10

48 6 0
                                    

"aku selalu menantikan hari dimana aku bisa bersamamu namun takdir tidak menginginkan seperti itu"












"Itu Alvan?" Nathan sedikit terkejut melihat foto tersebut.

Hatinya terasa sesak, fikirannya kosong, ia tidak ingin berfikir yang aneh aneh namun saat ini ia ingin sekali berteriak dan menangis.

"Al, perut gue sakit, gue ke toilet dulu ya..." Ucap Nathan lalu pergi meninggalkan Alya.

Nathan terduduk di kursi dalam toilet, air matanya mengalir begitu saja, hatinya terasa sangat sesak namun ia tidak bisa bersuara. Nathan menangis sembari menggigit tangannya agar tidak ada seseorangpun yang mendengar suaranya.

"Cantik banget cewek Lo van" terdengar beberapa orang tengah berbincang di depan toilet.

"Kalau ga cantik sih bukan cewek gue..." Suara itu terdengar seperti suara Alvan. Tanpa pikir panjang, Nathan segera keluar dengan mata yang merah dan benar saja itu adalah Alvan dan teman temannya.

Nathan menatap Alvan marah, kecewa, sedih, dan langsung pergi berlari meninggalkan toilet. Ia sudah tidak peduli apa yang orang lain katakan tentangnya. Nathan menaiki taxi lalu pulang dan segera menenangkan dirinya.




* * *

Alya menelfon Nathan berkali kali namun tidak ada balasan, ia masih bingung apakah yang di foto itu benar benar Alvan ataukah bukan. Ketika Alya sedang berpikir tiba tiba orang yang ia pikirkan lewat di hadapannya. Alyapun segera berlari menghadang orang tersebut.

"ALVAN!!" teriak Alya, membuat sang empu menoleh.

"Gue? Kenapa?" Tanyanya heran.

"Iya anjir, Lo beneran punya pacar?" Tanya Alya dengan wajah serius.

"Iya, kenapa? Kok Lo mau tau banget hidup gue?" Tanya Alvan heran.

"Dia suka elo kali" teriak teman teman di belakang Alvan.

"Lo ga inget gue siapakah?" Tanya Alya.

"Engga, emang kita pernah kenal ya?"

Pertanyaan Alvan membuat Alya sedikit bingung, apakah ia kembaran Alvan atau memang Alvan namun lupa ingatan?


















* * *














Mata Nathan sudah sangat bengkak, ia sudah menangis berjam jam. Hatinya masih terasa begitu sakit namun matanya tak lagi mampu meneteskan air mata.

 Hatinya masih terasa begitu sakit namun matanya tak lagi mampu meneteskan air mata

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nathan memperhatikan foto Alvan yang ia ambil beberapa tahun silam. Wajah yang selalu ia rindukan, namun mengapa saat ini perasaannya sangat hancur?

"Apa kamu udah ngelupain aku, Van?"

"Kenapa Van?..."

Nathan merasa dirinya sudah seperti orang gila, namun kesedihannya belum ia curahkan sepenuhnya, ia pun tertidur setelah lelah menangis terus menerus.








Bersambung~~~~


Sorry telat update, sorry juga kalau ceritanya bikin kalian bosen, terimakasih untuk yang sudah support❤️

who?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang