Jadi, aku kembali mengganggu Anna, menggoyang-goyangkan tubuh nya, menutup laptopnya, setelah itu meninggalkan nya sendirian di kamar, tidak lupa mengunci pintu agar dia tidak bisa mengejar ku haha.

Malam tiba.

Aku dan Anna sedang membantu ibuku memasak untuk makan malam kami. Aku sedang menggoreng ayam dan Anna kini sedang memasak sayur Asem, sementara itu Ibuku kini sedang membuat sambalnya.

Setelah selesai kami langsung memakannya, tidak lupa juga mengajak ayahku, tentu saja.

Eum, sambal buatan ibuku memang juara, tidak hanya pedas saja, manis, asam nya sangat pas. Nanti kapan-kapan aku bagi resep nya hihi.

-ssomeone 🪐






About Me And AdreaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang